33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:03 PM WIB

Perampokan Uang ATM Penuh Kejanggalan, Ada Apa dengan Komang Antony?

DENPASAR – Penyidik Polresta Denpasar memastikan staf PT. Andalan Komang Antony, 21, melakukan pelanggaran standar operasional prosedur (SOP) saat mengirim uang ke sejumlah mesin ATM.

Dalam pra rekonstruksi yang berlangsung di ATM Bank BCA di Jalan Bypass Ngurai Ray, Benoa, Kuta Selatan, Badung, kemarin, bukti-bukti oknum staf ini terbukti melakukan pelanggaran, terlihat nyata.

Selain sempat kencing, dia ternyata duduk di kursi tengah dan sekuriti di depan (samping sopir).              

Dalam pra rekonstruksi yang berlangsung sebanyak kurang lebih 25 adegan, polisi mulai menghitung adegan pertama ketika mobil sampai parkir di halaman depan Bank BCA.

Di sana, ternyata Komang Antony turun dari pintu tengah bagian kanan. Sementara sekuriti dan sopir Grand Max Silver DK 9863 FW berada di kursi depan.

Setelah turun dari mobil, dalam reka ulang terlihat Komang Antony, warga  Dangin Uma, Pemogan, Denpasar Selatan ini terlihat melangkah ke utara lalu buang air kecil menghadap ke tembok samping gardu listrik.

Sedangkan Mikael, 24, security PT. Andalan, warga Jalan Badung, Denpasar Selatan, ini turun membawa kunci ATM dan form pengisian ATM lalu membuka pintu belakang mobil.

Sementara itu I Gede Mardika, 50, sebagai sopir tetap pada tempatnya. Usai kencing, Komang Antony  kembali melangkah ke arah sekuriti dan melihat mobil diduga Kijang Avansa warna hitam

tiba-tiba parkir di pinggir jalan depan halaman bank, kurang lebih 6 meter, tak jauh dari belakang mobil jasa pengiriman uang itu.

Pintu belakang dalam keadaan terbuka, lalu keduanya membuka gembok brankas. Setelah itu, mobil diduga Avanza melaju per lahan – lahan ke belakang Antony dan Mikael.

 “Pintar juga perampoknya, melihat para petugas ini buka brankas baru mereka mendekat. Anehnya jarak mobil perampok dan korban ini sangat dekat, sekitar 1 meter aja, tapi mereka sama sekali cuek tidak waspada,” papar sumber di TKP.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali,  pasca mobil pelaku mendekat mereka masih asyik membuka brankas bagian bawah sedang yang atas sudah terbuka.

Posisi sekuriti dan Komang Antony, mereka berdua berdiri bersampingan. Security bagian timur dan Komang Antony di bagian barat.

Usai membuka gembok brankas bagian bawah, tiga orang pelaku turun dari mobil mereka. Yang mengetahui pertama kali ada penjahat adalah security.

Pasalnya, saat menoleh, dua orang pelaku sudah ada di hadapannya. Ia sempat berteriak, namun matanya disemprot menggunakan gas air mata.

Ia lalu berjalan ke bagian timur mobil sambil memegang matanya karena terasa sakit dan akhirnya ia pusing dan pingsan.

Yang aneh, melihat perampok datang, Komang Antony justru kabur ke arah timur sebelum pelaku menyemprotkan gas air mata.

“Aneh memang, dari turun mobil itu dia diketahui duduk di tengah, bukan di depan. Ngapain aja dia di belakang. Saat kencing, ia sempat melihat ke arah jalan,

bahkan ia sempat berdiri tak jauh dari tempat kencing. Ngapain dia begitu? Di tambah lagi, saat pelaku menyemprotkan gas ke mata sekuriti,

ia malah lari dari depan para pelaku tapi tidak diapa-apain. Dia mengaku tangannya terasa pedas, diduga terkena gas air mata,” beber sumber ini.

Anehnya lagi, saat Komang Antony lari, dia tak di kejar oleh pelaku yang menurutnya berjumlah tiga orang. Padahal, menurut security Mikael, pelaku berjumlah dua orang.

“Saat berlari itu, ia menoleh ke arah brankas yang sudah terbuka, dan satu pelaku mengambil uang sebanyak 5 kresek dengan jumlah Rp 1,8 miliar. Sedangkan pelaku lain, berjalan ke arah sopir,” tutur sumber yang sama.

Sementara sang sopir I Gede Mardika,  warga Jalan Buana Graha Blok C8, Dalung, mengatakan, tak tahu apa-apa setelah disemprot pelaku dengan gas air mata.

Pasalnya, saat matanya perih terkena gas air mata, dia sempat diinjak- injak pelaku.

“Setelah itu pelaku pun kabur ke arah timur. Memang ada kejanggalan, selain melanggar SOP dalam pengiriman, baik waktu dan pengawalan, staf pun salah duduk.

Aneh kenapa pelaku membiarkan si staf ini lolos, kita masih dalami, Ada kok rekaman CCTV, apakah sama dengan pra rekonstruksi ini, nanti di cek,” tuturnya.

Kanitreskrim Polsek Kuta Selatan Iptu H.A. Muh. Nurul Yaqin mengaku masih mencocokkan pengakuan saksi dengan pra rekonstruksi.

“Seperti yang disaksikan tadi, ini baru pra rekonstruksi. Kami terus berupaya untuk mengungkap kasus ini, kurang lebih adegan yang diperagakan mencapai 25 adegan. Nanti kita gelar baru bisa berkomentar lebih banyak,” tuturnya.

