25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:45 AM WIB

Tinggal Sisakan Lima Ekor, Populer Karena Bulunya Bisa Jadi Umpan Ikan

Karangasem sebenarnya punya spesies hewan khas yang cukup unik yang tidak ada di daerah lain di Indonesia. Kambing Gembrong, nama spesies yang sekarang ini tinggal beberapa ekor saja. Seperti apa kondisinya?

 

 

 

WAYAN PUTRA, Amlapura

KAMBING Gembrong sebenarnya hampir sama dengan kambing kacang yang juga khas Bali. Hanya saja Kambing Gembrong merupakan spesies khas Karangasem.

Awalnya kambing jenis ini berada di daerah dekat pantai karena bulunya bisa dipakai umpan para nelayan untuk memancing ikan di laut.

Namun, belakangan ini teknologi umpan begitu canggih sehingga umpan dari bulu kambing ini mulai ditinggalkannya para mancing mania.

Menurut Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Karangasem drh. Made Ari Susanta, Kambing Gembrong memang asli Karangasem.

Selain di wilayah Ujung Pesisi, kambing kas Karangasem ini juga menyebar ke Bugbug dan Pidpid, Abang dan Seraya. Selain itu ada juga yang diperjualbelikan hingga keluar Karangasem.

Selama ini selain bulunya dipergunakan untuk umpan kambing Gembrong khas Karangasem juga diperjualbelikan untuk daging atau dikonsumsi.

Kalau bulunya dipakai wol seperti beri beri di Australia, Made Ari Susanta mangatakan tidak pernah dengar seperti itu. Yang jelas selama ini bulunya yang eksotik hanya untuk umpan tradisional.

Bulu yang panjang sejauh ini juga belum diolah untuk kerajinan lain. “Paling hanya untuk menampilkan nilai eksotiknya saja,” beber Made Ari Susanta.

Sejak diketahui sebagai spesies langka, pemerintah mulai berusaha untuk melakukan pelestarian. Ini karena kambing tersebut eksotik dan ada minat dari daerah lain untuk mengembangkannya.

Bahkan tahun 2003 lalu, Kambing Gembrong khas Karangasem ini sudah ditemukan di Jembrana. Kemungkinan memang diperjualbelikan sampai kesana.

Tahun 2010 sempat dibawa kembali ke Karangasem di daerah Tumbu oleh DPTP dan sempat berkembang pesat. Bahkan hasilnya sempat menyebar sampai ke Tabanan dan Gianyar.

Untuk diketahui, sejak 2013 Kambing Gembrong ini sesuai dengan keputusan Menteri Pertanian menyatakan kalau Kambing Gembrong merupakan rumpun ternak asli Indonesia, Bali, Karangasem.

Saat ini, Kambing Gembrong benihnya berupa sperma beku juga masih ada dititip di BIBD, Baturiti, Tabanan.

Hal ini bisa jadi bibit kalau memang aslinya sudah punah. Namun, sebenarnya untuk aslinya masih ada di Karangasem. Hanya saja jumblahnya tidak lebih dari beberapa ekor.

“Tidak sampai puluhan, tinggal sedikit sekarang,” ujarnya. Pemkab Karangasem sendiri berupaya untuk melestarikanya. Namun demikian tidak bisa maksimal karena anggaran yang minim.

Saat ini diakui di Abang juga masih ada populasinya hanya saja tidak banyak. Begitu juga di Kaang Kaang. Abang juga ditemukan sepasang yakni jantan dan betina.

“Pemkab sendiri sudah berusaha untuk menyelamatkan karena merupakan spesies murni Karangasem,” tambahnya.

Untuk diketahui, Kambing Gembrong ini beda dengan kambing lainya. Selain bulunya yang unik warnanya juga kebanyakan putih.

Beda dengan Kambing Kacang yang kebanyakan hitam. Kambing Gambrong yang ada di Karangasem sekarang ini semuanya masih ada di petani.

Kalau upaya penyelamatan masih bisa dilakukan karena benih spermanya masih ada. Sementara untuk harga diakui cukup mahal yakni bisa mencapai 5 juta per ekor.

Terlebih lagi kalau penjual tahu kalau Kambing ini merupakan spesies unik. Untuk bisa sampai dewasa Kambing Gembrong butuh waktu 1,5 tahun.

Sementara untuk betinanya dalam usia 1 tahun bisa bisa bereproduksi. Untuk kwalitas daging sama dengan kambing lokal lainya begitu juga ketahanan terhadap penyakit.

Sejauh ini untuk ketahanan terhadap penyakit Pemkab Karangasem belum sempat melakukan penelitian.

Kambing Gembrong sendiri diketahui banyak dan berkembang pesat di Karangasem sejak tahun 80 an. Tahun 2013 juga sempat berkembang sampai 45 ekor di Ujung Pesisi, Karangasem.

 Untuk perawatan kambing ini juga relative mudah sama dengan merawat kambing biasa. Untuk yang betina memang tidak segembrong pejantan, namun bulunya tetap lebih gembrong dari kambing lainnya.

Selaian itu yang betina bulunya agak kecokelatan. Kedepanya akan dilakukan pelestarian dengan membuat demplot.

Dinas Pertanian sendiri akan mencari kelompok ternak yang komit untuk membantu pengembangan kambing jenis ini.

Untuk biaya akan diusulkan kepemerintah pusat. Pemkab Karangasem rencananya akan bekerja sama dengan kelompok ternak di Desa Rendang yang memang dikenal punya pengalaman beternak kambing.

Untuk diketahui Rendang memang dikenal sebagai sentra peternakan kambing. Ini karena sumber pakan banyak disana. Sumber pakan sendiri adalah rumput dan daunan.

