34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:28 PM WIB

Ditikam Didepan Anak-anak, Ini Kronologis Satpam Ditusuk Hingga Tewas

SUKASADA – Aksi pembunuhan yang menimpa Ikram Tauhid, 37, seorang security warga Lingkungan Pesalakan, Desa Tuban (sebelumnya ditulis Kelurahan Banyuasri), dipicu masalah sepele.

Ikram Tauhid dibunuh pelaku lantaran aksi saling salip saat melintas di Jalan Raya Singaraja – Denpasar, Minggu (3/3) malam pukul 22.00.

Yang menyedihkan, aksi pembunuhan itu disaksikan tiga orang anak keponakan tersangka Nyoman Tri Antika Subandi Awantara alias Gunik, 33, warga Desa Panji.

Menurut informasi, insiden itu terjadi sekitar pukul 22.00 Minggu malam. Peristiwa bermula saat korban Ikram Tauhid melaju dari arah Singaraja menuju Denpasar menggunakan sepeda motor DK 8662 UQ.

Korban yang diketahui bekerja di Bayan Tree Resort Ungasan tersebut, beriringan dengan rekannya, Welky Lens Ussa, 39, warga Jalan Surapati, yang mengemudikan sepeda motor berbeda.

Saat melints di KM 14 Jalan Raya Singaraja-Denpasar, mereka kemudian berpapasan dengan mobil DK 1994 QB yang juga melaju dari arah Singaraja menuju Denpasar.

Mobil itu dikemudikan Gede Sueca Mustika Putra, 40, warga Desa Panji, bersama adiknya, tersangka Nyoman Tri Antika Subandi Awantara alias Gunik, 33, warga Desa Panji.

Saat itu Sueca juga mengajak istrinya dan tiga orang anaknya. Semula mobil DK 1994 QB menyalip korban dan rekannya. Tak berapa lama, korban dan rekannya kembali menyalip mobil tersebut.

Korban dan rekannya disebut sempat mengemudikan sepeda motor zig-zag, sehingga menghalangi mobil. Mobil kemudian kembali menyalip korban dan rekannya.

Aksi salip menyalip itu terjadi beberapa kali. Hingga akhirnya penumpang mobil geram. Nyoman Subandi Awantara alias Gunik sempat berteriak menggertak korban dan rekannya itu sambil mengacungkan pisau.

Aksi salip menyalip pun berhenti. Di KM 17, tepatnya di depan Warung Raja Banjar Dinas Wirabuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada.

Pengemudi mobil pun menepikan kendaraannya untuk beristirahat. Tak disangka, korban dan rekannya pun ikut menepi.

Saat itu rekan korban, Lens Ussa disebut langsung mendatangi pengemudi mobil Suece Mustika dan berusaha merebut kunci mobil.

Mustika pun berusaha menghalangi tindakan itu. Mustika disebut sempat mendapat bogem mentah dari Lensa Ussa di bagian wajah.

Tahu kakaknya dihantam, Gunik pun turun dari mobil dan berusaha melerai. Saat itu korban berusaha menghalangi Gunik. Gunik pun terlibat baku hantam dengan korban.

Gunik sempat menghunuskan pisau temutik (belati) hingga akhirnya menusukkan pisau di dada kanan korban, hingga korban jatuh terjerembab.

Setelah menusuk korban, Gunik melarikan diri ke arah Singaraja dan menyerahkan diri ke Mapolsek Sukasada.

Kapolsek Sukasada Kompol Nyoman Landung mengatakan, korban diduga meninggal di tempat kejadian. Korban kemudian dibawa ke Ruang Jenazah RSUD Buleleng untuk pemeriksaan luar.

Selanjutnya jenazah korban dibawa ke RS Sanglah guna menjalani otopsi. “Ada luka tusuk di dada kanan korban.

Di tempat kejadian juga kami temukan beberapa barang bukti. Seperti pisau yang digunakan untuk membunuh, termasuk kartu identitas korban,” kata Landung.