DENPASAR – Penyidik Polresta Denpasar memastikan staf PT. Andalan Komang Antony, 21, melakukan pelanggaran standar operasional prosedur (SOP) saat mengirim uang ke sejumlah mesin ATM.

Dalam pra rekonstruksi yang berlangsung di ATM Bank BCA di Jalan Bypass Ngurai Ray, Benoa, Kuta Selatan, Badung, kemarin, bukti-bukti oknum staf ini terbukti melakukan pelanggaran, terlihat nyata.

Selain sempat kencing, dia ternyata duduk di kursi tengah dan sekuriti di depan (samping sopir).              

Dalam pra rekonstruksi yang berlangsung sebanyak kurang lebih 25 adegan, polisi mulai menghitung adegan pertama ketika mobil sampai parkir di halaman depan Bank BCA.

Di sana, ternyata Komang Antony turun dari pintu tengah bagian kanan. Sementara sekuriti dan sopir Grand Max Silver DK 9863 FW berada di kursi depan.

Setelah turun dari mobil, dalam reka ulang terlihat Komang Antony, warga  Dangin Uma, Pemogan, Denpasar Selatan ini terlihat melangkah ke utara lalu buang air kecil menghadap ke tembok samping gardu listrik.

Sedangkan Mikael, 24, security PT. Andalan, warga Jalan Badung, Denpasar Selatan, ini turun membawa kunci ATM dan form pengisian ATM lalu membuka pintu belakang mobil.

Sementara itu I Gede Mardika, 50, sebagai sopir tetap pada tempatnya. Usai kencing, Komang Antony  kembali melangkah ke arah sekuriti dan melihat mobil diduga Kijang Avansa warna hitam

tiba-tiba parkir di pinggir jalan depan halaman bank, kurang lebih 6 meter, tak jauh dari belakang mobil jasa pengiriman uang itu.

Pintu belakang dalam keadaan terbuka, lalu keduanya membuka gembok brankas. Setelah itu, mobil diduga Avanza melaju per lahan – lahan ke belakang Antony dan Mikael.

 “Pintar juga perampoknya, melihat para petugas ini buka brankas baru mereka mendekat. Anehnya jarak mobil perampok dan korban ini sangat dekat, sekitar 1 meter aja, tapi mereka sama sekali cuek tidak waspada,” papar sumber di TKP.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali,  pasca mobil pelaku mendekat mereka masih asyik membuka brankas bagian bawah sedang yang atas sudah terbuka.

Posisi sekuriti dan Komang Antony, mereka berdua berdiri bersampingan. Security bagian timur dan Komang Antony di bagian barat.

Usai membuka gembok brankas bagian bawah, tiga orang pelaku turun dari mobil mereka. Yang mengetahui pertama kali ada penjahat adalah security.

Pasalnya, saat menoleh, dua orang pelaku sudah ada di hadapannya. Ia sempat berteriak, namun matanya disemprot menggunakan gas air mata.

Ia lalu berjalan ke bagian timur mobil sambil memegang matanya karena terasa sakit dan akhirnya ia pusing dan pingsan.

Yang aneh, melihat perampok datang, Komang Antony justru kabur ke arah timur sebelum pelaku menyemprotkan gas air mata.

“Aneh memang, dari turun mobil itu dia diketahui duduk di tengah, bukan di depan. Ngapain aja dia di belakang. Saat kencing, ia sempat melihat ke arah jalan,

bahkan ia sempat berdiri tak jauh dari tempat kencing. Ngapain dia begitu? Di tambah lagi, saat pelaku menyemprotkan gas ke mata sekuriti,

ia malah lari dari depan para pelaku tapi tidak diapa-apain. Dia mengaku tangannya terasa pedas, diduga terkena gas air mata,” beber sumber ini.

Anehnya lagi, saat Komang Antony lari, dia tak di kejar oleh pelaku yang menurutnya berjumlah tiga orang. Padahal, menurut security Mikael, pelaku berjumlah dua orang.

“Saat berlari itu, ia menoleh ke arah brankas yang sudah terbuka, dan satu pelaku mengambil uang sebanyak 5 kresek dengan jumlah Rp 1,8 miliar. Sedangkan pelaku lain, berjalan ke arah sopir,” tutur sumber yang sama.

Sementara sang sopir I Gede Mardika,  warga Jalan Buana Graha Blok C8, Dalung, mengatakan, tak tahu apa-apa setelah disemprot pelaku dengan gas air mata.

Pasalnya, saat matanya perih terkena gas air mata, dia sempat diinjak- injak pelaku.

“Setelah itu pelaku pun kabur ke arah timur. Memang ada kejanggalan, selain melanggar SOP dalam pengiriman, baik waktu dan pengawalan, staf pun salah duduk.

Aneh kenapa pelaku membiarkan si staf ini lolos, kita masih dalami, Ada kok rekaman CCTV, apakah sama dengan pra rekonstruksi ini, nanti di cek,” tuturnya.

Kanitreskrim Polsek Kuta Selatan Iptu H.A. Muh. Nurul Yaqin mengaku masih mencocokkan pengakuan saksi dengan pra rekonstruksi.

“Seperti yang disaksikan tadi, ini baru pra rekonstruksi. Kami terus berupaya untuk mengungkap kasus ini, kurang lebih adegan yang diperagakan mencapai 25 adegan. Nanti kita gelar baru bisa berkomentar lebih banyak,” tuturnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/