29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:35 AM WIB

Krama Ababi Lahirkan Bayi Kembar Tiga saat Erupsi, Belum Siapkan Nama

Punya anak adalah impian setiap pasangan suami istri (pasutri). Begitu pula pasutri muda I Wayan Pasek, 27, dan Ni Kadek Erlinayani, 23, asal Desa Ababi, Abang, Karangasem, yang dikaruniai anak kembar tiga ini.

 

JULIADI, Denpasar

BAGI mereka, semua ini seperti sebuah mimpi. Dan, mimpi itu sekarang jadi kenyataan. Mereka merasa mendapat anugerah luar biasa dikarunia anak kembar tiga.

Ketiganya lahir dengan selamat meski harus melalui proses sectio caesarea atau operasi caesar di RS Sanglah.

Ditemui di ruangan Obstetri Cempaka 3 RS Sanglah kemarin (1/12), dengan wajah semringah bercampur haru dan bahagia tampak terpancar cerah dari raut Wayan Pasek.

“Ini hamil pertama istri Sang Hyang Widhiwasa memberi karunia yang luar biasa kepada keluarga kami. Di saat erupsi Gunung Agung,” tuturnya.

“Ini membahagiakan, diberi tiga anak kembar, semua laki-laki,” ujar Pasek, seraya menceritakan tentang kehamilan istrinya. 

Dituturkan Pasek, dia dan istrinya sama sekali tidak menyangka mendapat anugerah seperti ini. Istri melahirkan anak kembar tiga dengan proses secara caesar di ruangan tindakan kebidanan anak RS Sanglah.

Para bayi itu terlahir hari Rabu lalu (29/11), sekitar pukul 20.00. Bayi pertama yang lahir dengan berat badan 1,68 kg panjang 41 cm.

Bayi yang kedua dengan berat 2 kg panjang 41 cm. Kemudian bayi ketiga dengan berat 1,5 kg dan panjang 41 cm.

Ketiga bayi laki-laki ini dalam kondisi sehat. “Astungkara,  Sang Hyang Widhiwasa,” ucap Pasek dengan penuh rasa syukur. 

Istrinya melahirkan ketiga anak kembar dalam usia kandungan 9 bulan kurang 3 minggu.  Sebenarnya belum waktunya lahir.

Tapi, saat berada di rumah, Gunung Agung yang terus erupsi dan mengeluarkan abu vulkanik membuat mereka harus meninggalkan kampung halaman tercinta.

“Itu (gempa dan erupsi) cukup membuat saya dan istri panik dan perasaan waswas. Karena takut akan terjadi apa-apa dengan istri.

Akhirnya saya ajak mengungsi di rumah mes Dinas Kesehatan yang diberikan pemerintah,” terang pria yang bekerja sebagai buruh bangunan.

Dituturkan Pasek, saat berada di lokasi pengungsian baru tanda-tanda akan melahirkan itu datang. Dengan gejala sakit perut. Kemudian istrinya dilarikan ke RSUD Karangasem untuk diperiksa.

Namun, dokter menyarankan untuk tetap dirawat inap agar bisa terlahir secara normal di rumah sakit. Hasil analisis medis menunjukkan bahwa istrinya dalam kondisi sangat lemah.

Sehingga disarankan untuk menjalani operasi caesar untuk proses kelancaran kelahiran. Selanjunya harus dirujuk ke RS Sanglah.

Karena di RSUD Karangasem tak mempunyai alat kesehatan yang memadai. “Semua orang di desa dan keluarga tak percaya, jika Kadek melahirkan tiga anak kembar. Karena saat masa kehamilan di usia tiga berat badan istri kurang dari 40 kg,” ujarnya. 

Dituturkan Pasek sejak kehamilan istrinya tak ada firasat apa pun. Semua normal bahkan hasil USG di usia kandungan 4 bulan istrinya menunjuk kondisi bayi dan ibu sehat.

Di keluarga tak ada yang melahirkan tiga anak kembar sekaligus. Baru ini yang pertama kali. “Mudah-mudahan kondisi bayi dan ibunya selalu sehat,”  harap Pasek kepada buah hati dan istrinya. 

Untuk saat ini kondisi ketiga bayi laki-laki dan istri sehat. Ketiga bayinya masih mendapat perawatan medis di Ruang Obstetri, di tempat inkubator.