SUKASADA – Aksi pembunuhan yang menimpa Ikram Tauhid, 37, seorang security warga Lingkungan Pesalakan, Desa Tuban (sebelumnya ditulis Kelurahan Banyuasri), dipicu masalah sepele.

Ikram Tauhid dibunuh pelaku lantaran aksi saling salip saat melintas di Jalan Raya Singaraja – Denpasar, Minggu (3/3) malam pukul 22.00.

Yang menyedihkan, aksi pembunuhan itu disaksikan tiga orang anak keponakan tersangka Nyoman Tri Antika Subandi Awantara alias Gunik, 33, warga Desa Panji.

Menurut informasi, insiden itu terjadi sekitar pukul 22.00 Minggu malam. Peristiwa bermula saat korban Ikram Tauhid melaju dari arah Singaraja menuju Denpasar menggunakan sepeda motor DK 8662 UQ.

Korban yang diketahui bekerja di Bayan Tree Resort Ungasan tersebut, beriringan dengan rekannya, Welky Lens Ussa, 39, warga Jalan Surapati, yang mengemudikan sepeda motor berbeda.

Saat melints di KM 14 Jalan Raya Singaraja-Denpasar, mereka kemudian berpapasan dengan mobil DK 1994 QB yang juga melaju dari arah Singaraja menuju Denpasar.

Mobil itu dikemudikan Gede Sueca Mustika Putra, 40, warga Desa Panji, bersama adiknya, tersangka Nyoman Tri Antika Subandi Awantara alias Gunik, 33, warga Desa Panji.

Saat itu Sueca juga mengajak istrinya dan tiga orang anaknya. Semula mobil DK 1994 QB menyalip korban dan rekannya. Tak berapa lama, korban dan rekannya kembali menyalip mobil tersebut.

Korban dan rekannya disebut sempat mengemudikan sepeda motor zig-zag, sehingga menghalangi mobil. Mobil kemudian kembali menyalip korban dan rekannya.

Aksi salip menyalip itu terjadi beberapa kali. Hingga akhirnya penumpang mobil geram. Nyoman Subandi Awantara alias Gunik sempat berteriak menggertak korban dan rekannya itu sambil mengacungkan pisau.

Aksi salip menyalip pun berhenti. Di KM 17, tepatnya di depan Warung Raja Banjar Dinas Wirabuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada.

Pengemudi mobil pun menepikan kendaraannya untuk beristirahat. Tak disangka, korban dan rekannya pun ikut menepi.

Saat itu rekan korban, Lens Ussa disebut langsung mendatangi pengemudi mobil Suece Mustika dan berusaha merebut kunci mobil.

Mustika pun berusaha menghalangi tindakan itu. Mustika disebut sempat mendapat bogem mentah dari Lensa Ussa di bagian wajah.

Tahu kakaknya dihantam, Gunik pun turun dari mobil dan berusaha melerai. Saat itu korban berusaha menghalangi Gunik. Gunik pun terlibat baku hantam dengan korban.

Gunik sempat menghunuskan pisau temutik (belati) hingga akhirnya menusukkan pisau di dada kanan korban, hingga korban jatuh terjerembab.

Setelah menusuk korban, Gunik melarikan diri ke arah Singaraja dan menyerahkan diri ke Mapolsek Sukasada.

Kapolsek Sukasada Kompol Nyoman Landung mengatakan, korban diduga meninggal di tempat kejadian. Korban kemudian dibawa ke Ruang Jenazah RSUD Buleleng untuk pemeriksaan luar.

Selanjutnya jenazah korban dibawa ke RS Sanglah guna menjalani otopsi. “Ada luka tusuk di dada kanan korban.

Di tempat kejadian juga kami temukan beberapa barang bukti. Seperti pisau yang digunakan untuk membunuh, termasuk kartu identitas korban,” kata Landung.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/