32.4 C
Jakarta
12 September 2024, 16:18 PM WIB

BADAH! Ngaku Anak Jenderal, Briptu RCEN Mewek Didepan Penyidik Propam

DENPASAR – Rupanya tidak ada kapoknya Briptu RCEN melakukan aksi kejahatan dengan mencatut nama kepolisian.

Belum tuntas penyidik Propam membongkar kasus mobil bodong yang melibatkan dirinya, lagi-lagi bintara asal Medan, Sumatera Utara ini terlibat

kasus pemerasan dan pengancaman terhadap seorang pekerja seks komersil (PSK) yang membuka layanan booking order (BO) di aplikasi MiChat berinisial Mis, 21.

Hal inilah yang membuat penyidik Propam Polda Bali jengah dan memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan untuk membongkar kasus-kasus pidana yang pernah dilakukannya.

Yang menarik, terus dibawah tekanan, mental Briptu RCEN langsung down. Seperti video yang diperoleh Jawa Pos Radar Bali, Briptu RCEN

tidak lagi sesangar dan setegas ketika memerintah Mis untuk terus mengais rezeki dengan cara menjualnya tubuhnya.

Dalam video berdurasi 34 detik itu, mantan penyidik Subdit III Polda Bali yang kini bertugas di Unit Iden ini terlihat berlutut dihadapan seorang Oknum Paminal Bidang Propam Polda Bali.

Ada lagi seorang Polisi berpakaian serba hitam mengenakan masker sedang berdiri tak jauh di belakang Joey – sapaan akrabnya.

Dengan posisi menyamping di hadapan Joey, polisi berpakaian jeans itu memarahi sembari menasihati Joey.

Ia sempat mengatakan kepada Joey jangan mengulangi lagi perbuatan pidana setelah bebas dari hukuman kode etiknya terkait mobil bodong itu.

Sayangnya, Briptu RCEN kembali berulah dan terlibat dalam kasus pemerasan dan pengancaman. Polisi senior itu sempat menanyakan, apa pangkat Joey, lalu jawab Bruptu.

Kemudian Jeoy disanjung sebagai lelaki luar bisa lantaran telah berpangkat Briptu yakni Brigadir Polisi Satu, bintara tingkat dua di Kepolisian Republik Indonesia.

Polisi berpakaian preman itu kemudian mengatakan kalau Joey sudah memiliki anak dan perlu mengasihani anaknya.

Yang menarik, dalam video itu, Joey terus menangis sembari berlutut. Sesekali ia mengusap air mata dan bahkan menaruh tangan dilutut, sementara kepalanya menunduk seakan meminta belas kasihan.

Berdasar informasi di lingkungan Polda Bali, Briptu RCEN dipindahkan dari penyidik Ditreskrimum ke Unit Regiden Polda Bali lantaran terlibat mobil bodong.

“Seingat saya, nomor polisi dari mobil dipakai namanya yakni DH 703. Kasusnya sudah selesai dan mobil itu sudah dikembalikan ke pemilik.

Saya lupa huruf belakangnya. Saya hanya ingat DK 703 itu saja,” bisik sumber di lingkungan Polda Bali kemarin.  Briptu RCEN juga diketahui sombong dan belagu.

Dalam kasus mobil bodong, Briptu RCEN bahkan mengaku anak seorang jenderal yang bertugas di Mabes Polri. Dengan pengakuannya itu, dia leluasa melakukan aksinya.

“Dia sering mengaku anak perwira tinggi. Belakangan kita tahu bahwa dia ini hanya sebatas anak angkat. Tapi, perwira tinggi itu sudah pensiun,” bebernya. Selain itu, Briptu RCEN juga bermasalah dengan Polwan Polres Jembrana.

Untuk diketahui, Briptu RCEN mengikuti tes di Bali, lalu melanjutkan pendidikan kepolisian di Lasikode, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Usai pendidikan, dia kemudian ditempatkan di Polda Bali. “Dia orangnya munafik. Selalu begitu, menangis dan mambawa nama anak jika sedang bermasalah,” paparnya.

Disinggung mengenai rumah tanggaya, Briptu RCEN belum cerai. Justru dia ditinggal istri karena kelakuannya memalukan keluarga.

“Dia ditinggal pergi oleh istrinya,” bebernya. Terkait profil Briptu RCEN, Kabid Propam Polda Bali Radjo Alriadi Harahap belum bisa dikonfirmasi.

Sedangkan Kabidhumas Polda Bali Kombes Syamsi mengatakan bahwa pengembangan yang dilakukan sebatas kasus yang dilaporkan oleh cewek MiChat saja.

“Saya tidak begitu tahu tentang latar belakangnya. Sebab pengembangan kasus ini pun tak sampai sejauh itu, baik mengenai siapa ortunya hingga menyangkut polwan di Jembrana.

