RadarBali.com – Hanya ada satu kata untuk melukiskan penggerebakan narkoba di rumah wakil ketua DPRD Bali Jero Gede Komang Swastika alias Jero Jangol: menyedihkan.
Betapa tidak, sebagai seorang balian plus politisi, Jero Jangol masih nekat main-main dengan urusan narkoba. Sesuatu yang dilarang oleh Negara.
Yang menyedihkan, dari hasil penyelidikan polisi, rumah tersebut menjadi sarang transaksi dan pesta narkoba sejak lama.
Polisi sendiri melakukan investigasi kasus ini cukup lama. Beberapa kali dilakukan investigasi, ternyata tidak ada barang bukti di TKP.
Bisa jadi, gagalnya investigasi saat itu karena para pelaku memantau pergerakan polisi melalui belasan kamera CCTV yang dipasang di seluruh penjuru rumah.
Baik di depan, samping hingga belakang. Karena itu, berbekal penangkapan dan pengembangan terhadap Gede Juniantara, 21, akhirnya Satnatkoba Polresta Denpasar berhasil masuk dan menangkap puluhan saksi, 9 di antaranya tersangka.
Sayang, wakil rakyat yang terjaring dalam sweeping BNNP dan urinenya dinyatakan positif itu berhasil kabur.
Ketiga DPO diduga kabur melalui jendela kamar yang kerap digunakan untuk menjamu tamu spesial atau tamu khusus untuk pesta narkoba.
Menurut Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo, kuat dugaan para DPO turun ke lantai dasar menggunakan tali.
Hal itu dikuatkan oleh keterangan saksi dan CCTV bahwa sebelum di gerebek para DPO ini ada di dalam rumah dan tidak keluar ke mana-mana.
“Ya, di sana ada belasan CCTV. 6 kamar terletak di lantai satu itu punya layar monitor CCTV. Jika berada di dalam 6 kamar yang selalu digunakan untuk pesta sabu,
maka terlihat dari monitor yang ada di masing-masing kamar terkait situasi di halaman rumah, dari pintu masuk hingga belakang, dan samping rumah,” beber Kapolresta Kombes Hadi Purnomo.
Kenapa ketiga DPO berhasil kabur? Menurut Kombes Hadi, saat dilakukan penggerebekan, situasi terlihat gaduh karena banyak orang di TKP.
Memanfaatkan situasi chaos, para pelaku kemudian berusaha kabur. “Di kamar khusus milik Jero Jangol kita temukan 7 paket sabu dan senjata airshoft gun,” bebernya.
“Kuat dugaan, sang kakak yang sudah tahu ada polisi masuk, berlari dan membangunkan Jero Jangol dan istrinya. Mereka kemudian masuk ke kamar khusus
lalu memantau penggerebekan melalui CCTV. Setelah itu pintu di kunci dan mereka kabur menggunakan tali itu,” jelas Kombes Hadi.
Usai melakukan penggerebekan dan mengamankan puluhan orang yang ada di TKP, Kombes Hadi Purnomo langsung melapor ke Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose.
“Saya juga melaporkan bahwa rumahnya dikelilingi CCTV. Setelah Kapolda mengetahui alat bukti yang kami miliki cukup, bahkan lebih dari cukup, akhirnya dikeluarkan surat DPO
dan dibentuk tim khusus gabungan dari Polresta, Polda Bali, dan Satgas Counter Transnational Organized Crime (CTOC) Polda Bali untuk memburu pelaku,” paparnya