31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:34 AM WIB

Cerita Raden Rara Istiasti Wulandari, Pawang Hujan Di Mandalika (3)

Menjadi pawang hujan bisa menjadikan profesi yang menjanjikan namun harus dikerjakan dengan hati yang bersih.

 

I WAYAN WIDYANTARA, Denpasar

 

Selama dua puluh satu hari, Rara, pawang hujan yang viral di jagat media sosial ini menjaga keberlangsungan cuaca saat acara hajatan balap motor atau MotoGP di Mandalika, Lombok, NTB.

 

Informasi Rara mendapatkan upah senilai tiga digit pun beredar. Namun, apa benar? Dalam penelusuran radarbali.id, biaya untuk mengundang atau meminta bantuan ke Rara memang ada kontrak kerjanya.

 

Dalam sebuah wawancara di acara On The Spot sekitar tiga tahun lalu, Rara sempat menyatakan harga untuk mengundang dirinya. Harga yang ditawarkan pun tergantung acara dan siapa yang mengundang.

 

“Ada kontrak kerja, tanggal berapa dan ada DP. Acara nikahan itu Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Acara Menteri ke atas Rp 10 juta dan acara kampanye Rp 5 juta perhari,” ungkap Rara.

 

Profesi sebagai pawang hujan tentu bukan hal yang mudah. Rara yang sudah kerap diundang oleh sejumlah orang penting di Indonesia ini pun mengaku pernah gagal. Salah satunya saat acara piala AFC saat pertemuan Indonesia VS Jepang. 

 

Ia mengaku gagal karena saat itu sedang datang bulan. Namun persentase keberhasilannya pun diakuinya cukup tinggi. Namun ia tak mau bersombong hati. Sebab, baginya, resiko terbesar sebagai pawang hujan adalah terkena petir.

 

Dalam Instragram miliknya, yakni @rara_cahayatarotindigo itu, ia menulis caption kalau salah satu Petinggi Elite kepolisian Lombok menanyakan ke Rara, bahwa kendala saat jadi pawang hujan itu apa? Rara pun menjawabnya, kendalanya diri sendiri harus bisa rendah hati. Mau mengontrol diri sendiri agar bisa Happy 

dan menyelaraskan doa dan energy frequency spiritual Happy.

 

“ Baik di darat maupun di udara. Rendah hati bagaimana menciptakan harmonisasi saat event, baik untuk yang punya acara dengan berbagai macam karakteristik dari pimpinan tertinggi sampai tukang sampah. Baik aparat keamanan semua lapisan kepangkatan, baik tim Basarnas, tim medis, baik para hewan dan tumbuhan, baik orang umum disekitar event. Disisi lain harus memperkenalkan metode tata cara doa pawang hujan dengan kedisiplinan waktu,” demikian Rara. (Habis)

 

Menjadi pawang hujan bisa menjadikan profesi yang menjanjikan namun harus dikerjakan dengan hati yang bersih.

 

I WAYAN WIDYANTARA, Denpasar

 

Selama dua puluh satu hari, Rara, pawang hujan yang viral di jagat media sosial ini menjaga keberlangsungan cuaca saat acara hajatan balap motor atau MotoGP di Mandalika, Lombok, NTB.

 

Informasi Rara mendapatkan upah senilai tiga digit pun beredar. Namun, apa benar? Dalam penelusuran radarbali.id, biaya untuk mengundang atau meminta bantuan ke Rara memang ada kontrak kerjanya.

 

Dalam sebuah wawancara di acara On The Spot sekitar tiga tahun lalu, Rara sempat menyatakan harga untuk mengundang dirinya. Harga yang ditawarkan pun tergantung acara dan siapa yang mengundang.

 

“Ada kontrak kerja, tanggal berapa dan ada DP. Acara nikahan itu Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Acara Menteri ke atas Rp 10 juta dan acara kampanye Rp 5 juta perhari,” ungkap Rara.

 

Profesi sebagai pawang hujan tentu bukan hal yang mudah. Rara yang sudah kerap diundang oleh sejumlah orang penting di Indonesia ini pun mengaku pernah gagal. Salah satunya saat acara piala AFC saat pertemuan Indonesia VS Jepang. 

 

Ia mengaku gagal karena saat itu sedang datang bulan. Namun persentase keberhasilannya pun diakuinya cukup tinggi. Namun ia tak mau bersombong hati. Sebab, baginya, resiko terbesar sebagai pawang hujan adalah terkena petir.

 

Dalam Instragram miliknya, yakni @rara_cahayatarotindigo itu, ia menulis caption kalau salah satu Petinggi Elite kepolisian Lombok menanyakan ke Rara, bahwa kendala saat jadi pawang hujan itu apa? Rara pun menjawabnya, kendalanya diri sendiri harus bisa rendah hati. Mau mengontrol diri sendiri agar bisa Happy 

dan menyelaraskan doa dan energy frequency spiritual Happy.

 

“ Baik di darat maupun di udara. Rendah hati bagaimana menciptakan harmonisasi saat event, baik untuk yang punya acara dengan berbagai macam karakteristik dari pimpinan tertinggi sampai tukang sampah. Baik aparat keamanan semua lapisan kepangkatan, baik tim Basarnas, tim medis, baik para hewan dan tumbuhan, baik orang umum disekitar event. Disisi lain harus memperkenalkan metode tata cara doa pawang hujan dengan kedisiplinan waktu,” demikian Rara. (Habis)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/