31 C
Jakarta
19 April 2024, 11:55 AM WIB

Duka Warga yang Rumahnya Roboh: Dihuni Sejak Lahir, Kini Tak Tahu Tinggal di Mana

Tiga kepala keluarga (KK) rumahnya ambles akibat tanah tergerus aliran sungai  dan posisi tempat tinggal di bantaran sungai. Hujan yang terus mengguyur  berakibat rumah mereka ambrol. 

NI KADEK NOVI FEBRIANI, Denpasar

RAUT lega masih terlihat seusai kejadian. Dia masih tetap bersyukur, masih selamat.  “Alhamdulilah, saya tidak kenapa-napa,” begitulah kalimat yang terus diucapkan Buryati.

Dia tampak masih syok. Sedih. Sejenak dia  tertegun melihat rumah yang dia tempat sejak lahir  hancur. Tempat dagangannya juga pecah. Ia hanya bisa menyelamatkan barang daganganya.

foto :ni kadek novi febriani

Rumah dan sekaligus mata pencahariannya juga hancur. Buryati mengaku sebelum rumahnya roboh, ada pemasangan ledeng  di depan rumahnya.  Setelah itu di luar dugaan mendadak terjadi keretakan.” Yang jelas dari kakek dan nenek saya ya memang sudah tinggal  rumah ini,” ucapnya saat ditemui Jawa Pos Radar Bali (27/10/2022).

Dia tidak tahu akan tinggal sementara, kemungkinan mengungsi di rumah tetangga.  Sebelum peristiwa, tetangga depan, yakni Bambang melakukan pengeboran di jalan untuk membuat saluran pipa dengan menggunakan mesin bor jalan.

SYOK : Buryati tak menyangka terjadi tanah longsor. (foto : ni kadek novi febriani)

Nah, dampaknya saat itu, dinding rumah  yang tepat di sebelah Utara  mengalami keretakan dan semakin besar. “Getaran itu dari kemarin. Saya sampaikan ke saudara. saya keluarkan semua saudara-saudara saya. Tidak lama baru keluar rumah sudah jatuh,” ucapnya.

Dengan mata sembab, Buryati  mengambil satu per satu snack yang berserakan.  Setelah menyelamatkan barang-barang dagangannya. Ia hanya bisa bersandar di tembok sembari menatap petugas memasang garis pembatas.

Buryati mengatakan bahwa barang -barang elektroniknya hancur. Seperti kulkas dan mesin cuci. Tidak ada yang bisa diselamatkan lagi.  “Kulkas dan mesin cuci saya sudah rusak,” ujarnya.

foto : adrian suwanto/radar bali

Sementara, itu Siti Mariam yang rumahnya  juga hancur  berharap secepatnya  rumah yang hancur dapat ditarik alat berat. Hal itu dikarenakan Siti ingin menyelamatkan barang-barangnya yang tertimpa runtuhan bangunan. “Kalau bisa tarik biar bisa menyelamatkan barang-barang,” ujarnya.

Di sisi lain, warga setempat dengan gerak cepat menempatkan kotak donasi untuk diberikan  kepada keluarga yang rumahnya roboh. Ada sekitar dua kotak ditempatkan di sekitar TKP. Tidak hanya itu, sebetulnya kemarin juga perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Anak-anak keliling  kampung membawa atribut dan miniatur masjid dan juga mereka membawa telur. Rute pawai terpaksa diubah, hanya terpusat sebelah Utara saja. Sebelah Selatan ditutup dan dilarang melintas usai tiga rumah ambrol.  [*]

 

Tiga kepala keluarga (KK) rumahnya ambles akibat tanah tergerus aliran sungai  dan posisi tempat tinggal di bantaran sungai. Hujan yang terus mengguyur  berakibat rumah mereka ambrol. 

NI KADEK NOVI FEBRIANI, Denpasar

RAUT lega masih terlihat seusai kejadian. Dia masih tetap bersyukur, masih selamat.  “Alhamdulilah, saya tidak kenapa-napa,” begitulah kalimat yang terus diucapkan Buryati.

Dia tampak masih syok. Sedih. Sejenak dia  tertegun melihat rumah yang dia tempat sejak lahir  hancur. Tempat dagangannya juga pecah. Ia hanya bisa menyelamatkan barang daganganya.

foto :ni kadek novi febriani

Rumah dan sekaligus mata pencahariannya juga hancur. Buryati mengaku sebelum rumahnya roboh, ada pemasangan ledeng  di depan rumahnya.  Setelah itu di luar dugaan mendadak terjadi keretakan.” Yang jelas dari kakek dan nenek saya ya memang sudah tinggal  rumah ini,” ucapnya saat ditemui Jawa Pos Radar Bali (27/10/2022).

Dia tidak tahu akan tinggal sementara, kemungkinan mengungsi di rumah tetangga.  Sebelum peristiwa, tetangga depan, yakni Bambang melakukan pengeboran di jalan untuk membuat saluran pipa dengan menggunakan mesin bor jalan.

SYOK : Buryati tak menyangka terjadi tanah longsor. (foto : ni kadek novi febriani)

Nah, dampaknya saat itu, dinding rumah  yang tepat di sebelah Utara  mengalami keretakan dan semakin besar. “Getaran itu dari kemarin. Saya sampaikan ke saudara. saya keluarkan semua saudara-saudara saya. Tidak lama baru keluar rumah sudah jatuh,” ucapnya.

Dengan mata sembab, Buryati  mengambil satu per satu snack yang berserakan.  Setelah menyelamatkan barang-barang dagangannya. Ia hanya bisa bersandar di tembok sembari menatap petugas memasang garis pembatas.

Buryati mengatakan bahwa barang -barang elektroniknya hancur. Seperti kulkas dan mesin cuci. Tidak ada yang bisa diselamatkan lagi.  “Kulkas dan mesin cuci saya sudah rusak,” ujarnya.

foto : adrian suwanto/radar bali

Sementara, itu Siti Mariam yang rumahnya  juga hancur  berharap secepatnya  rumah yang hancur dapat ditarik alat berat. Hal itu dikarenakan Siti ingin menyelamatkan barang-barangnya yang tertimpa runtuhan bangunan. “Kalau bisa tarik biar bisa menyelamatkan barang-barang,” ujarnya.

Di sisi lain, warga setempat dengan gerak cepat menempatkan kotak donasi untuk diberikan  kepada keluarga yang rumahnya roboh. Ada sekitar dua kotak ditempatkan di sekitar TKP. Tidak hanya itu, sebetulnya kemarin juga perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Anak-anak keliling  kampung membawa atribut dan miniatur masjid dan juga mereka membawa telur. Rute pawai terpaksa diubah, hanya terpusat sebelah Utara saja. Sebelah Selatan ditutup dan dilarang melintas usai tiga rumah ambrol.  [*]

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/