26.1 C
Jakarta
12 Desember 2024, 4:04 AM WIB

Fenomena Gunung Es Itu Bernama Lansia (3-Bersambung)

Karena Peduli, Dua Minggu Sekali bagi Sembako

Pertengahan Juni lalu, wartawan Jawa Pos Radar Bali I WAYAN WIDYANTARA bersama Yayasan Aku For Bali menuju pelosok di Karangasem. Tepatnya di daerah Bebandem. Tujuannya, untuk membagikan sembako bersama Tim Yayasan Aku For Bali. Yayasan ini memang rutin saban dua minggu bagi-bagi sembako bagi lansia.

I Wayan Widyantara/ Candra Gupta

“Dulu berawal dari organisasi gerakan berbagi pangan bersama kelompok lain. Kemudian kami berkembang dan menjadi sebuah yayasan,” kata Satya Wibhawa, Pembina Yayasan Aku For Bali pada Selasa (28/6).

 

Tidak di bidang pangan, Yayasan Aku For Bali juga kini berkembang untuk mengurus di bidang kesehatan dan pendidikan. “Namun sekarang kami sedang fokuskan pada lansia yang secara ekonomi tergolong tidak mampu dan hidup sendiri,” imbuh dia.

 

Mengapa membantu lansia? “Karena kami melihat lansia seperti orang tua kita sendiri yang perlu dirawat sebagaimana dulu kita saat kecil dirawat oleh orang tua kita,” jawabnya.

 

Untuk membantu para lansia, Yayasan Aku For Bali tidak memiliki syarat khusus. Yang terpenting pada dasarnya hanya memang lansia dari ekonomi tidak mampu, atau memang sebatang kara. Nah, persoalan ini yang sering terlihat di lapangan, di mana pun Yayasan ini berbagi. Baik di daerah Karangasem, Buleleng maupun Tabanan.

 

Persoalan di lapangan, dikatakan Satya, banyak menemukan lansia dengan kondisi sudah sakit tanpa perawatan ataupun tinggal di dalam rumah yang tidak layak huni. “Terkadang masih memiliki keluarga namun karena mungkin juga anaknya tidak mampu dalam kondisi ekonomi yang baik juga. Akhirnya, lansia tersebut kesannya hidup sendiri untuj bertahan hidup,” duganya. Pihaknya berharap pemerintah di Bali bisa gotong royong untuk menangani dan membantu para lansia. (*)






Reporter: I Wayan Widyantara

Pertengahan Juni lalu, wartawan Jawa Pos Radar Bali I WAYAN WIDYANTARA bersama Yayasan Aku For Bali menuju pelosok di Karangasem. Tepatnya di daerah Bebandem. Tujuannya, untuk membagikan sembako bersama Tim Yayasan Aku For Bali. Yayasan ini memang rutin saban dua minggu bagi-bagi sembako bagi lansia.

I Wayan Widyantara/ Candra Gupta

“Dulu berawal dari organisasi gerakan berbagi pangan bersama kelompok lain. Kemudian kami berkembang dan menjadi sebuah yayasan,” kata Satya Wibhawa, Pembina Yayasan Aku For Bali pada Selasa (28/6).

 

Tidak di bidang pangan, Yayasan Aku For Bali juga kini berkembang untuk mengurus di bidang kesehatan dan pendidikan. “Namun sekarang kami sedang fokuskan pada lansia yang secara ekonomi tergolong tidak mampu dan hidup sendiri,” imbuh dia.

 

Mengapa membantu lansia? “Karena kami melihat lansia seperti orang tua kita sendiri yang perlu dirawat sebagaimana dulu kita saat kecil dirawat oleh orang tua kita,” jawabnya.

 

Untuk membantu para lansia, Yayasan Aku For Bali tidak memiliki syarat khusus. Yang terpenting pada dasarnya hanya memang lansia dari ekonomi tidak mampu, atau memang sebatang kara. Nah, persoalan ini yang sering terlihat di lapangan, di mana pun Yayasan ini berbagi. Baik di daerah Karangasem, Buleleng maupun Tabanan.

 

Persoalan di lapangan, dikatakan Satya, banyak menemukan lansia dengan kondisi sudah sakit tanpa perawatan ataupun tinggal di dalam rumah yang tidak layak huni. “Terkadang masih memiliki keluarga namun karena mungkin juga anaknya tidak mampu dalam kondisi ekonomi yang baik juga. Akhirnya, lansia tersebut kesannya hidup sendiri untuj bertahan hidup,” duganya. Pihaknya berharap pemerintah di Bali bisa gotong royong untuk menangani dan membantu para lansia. (*)






Reporter: I Wayan Widyantara

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/