27.8 C
Jakarta
20 September 2024, 3:33 AM WIB

Melihat Persiapan Jelang Lomba Gerak Jalan 45 Kilometer di Buleleng

Suporter Dilarang Pakai Knalpot Brong, Bila Melanggar Kena Sanksi

Panitia Lomba Gerak Jalan 45 Kilometer mulai mematangkan persiapan jelang pelaksanaan lomba tersebut. Peserta lomba dan ofisial regu, diingatkan agar menjaga ketertiban selama lomba berlangsung.

Eka Prasetya, Buleleng

 

LOMBA gerak jalan 45 kilometer tinggal menghitung hari. Lomba ini menjadi lomba yang paling bergengsi selama peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah dua tahun tak hadir gegara pandemi,tahun ini lomba tersebut kembali dilaksanakan.’

 

Hingga kini tercatat ada 31 regu yang ikut ambil bagian dalam lomba tersebut. Mulai dari siswa SMA, kelompok pemuda, hingga instansi perkantoran juga ikut serta.

 

Merujuk perlombaan pada tahun-tahun sebelumnya, panitia kerap kewalahan mengendalikan suporter regu gerak jalan. Saking bergengsinya, suporter tetap mengiringi regu mereka sepanjang perlombaan. Mulai dari dini hari hingga keesokan paginya. Mereka biasanya membawa bendera hingga pengeras suara untuk mendukung tim.

 

Sayangnya tingkah suporter kerap tak terkendali. Ada suporter yang melanggar lalu lintas. Seperti tak mengenakan helm dan mengendarai motor dengan knalpot brong. Bahkan ada pula yang usil mengganggu regu lain.

 

Tahun ini panitia menetapkan regulasi yang lebih tegas. Regu dan ofisial yang tak bisa mengendalikan suporternya akan dikenakan sanksi pengurangan poin.

 

Ketua Panitia Lomba Gerak Jalan, Putu Nova A. Putra mengungkapkan, panitia telah menetapkan sejumlah aturan dalam lomba. Panitia melarang pengawalan dengan kendaraan pada barisan regu.

 

“Kami juga dengan tegas mengingatkan kembali kepada seluruh peserta soal kendaraan knalpot brong yang dikendarai suporter. Apalagi suporter yang bersangkutan sampai mengganggu barisan lain. Kalau suporternya berulah, maka yang kena sanksi regu yang bersangkutan,” kata Nova usai technical meeting di GOR Bhuana Patra, Jumat kemarin (29/7).

 

Nova mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian. Nantinya setiap regu akan dikawal oleh seorang personel kepolisian. Personel tersebut juga bertugas sebagai juri. Tatkala terjadi pelanggaran, maka juri langsung melakukan pengurangan nilai.’

 

Sementara itu salah seorang ofisial tim, Ketut Sudiada mengatakan pihaknya siap mendukung ketentuan dan regulasi yang ditetapkan panitia. Guru pada SMAN 1 Busungbiu itu mengungkapkan, regulasi tersebut diyakini akan membuat lomba lebih tertib. “Nanti sama-sama menjaga juga. Kami akan sampaikan juga supaya suporter bisa memberikan dukungan dengan tertib, tanpa harus merugikan tim,” ujar Sudiada. (*)

Panitia Lomba Gerak Jalan 45 Kilometer mulai mematangkan persiapan jelang pelaksanaan lomba tersebut. Peserta lomba dan ofisial regu, diingatkan agar menjaga ketertiban selama lomba berlangsung.

Eka Prasetya, Buleleng

 

LOMBA gerak jalan 45 kilometer tinggal menghitung hari. Lomba ini menjadi lomba yang paling bergengsi selama peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah dua tahun tak hadir gegara pandemi,tahun ini lomba tersebut kembali dilaksanakan.’

 

Hingga kini tercatat ada 31 regu yang ikut ambil bagian dalam lomba tersebut. Mulai dari siswa SMA, kelompok pemuda, hingga instansi perkantoran juga ikut serta.

 

Merujuk perlombaan pada tahun-tahun sebelumnya, panitia kerap kewalahan mengendalikan suporter regu gerak jalan. Saking bergengsinya, suporter tetap mengiringi regu mereka sepanjang perlombaan. Mulai dari dini hari hingga keesokan paginya. Mereka biasanya membawa bendera hingga pengeras suara untuk mendukung tim.

 

Sayangnya tingkah suporter kerap tak terkendali. Ada suporter yang melanggar lalu lintas. Seperti tak mengenakan helm dan mengendarai motor dengan knalpot brong. Bahkan ada pula yang usil mengganggu regu lain.

 

Tahun ini panitia menetapkan regulasi yang lebih tegas. Regu dan ofisial yang tak bisa mengendalikan suporternya akan dikenakan sanksi pengurangan poin.

 

Ketua Panitia Lomba Gerak Jalan, Putu Nova A. Putra mengungkapkan, panitia telah menetapkan sejumlah aturan dalam lomba. Panitia melarang pengawalan dengan kendaraan pada barisan regu.

 

“Kami juga dengan tegas mengingatkan kembali kepada seluruh peserta soal kendaraan knalpot brong yang dikendarai suporter. Apalagi suporter yang bersangkutan sampai mengganggu barisan lain. Kalau suporternya berulah, maka yang kena sanksi regu yang bersangkutan,” kata Nova usai technical meeting di GOR Bhuana Patra, Jumat kemarin (29/7).

 

Nova mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian. Nantinya setiap regu akan dikawal oleh seorang personel kepolisian. Personel tersebut juga bertugas sebagai juri. Tatkala terjadi pelanggaran, maka juri langsung melakukan pengurangan nilai.’

 

Sementara itu salah seorang ofisial tim, Ketut Sudiada mengatakan pihaknya siap mendukung ketentuan dan regulasi yang ditetapkan panitia. Guru pada SMAN 1 Busungbiu itu mengungkapkan, regulasi tersebut diyakini akan membuat lomba lebih tertib. “Nanti sama-sama menjaga juga. Kami akan sampaikan juga supaya suporter bisa memberikan dukungan dengan tertib, tanpa harus merugikan tim,” ujar Sudiada. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/