25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:21 AM WIB

Pecahkan Kasus Besar, Kombes Andi Promosi Jadi Irwasda Polda Sulsel

DENPASAR – Dua tahun menjabat sebagai Direktur Reskrimum Polda Bali, Kombes Andi Fairan mendapatkan promosi jabatan baru.

Dia mendapatkan jabatan baru sebagai Irwasda Polda Sulawesi Selatan. Sementara posisinya sebagai Direktur Reskrimum Polda Bali

kini ditempati oleh Kombes Didi Rahmawan yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Narkoba Polda Sulawesi Tenggara.

Jabatan baru yang didapatkan oleh Kombes Andi Fairan sendiri tidak terlepas dari kerja kerasnya selama menjabat sebagi Direktur Reskrimum Polda Bali.

Dia telah banyak memecahkan sekumlah kasus besar selama di Bali. Mulai dari kasus premanisme, pungli hingga sejumlah kasus mafia tanah di Bali.

Baginya semua yang dilakukannya selama berada di Bali merupakan bentuk pengabdian sebagai anggota Polri. 

“Sebagai anggota polri, saya melaksanakan tugas pokok sebagai penegak hukum, memelihara keamanan dan ketertiban di tengah masyarkat,” kata alumnus

Akademi Polisi (Akpol) tahun 1990, dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tahun 2000 saat diwawancarai RadarBali.id, Sabtu (2/5) siang.

Beberapa kasus fenomenal yang dituntaskan oleh pria kelahiran Sulawesi Selatan ini sempat menjadi perhatian publik luas. 

Salah satunya adalah penangkapan terhadap mantan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta terkait penipuan.

Kemudian juga mantan Ketua Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit terkait penipuan izin pengembangan proyek Pelabuhan Benoa.

Beberapa mafia tanah yang kerap beraksi dengan kerugian besar bagi masyarakat Bali juga dijebloskan ke dalam penjara oleh oleh pria kelahiran 24 September 1967 tersebut. 

Selain itu, Bali sebagai daerah wisata dunia juga rentan dengan kejahatan trans internasional. Terutama kejahatan skimming.

Mungkin tidak terhitung sudah berapa banyak pelaku kejahatan skimming yang rata-rata WNA yang telah dijebloskan ke dalam penjara oleh perwira dengan melati tiga di pundak ini.

Barang buktinya pun berupa uang yang banyak. Hingga miliaran rupiah.  “Kalau skimming itu biasanya korbannya

kebanyakan WNA yang berlibur ke Bali. Para pelaku mencuri data para korban melalui mesin ATM,” tambah Kombes Andi Fairan.

Dengan membongkar banyak kasus besar selama di Bali, Kombes Fairan mengaku bersyukur dengan semua hasil kerja dan pengabdiannya kepada pulau Bali.

Dia pun tidak lupa mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah mendukung kerjanya selama di Bali. 

“Terimakasih juga kepada masyarakat Bali. Jika ada tutur kata saya yang salah selama di Bali, saya mohon maaf,” tandasnya.

DENPASAR – Dua tahun menjabat sebagai Direktur Reskrimum Polda Bali, Kombes Andi Fairan mendapatkan promosi jabatan baru.

Dia mendapatkan jabatan baru sebagai Irwasda Polda Sulawesi Selatan. Sementara posisinya sebagai Direktur Reskrimum Polda Bali

kini ditempati oleh Kombes Didi Rahmawan yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Narkoba Polda Sulawesi Tenggara.

Jabatan baru yang didapatkan oleh Kombes Andi Fairan sendiri tidak terlepas dari kerja kerasnya selama menjabat sebagi Direktur Reskrimum Polda Bali.

Dia telah banyak memecahkan sekumlah kasus besar selama di Bali. Mulai dari kasus premanisme, pungli hingga sejumlah kasus mafia tanah di Bali.

Baginya semua yang dilakukannya selama berada di Bali merupakan bentuk pengabdian sebagai anggota Polri. 

“Sebagai anggota polri, saya melaksanakan tugas pokok sebagai penegak hukum, memelihara keamanan dan ketertiban di tengah masyarkat,” kata alumnus

Akademi Polisi (Akpol) tahun 1990, dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tahun 2000 saat diwawancarai RadarBali.id, Sabtu (2/5) siang.

Beberapa kasus fenomenal yang dituntaskan oleh pria kelahiran Sulawesi Selatan ini sempat menjadi perhatian publik luas. 

Salah satunya adalah penangkapan terhadap mantan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta terkait penipuan.

Kemudian juga mantan Ketua Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit terkait penipuan izin pengembangan proyek Pelabuhan Benoa.

Beberapa mafia tanah yang kerap beraksi dengan kerugian besar bagi masyarakat Bali juga dijebloskan ke dalam penjara oleh oleh pria kelahiran 24 September 1967 tersebut. 

Selain itu, Bali sebagai daerah wisata dunia juga rentan dengan kejahatan trans internasional. Terutama kejahatan skimming.

Mungkin tidak terhitung sudah berapa banyak pelaku kejahatan skimming yang rata-rata WNA yang telah dijebloskan ke dalam penjara oleh perwira dengan melati tiga di pundak ini.

Barang buktinya pun berupa uang yang banyak. Hingga miliaran rupiah.  “Kalau skimming itu biasanya korbannya

kebanyakan WNA yang berlibur ke Bali. Para pelaku mencuri data para korban melalui mesin ATM,” tambah Kombes Andi Fairan.

Dengan membongkar banyak kasus besar selama di Bali, Kombes Fairan mengaku bersyukur dengan semua hasil kerja dan pengabdiannya kepada pulau Bali.

Dia pun tidak lupa mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah mendukung kerjanya selama di Bali. 

“Terimakasih juga kepada masyarakat Bali. Jika ada tutur kata saya yang salah selama di Bali, saya mohon maaf,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/