“Hingga saat ini belum kami diberi nama meski tali pusar sudah terlepas. Nanti sekalian kami tanyakan kepada keluarga besar di rumah nama apa yang paling pas. Istilah Balinya ngidih nasi. Setelah itu baru akan kami beri nama,” jelas Pasek

Punya anak adalah impian setiap pasangan suami istri (pasutri). Begitu pula pasutri muda I Wayan Pasek, 27, dan Ni Kadek Erlinayani, 23, asal Desa Ababi, Abang, Karangasem, yang dikaruniai anak kembar tiga ini.

 

JULIADI, Denpasar

BAGI mereka, semua ini seperti sebuah mimpi. Dan, mimpi itu sekarang jadi kenyataan. Mereka merasa mendapat anugerah luar biasa dikarunia anak kembar tiga.

Ketiganya lahir dengan selamat meski harus melalui proses sectio caesarea atau operasi caesar di RS Sanglah.

Ditemui di ruangan Obstetri Cempaka 3 RS Sanglah kemarin (1/12), dengan wajah semringah bercampur haru dan bahagia tampak terpancar cerah dari raut Wayan Pasek.

“Ini hamil pertama istri Sang Hyang Widhiwasa memberi karunia yang luar biasa kepada keluarga kami. Di saat erupsi Gunung Agung,” tuturnya.

“Ini membahagiakan, diberi tiga anak kembar, semua laki-laki,” ujar Pasek, seraya menceritakan tentang kehamilan istrinya. 

Dituturkan Pasek, dia dan istrinya sama sekali tidak menyangka mendapat anugerah seperti ini. Istri melahirkan anak kembar tiga dengan proses secara caesar di ruangan tindakan kebidanan anak RS Sanglah.

Para bayi itu terlahir hari Rabu lalu (29/11), sekitar pukul 20.00. Bayi pertama yang lahir dengan berat badan 1,68 kg panjang 41 cm.

Bayi yang kedua dengan berat 2 kg panjang 41 cm. Kemudian bayi ketiga dengan berat 1,5 kg dan panjang 41 cm.

Ketiga bayi laki-laki ini dalam kondisi sehat. “Astungkara,  Sang Hyang Widhiwasa,” ucap Pasek dengan penuh rasa syukur. 

Istrinya melahirkan ketiga anak kembar dalam usia kandungan 9 bulan kurang 3 minggu.  Sebenarnya belum waktunya lahir.

Tapi, saat berada di rumah, Gunung Agung yang terus erupsi dan mengeluarkan abu vulkanik membuat mereka harus meninggalkan kampung halaman tercinta.

“Itu (gempa dan erupsi) cukup membuat saya dan istri panik dan perasaan waswas. Karena takut akan terjadi apa-apa dengan istri.

Akhirnya saya ajak mengungsi di rumah mes Dinas Kesehatan yang diberikan pemerintah,” terang pria yang bekerja sebagai buruh bangunan.

Dituturkan Pasek, saat berada di lokasi pengungsian baru tanda-tanda akan melahirkan itu datang. Dengan gejala sakit perut. Kemudian istrinya dilarikan ke RSUD Karangasem untuk diperiksa.

Namun, dokter menyarankan untuk tetap dirawat inap agar bisa terlahir secara normal di rumah sakit. Hasil analisis medis menunjukkan bahwa istrinya dalam kondisi sangat lemah.

Sehingga disarankan untuk menjalani operasi caesar untuk proses kelancaran kelahiran. Selanjunya harus dirujuk ke RS Sanglah.

Karena di RSUD Karangasem tak mempunyai alat kesehatan yang memadai. “Semua orang di desa dan keluarga tak percaya, jika Kadek melahirkan tiga anak kembar. Karena saat masa kehamilan di usia tiga berat badan istri kurang dari 40 kg,” ujarnya. 

Dituturkan Pasek sejak kehamilan istrinya tak ada firasat apa pun. Semua normal bahkan hasil USG di usia kandungan 4 bulan istrinya menunjuk kondisi bayi dan ibu sehat.

Di keluarga tak ada yang melahirkan tiga anak kembar sekaligus. Baru ini yang pertama kali. “Mudah-mudahan kondisi bayi dan ibunya selalu sehat,”  harap Pasek kepada buah hati dan istrinya. 

Untuk saat ini kondisi ketiga bayi laki-laki dan istri sehat. Ketiga bayinya masih mendapat perawatan medis di Ruang Obstetri, di tempat inkubator.

“Hingga saat ini belum kami diberi nama meski tali pusar sudah terlepas. Nanti sekalian kami tanyakan kepada keluarga besar di rumah nama apa yang paling pas. Istilah Balinya ngidih nasi. Setelah itu baru akan kami beri nama,” jelas Pasek

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/