Dia memang pernah terlibat kasus mobil bodong sih. Hanya itu saja setahu saya,” singkat juru bicara Polda Bali.

DENPASAR – Rupanya tidak ada kapoknya Briptu RCEN melakukan aksi kejahatan dengan mencatut nama kepolisian.

Belum tuntas penyidik Propam membongkar kasus mobil bodong yang melibatkan dirinya, lagi-lagi bintara asal Medan, Sumatera Utara ini terlibat

kasus pemerasan dan pengancaman terhadap seorang pekerja seks komersil (PSK) yang membuka layanan booking order (BO) di aplikasi MiChat berinisial Mis, 21.

Hal inilah yang membuat penyidik Propam Polda Bali jengah dan memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan untuk membongkar kasus-kasus pidana yang pernah dilakukannya.

Yang menarik, terus dibawah tekanan, mental Briptu RCEN langsung down. Seperti video yang diperoleh Jawa Pos Radar Bali, Briptu RCEN

tidak lagi sesangar dan setegas ketika memerintah Mis untuk terus mengais rezeki dengan cara menjualnya tubuhnya.

Dalam video berdurasi 34 detik itu, mantan penyidik Subdit III Polda Bali yang kini bertugas di Unit Iden ini terlihat berlutut dihadapan seorang Oknum Paminal Bidang Propam Polda Bali.

Ada lagi seorang Polisi berpakaian serba hitam mengenakan masker sedang berdiri tak jauh di belakang Joey – sapaan akrabnya.

Dengan posisi menyamping di hadapan Joey, polisi berpakaian jeans itu memarahi sembari menasihati Joey.

Ia sempat mengatakan kepada Joey jangan mengulangi lagi perbuatan pidana setelah bebas dari hukuman kode etiknya terkait mobil bodong itu.

Sayangnya, Briptu RCEN kembali berulah dan terlibat dalam kasus pemerasan dan pengancaman. Polisi senior itu sempat menanyakan, apa pangkat Joey, lalu jawab Bruptu.

Kemudian Jeoy disanjung sebagai lelaki luar bisa lantaran telah berpangkat Briptu yakni Brigadir Polisi Satu, bintara tingkat dua di Kepolisian Republik Indonesia.

Polisi berpakaian preman itu kemudian mengatakan kalau Joey sudah memiliki anak dan perlu mengasihani anaknya.

Yang menarik, dalam video itu, Joey terus menangis sembari berlutut. Sesekali ia mengusap air mata dan bahkan menaruh tangan dilutut, sementara kepalanya menunduk seakan meminta belas kasihan.

Berdasar informasi di lingkungan Polda Bali, Briptu RCEN dipindahkan dari penyidik Ditreskrimum ke Unit Regiden Polda Bali lantaran terlibat mobil bodong.

“Seingat saya, nomor polisi dari mobil dipakai namanya yakni DH 703. Kasusnya sudah selesai dan mobil itu sudah dikembalikan ke pemilik.

Saya lupa huruf belakangnya. Saya hanya ingat DK 703 itu saja,” bisik sumber di lingkungan Polda Bali kemarin.  Briptu RCEN juga diketahui sombong dan belagu.

Dalam kasus mobil bodong, Briptu RCEN bahkan mengaku anak seorang jenderal yang bertugas di Mabes Polri. Dengan pengakuannya itu, dia leluasa melakukan aksinya.

“Dia sering mengaku anak perwira tinggi. Belakangan kita tahu bahwa dia ini hanya sebatas anak angkat. Tapi, perwira tinggi itu sudah pensiun,” bebernya. Selain itu, Briptu RCEN juga bermasalah dengan Polwan Polres Jembrana.

Untuk diketahui, Briptu RCEN mengikuti tes di Bali, lalu melanjutkan pendidikan kepolisian di Lasikode, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Usai pendidikan, dia kemudian ditempatkan di Polda Bali. “Dia orangnya munafik. Selalu begitu, menangis dan mambawa nama anak jika sedang bermasalah,” paparnya.

Disinggung mengenai rumah tanggaya, Briptu RCEN belum cerai. Justru dia ditinggal istri karena kelakuannya memalukan keluarga.

“Dia ditinggal pergi oleh istrinya,” bebernya. Terkait profil Briptu RCEN, Kabid Propam Polda Bali Radjo Alriadi Harahap belum bisa dikonfirmasi.

Sedangkan Kabidhumas Polda Bali Kombes Syamsi mengatakan bahwa pengembangan yang dilakukan sebatas kasus yang dilaporkan oleh cewek MiChat saja.

“Saya tidak begitu tahu tentang latar belakangnya. Sebab pengembangan kasus ini pun tak sampai sejauh itu, baik mengenai siapa ortunya hingga menyangkut polwan di Jembrana.

Dia memang pernah terlibat kasus mobil bodong sih. Hanya itu saja setahu saya,” singkat juru bicara Polda Bali.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/