28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:21 PM WIB

Duh Teganya, Nunggu Suami Sidang, Dompet Sutiasih Dicuri Pengunjung

DENPASAR – Keamanan di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar patut dipertanyakan. Ini setelah kemarin (11/7) sore pukul 16.00 seorang pengungjung sidang bernama Ni Luh Sutiasih kemalingan.

Perempuan 34 tahun yang sedang menunggu suaminya keluar ruang tahanan untuk disidang itu awalnya duduk di bale bengong yang ada di depan ruang tahanan.

Saat lengah itulah dompet berisi uang Rp 1,2 juta dan surat-surat penting raib. Pencurinya ternyata adalah sesama pengunjung sidang.

Pencurinya adalah seorang ibu-ibu berinisial NM, 34. Lucunya, perempuan asal Malang, Jawa Timur, itu juga sedang menunggu suaminya giliran masuk ruang sidang.

Namun, aksi pencurian yang dilakukan NM terlihat sudah terencana dan terorganisir. Sebab, sesaat setelah berhasil mengambil dompet milik Sutiasih, NM langsung memberikan dompet tersebut kepada seorang temannya.

Beruntung aksi panjang tangan NM itu terekam CCTV, sehingga pelaku bisa diamankan petugas kepolisian yang mengawal tahanan.

“Saat itu korban tidak memperhatikan tasnya, pekau (NM) mengambil dompet tersebut. Terus pelaku berputar-putar mengelilingi pengadilan mencari temannya

untuk diberikan dompet tersebut. Dalam rekaman itu sudah jelas pelakunya,” ungkap salah seorang petugas keamanan PN Denpasar sambil menunjukkan rekaman CCTV.

Ironisnya, meski sudah terlihat jelas di kamera pengintai, NM berusaha berkelit. Saat diinterogasi polisi, tentara, dan sekuriti PN Denpasar, NM mengaku tidak mengambil dompet Sutiasih.

Namun, setelah petugas mempertemukan NM dengan suaminya yang menjadi terdakwa kasus narkoba di ruang tahanan, barulah NM mengakui perbuatannya.

Rupanya suami NM memberi nasihat pada NM agar mengaku. Tujuannya agar tidak dilaporkan polisi dan tidak sama-sama meringkuk dalam penjara.

Namun, NM sudah terlanjur memberikan dompet tersebut kepada temannya yang pergi sesaat setelah kejadian.

“Saya sudah mengaku kalau saya yang ngambil dompet itu. Tapi sekarang dompetnya dibawa teman saya,” imbuhnya.

Sementara itu, Sutiasih yang ditemui terpisah terlihat sedih. “Saya baru ambil gaji. Uang itu rencananya untuk bayar kos dan mau kasih suami saya yang sedang ditahan (dalam lapas),” ujar Sutiasih.

Perempuan yang tinggal di Jalan Soputan, Denpasar Barat, itu mengaku tidak akan melaporkan pencurian ini jika pelaku mau mengembalikan dompetnya yang dicuri.

Sebab di dalam dompet tersebut berisi uang Rp 1,2 juta dan surat-suat seperti KTP dan lainnya. Sutiasih mengaku uang tersebut sangat berarti.

“Apalagi saya harus menghidupi empat anak dan bayi yang ada dalam kandungan. Suami saya ada di dalam penjara. Saya cuma minta uang saya dikembalikan,” ujar Sutiasih dengan nada sedih.

Petugas tak tinggal diam. NM diminta memanggil temannya untuk datang mengembalikan dompet tersebut. Tapi, NM terus berkelit.

NM berdalih kasihan dengan temannya yang tidak tahu menahu soal pencurian ini. NM sempat menelepon temannya yang disebut berinisial IR.

Namun IR tak kunjung datang. Walhasill, NM dibawa ke Polsek Denpasar Barat.

DENPASAR – Keamanan di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar patut dipertanyakan. Ini setelah kemarin (11/7) sore pukul 16.00 seorang pengungjung sidang bernama Ni Luh Sutiasih kemalingan.

Perempuan 34 tahun yang sedang menunggu suaminya keluar ruang tahanan untuk disidang itu awalnya duduk di bale bengong yang ada di depan ruang tahanan.

Saat lengah itulah dompet berisi uang Rp 1,2 juta dan surat-surat penting raib. Pencurinya ternyata adalah sesama pengunjung sidang.

Pencurinya adalah seorang ibu-ibu berinisial NM, 34. Lucunya, perempuan asal Malang, Jawa Timur, itu juga sedang menunggu suaminya giliran masuk ruang sidang.

Namun, aksi pencurian yang dilakukan NM terlihat sudah terencana dan terorganisir. Sebab, sesaat setelah berhasil mengambil dompet milik Sutiasih, NM langsung memberikan dompet tersebut kepada seorang temannya.

Beruntung aksi panjang tangan NM itu terekam CCTV, sehingga pelaku bisa diamankan petugas kepolisian yang mengawal tahanan.

“Saat itu korban tidak memperhatikan tasnya, pekau (NM) mengambil dompet tersebut. Terus pelaku berputar-putar mengelilingi pengadilan mencari temannya

untuk diberikan dompet tersebut. Dalam rekaman itu sudah jelas pelakunya,” ungkap salah seorang petugas keamanan PN Denpasar sambil menunjukkan rekaman CCTV.

Ironisnya, meski sudah terlihat jelas di kamera pengintai, NM berusaha berkelit. Saat diinterogasi polisi, tentara, dan sekuriti PN Denpasar, NM mengaku tidak mengambil dompet Sutiasih.

Namun, setelah petugas mempertemukan NM dengan suaminya yang menjadi terdakwa kasus narkoba di ruang tahanan, barulah NM mengakui perbuatannya.

Rupanya suami NM memberi nasihat pada NM agar mengaku. Tujuannya agar tidak dilaporkan polisi dan tidak sama-sama meringkuk dalam penjara.

Namun, NM sudah terlanjur memberikan dompet tersebut kepada temannya yang pergi sesaat setelah kejadian.

“Saya sudah mengaku kalau saya yang ngambil dompet itu. Tapi sekarang dompetnya dibawa teman saya,” imbuhnya.

Sementara itu, Sutiasih yang ditemui terpisah terlihat sedih. “Saya baru ambil gaji. Uang itu rencananya untuk bayar kos dan mau kasih suami saya yang sedang ditahan (dalam lapas),” ujar Sutiasih.

Perempuan yang tinggal di Jalan Soputan, Denpasar Barat, itu mengaku tidak akan melaporkan pencurian ini jika pelaku mau mengembalikan dompetnya yang dicuri.

Sebab di dalam dompet tersebut berisi uang Rp 1,2 juta dan surat-suat seperti KTP dan lainnya. Sutiasih mengaku uang tersebut sangat berarti.

“Apalagi saya harus menghidupi empat anak dan bayi yang ada dalam kandungan. Suami saya ada di dalam penjara. Saya cuma minta uang saya dikembalikan,” ujar Sutiasih dengan nada sedih.

Petugas tak tinggal diam. NM diminta memanggil temannya untuk datang mengembalikan dompet tersebut. Tapi, NM terus berkelit.

NM berdalih kasihan dengan temannya yang tidak tahu menahu soal pencurian ini. NM sempat menelepon temannya yang disebut berinisial IR.

Namun IR tak kunjung datang. Walhasill, NM dibawa ke Polsek Denpasar Barat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/