26.9 C
Jakarta
27 April 2024, 1:04 AM WIB

DUH GUSTI! Cekcok dengan Suami, Emak-emak di Banjar Tewas Bunuh Diri

BANJAR – Seorang ibu rumah tangga (IRT) warga Dusun Munduk, Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng nekat mengakhiri hidupnya dengan tragis.

Dayu Ketut Handayani nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Peristiwa memilukan itu terjadi Senin kemarin (4/5). Kejadian ini sontak membuat geger warga sekitar.

Emak-emak berusia setengah abad ini nekat mengakhiri hidupnya di tiang penyangga plafon rumah. Kematian almarhumah pertama kali diketahui kedua anaknya Ida Bagus Andiana alias Gus Iwa, 23, dan Dayu Putu Jelita, 14.

Kala itu kedua anaknya hendak mencari ibunya ke dalam kamar. Beberapa kali keduanya memanggil ibunya, karena pintu kamar dalam kondisi terkunci.

Namun, almarhumah tak menjawab. Kondisi itu membuat keduanya penasaran. Keduanya lantas mencoba masuk melalui jendela kamar.

Baru dibuka jendela kamar kedua terbelalak melihat ibunya dalam keadaan tidak bernyawa dengan posisi tergantung di tiang penyangga plafon.

Keduanya akhirnya meminta pertolongan kepada tetangga sekitar agar ibunya dapat diturunkan dan dibawa ke Puskemas terdekat untuk mendapat pertolongan.

Sayangnya nyawa almahumah tidak bisa diselamatkan karena terlanjur meninggal dunia. Kapolsek Banjar AKP Agus Dwi Wirawan membenarkan peristiwa gantung diri yang menimpa korban.

Dari hasil olah TKP di lapangan dan pemeriksaan secara medis di Puskesmas terhadap korban Dayu Ketut Handayani, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuhnya.

“Hanya saja ditemukan tanda bekas luka jeratan dibagian leher. Kemudian pada alat kelamin korban keluar cairan kencing,” ungkap AKP Agus Dwi.

Berdasar keterangan saksi dan keluarga, sebelum nekat mengakhiri hidupnya, korban sempat bertengkar hebat dengan suaminya Ida Bagus Kade Wibawa.

Kemudian suami korban meninggalkan korban untuk pergi berjaga di Posko Gotong Royong Penanganan Covid-19 di desa.

“Atas kejadian ini pihak keluarga tidak melanjutkan kasus ini. Pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi dan merelakan kematiannya karena dianggap sebagai musibah,” pungkasnya.

BANJAR – Seorang ibu rumah tangga (IRT) warga Dusun Munduk, Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng nekat mengakhiri hidupnya dengan tragis.

Dayu Ketut Handayani nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Peristiwa memilukan itu terjadi Senin kemarin (4/5). Kejadian ini sontak membuat geger warga sekitar.

Emak-emak berusia setengah abad ini nekat mengakhiri hidupnya di tiang penyangga plafon rumah. Kematian almarhumah pertama kali diketahui kedua anaknya Ida Bagus Andiana alias Gus Iwa, 23, dan Dayu Putu Jelita, 14.

Kala itu kedua anaknya hendak mencari ibunya ke dalam kamar. Beberapa kali keduanya memanggil ibunya, karena pintu kamar dalam kondisi terkunci.

Namun, almarhumah tak menjawab. Kondisi itu membuat keduanya penasaran. Keduanya lantas mencoba masuk melalui jendela kamar.

Baru dibuka jendela kamar kedua terbelalak melihat ibunya dalam keadaan tidak bernyawa dengan posisi tergantung di tiang penyangga plafon.

Keduanya akhirnya meminta pertolongan kepada tetangga sekitar agar ibunya dapat diturunkan dan dibawa ke Puskemas terdekat untuk mendapat pertolongan.

Sayangnya nyawa almahumah tidak bisa diselamatkan karena terlanjur meninggal dunia. Kapolsek Banjar AKP Agus Dwi Wirawan membenarkan peristiwa gantung diri yang menimpa korban.

Dari hasil olah TKP di lapangan dan pemeriksaan secara medis di Puskesmas terhadap korban Dayu Ketut Handayani, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuhnya.

“Hanya saja ditemukan tanda bekas luka jeratan dibagian leher. Kemudian pada alat kelamin korban keluar cairan kencing,” ungkap AKP Agus Dwi.

Berdasar keterangan saksi dan keluarga, sebelum nekat mengakhiri hidupnya, korban sempat bertengkar hebat dengan suaminya Ida Bagus Kade Wibawa.

Kemudian suami korban meninggalkan korban untuk pergi berjaga di Posko Gotong Royong Penanganan Covid-19 di desa.

“Atas kejadian ini pihak keluarga tidak melanjutkan kasus ini. Pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi dan merelakan kematiannya karena dianggap sebagai musibah,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/