Objek wisata Goa Jepang di Kecamatan Banjarangkan merupakan saksi bisu penjajahan Jepang di Kabupaten Klungkung. Meski sebagai salah satu destinasi wisata, goa yang dibuat era penjajahan jepang itu ternyata menyimpan cerita-cerita mistis dan kerap dikunjungi wisatawan pecinta horor.
Dewa Ayu Pitri Arisanti/Candra Gupta
BENDESA Pakraman Banjarangkan Anak Agung Gede Dharma Putra menuturkan ada dua versi cerita yang berkembang terkait keberadaan Goa Jepang di Banjarangkan. Di mana tetua dahulu mengatakan bila Goa Jepang dibangun oleh masyarakat sebagai tempat perlindungan saat terjadi zaman penjajahan.
Di sisi lain ada cerita yang berkembang bila Goa Jepang dibangun oleh penjajah Jepang dengan masyarakat setempat sebagai pekerjanya atau dengan sistem kerja paksa atau kerja rodi. “Sejarah secara pastinya kami kurang tahu, tapi informasi dari tetua yang sempat merasakan era penjajahan Jepang mengatakan seperti itu,” katanya.
Versi Goa Jepang sebagai tempat berlindung masyarakat itu bisa ada, lantaran penjajah jepang sempat menyusun skenario agar bisa menguasai hasil panen warga yang dibawa dari Kecamatan Dawan menuju Banjarangkan.
Di mana berdasarkan penuturan tetua dulu, diungkapkannya bahwa penjajah Jepang sempat menghentikan perjalanan masyarakat yang membawa hasil panen dari Kecamatan Dawan menuju Banjarangkan. Dengan dalih ingin melindungi dari peristiwa yang terjadi di Banjarangkan, masyarakat yang membawa hasil panen diminta berlindung di dalam goa. “Sedangkan hasil panennya dibawa oleh penjajah,” terangnya.
Tidak hanya sebagai saksi bisu sejarah Klungkung saat di jajah Jepang, menurut Kelian Adat Banjar Koripan Kangin, Anak Agung Gede Oka Mertha, Goa Jepang juga menyimpan peristiwa-peristiwa mistis. Goa Jepang diyakini dihuni oleh sosok makhluk gaib, di antaranya kerap ditemukan anak-anak di areal goa, bahkan sempat muncul sosok pria misterius menggunakan topi dari kukusan. “Beberapa orang sempat melihat sosok itu,” ungkapnya.
Pernah terjadi pula pengendara sepeda motor tiba-tiba merasa laju kendaraannya cukup berat saat melintas di Goa Jepang. Yang mana ternyata ada sosok makhluk duduk di dudukan pembonceng. Setelah lewat goa, beban kendaraan kembali ringan. “Itu sebabnya para pengendara biasanya akan membunyikan klakson saat melintas di Goa Jepang,” jelasnya.
Pihaknya memperkirakan sosok gaib yang sempat dijumpai warga adalah penunggu pura yang berada di sekitar Goa Jepang. Sebab Goa Jepang dikelilingi oleh pura. Yakni di bagian atas goa ada, Pura Puseh Sukaluwih, di sisi utara ada Pura Masayu, kemudian di bawahnya ada sebuah sumber mata air dan pelinggih. Biasanya air itu juga digunakan saat ada prosesi upacara yadnya, termasuk melukat. “Karena dikeliling Palinggih, mungkin saja sesuai keyakinan sosok gaib yang sempat dijumpai warga unen-unen (penunggu) di sana,” katanya. (bersambung)