Saat ini di Karangasem masih ada sekitar lima ekor dan tersebar di beberapa tempat di Karangasem. (*)

Karangasem sebenarnya punya spesies hewan khas yang cukup unik yang tidak ada di daerah lain di Indonesia. Kambing Gembrong, nama spesies yang sekarang ini tinggal beberapa ekor saja. Seperti apa kondisinya?

 

 

 

WAYAN PUTRA, Amlapura

KAMBING Gembrong sebenarnya hampir sama dengan kambing kacang yang juga khas Bali. Hanya saja Kambing Gembrong merupakan spesies khas Karangasem.

Awalnya kambing jenis ini berada di daerah dekat pantai karena bulunya bisa dipakai umpan para nelayan untuk memancing ikan di laut.

Namun, belakangan ini teknologi umpan begitu canggih sehingga umpan dari bulu kambing ini mulai ditinggalkannya para mancing mania.

Menurut Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Karangasem drh. Made Ari Susanta, Kambing Gembrong memang asli Karangasem.

Selain di wilayah Ujung Pesisi, kambing kas Karangasem ini juga menyebar ke Bugbug dan Pidpid, Abang dan Seraya. Selain itu ada juga yang diperjualbelikan hingga keluar Karangasem.

Selama ini selain bulunya dipergunakan untuk umpan kambing Gembrong khas Karangasem juga diperjualbelikan untuk daging atau dikonsumsi.

Kalau bulunya dipakai wol seperti beri beri di Australia, Made Ari Susanta mangatakan tidak pernah dengar seperti itu. Yang jelas selama ini bulunya yang eksotik hanya untuk umpan tradisional.

Bulu yang panjang sejauh ini juga belum diolah untuk kerajinan lain. “Paling hanya untuk menampilkan nilai eksotiknya saja,” beber Made Ari Susanta.

Sejak diketahui sebagai spesies langka, pemerintah mulai berusaha untuk melakukan pelestarian. Ini karena kambing tersebut eksotik dan ada minat dari daerah lain untuk mengembangkannya.

Bahkan tahun 2003 lalu, Kambing Gembrong khas Karangasem ini sudah ditemukan di Jembrana. Kemungkinan memang diperjualbelikan sampai kesana.

Tahun 2010 sempat dibawa kembali ke Karangasem di daerah Tumbu oleh DPTP dan sempat berkembang pesat. Bahkan hasilnya sempat menyebar sampai ke Tabanan dan Gianyar.

Untuk diketahui, sejak 2013 Kambing Gembrong ini sesuai dengan keputusan Menteri Pertanian menyatakan kalau Kambing Gembrong merupakan rumpun ternak asli Indonesia, Bali, Karangasem.

Saat ini, Kambing Gembrong benihnya berupa sperma beku juga masih ada dititip di BIBD, Baturiti, Tabanan.

Hal ini bisa jadi bibit kalau memang aslinya sudah punah. Namun, sebenarnya untuk aslinya masih ada di Karangasem. Hanya saja jumblahnya tidak lebih dari beberapa ekor.

“Tidak sampai puluhan, tinggal sedikit sekarang,” ujarnya. Pemkab Karangasem sendiri berupaya untuk melestarikanya. Namun demikian tidak bisa maksimal karena anggaran yang minim.

Saat ini diakui di Abang juga masih ada populasinya hanya saja tidak banyak. Begitu juga di Kaang Kaang. Abang juga ditemukan sepasang yakni jantan dan betina.

“Pemkab sendiri sudah berusaha untuk menyelamatkan karena merupakan spesies murni Karangasem,” tambahnya.

Untuk diketahui, Kambing Gembrong ini beda dengan kambing lainya. Selain bulunya yang unik warnanya juga kebanyakan putih.

Beda dengan Kambing Kacang yang kebanyakan hitam. Kambing Gambrong yang ada di Karangasem sekarang ini semuanya masih ada di petani.

Kalau upaya penyelamatan masih bisa dilakukan karena benih spermanya masih ada. Sementara untuk harga diakui cukup mahal yakni bisa mencapai 5 juta per ekor.

Terlebih lagi kalau penjual tahu kalau Kambing ini merupakan spesies unik. Untuk bisa sampai dewasa Kambing Gembrong butuh waktu 1,5 tahun.

Sementara untuk betinanya dalam usia 1 tahun bisa bisa bereproduksi. Untuk kwalitas daging sama dengan kambing lokal lainya begitu juga ketahanan terhadap penyakit.

Sejauh ini untuk ketahanan terhadap penyakit Pemkab Karangasem belum sempat melakukan penelitian.

Kambing Gembrong sendiri diketahui banyak dan berkembang pesat di Karangasem sejak tahun 80 an. Tahun 2013 juga sempat berkembang sampai 45 ekor di Ujung Pesisi, Karangasem.

 Untuk perawatan kambing ini juga relative mudah sama dengan merawat kambing biasa. Untuk yang betina memang tidak segembrong pejantan, namun bulunya tetap lebih gembrong dari kambing lainnya.

Selaian itu yang betina bulunya agak kecokelatan. Kedepanya akan dilakukan pelestarian dengan membuat demplot.

Dinas Pertanian sendiri akan mencari kelompok ternak yang komit untuk membantu pengembangan kambing jenis ini.

Untuk biaya akan diusulkan kepemerintah pusat. Pemkab Karangasem rencananya akan bekerja sama dengan kelompok ternak di Desa Rendang yang memang dikenal punya pengalaman beternak kambing.

Untuk diketahui Rendang memang dikenal sebagai sentra peternakan kambing. Ini karena sumber pakan banyak disana. Sumber pakan sendiri adalah rumput dan daunan.

Saat ini di Karangasem masih ada sekitar lima ekor dan tersebar di beberapa tempat di Karangasem. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/