“Kalau ada anak seorang wakil presiden yang tiba-tiba dapat jabatan di sebuah perusahaan swasta dengan gaji Rp 700 juta/bulan, dan anak itu tidak punya pengalaman di bidangnya, dan perusahaan itu sedang dalam pemeriksaan kejaksaan, coba tebak. Pasti sang ayah turun tangan untuk menyelamatkannya”. Biarlah kutipan kalimat itu sangat tidak DI’s Way –begitu panjangnya. Agar tetap mirip dengan ucapan aslinya. Yang mengucapkan itu adalah Jim Jordan. Anggota DPR dari kubu Presiden Donald Trump. Tujuannya: menyerang balik lawan. Yang kini sedang memproses impechment. Yang sangat membahayakan posisi kepresidenan Trump. Yang dimaksud dengan ‘anak wakil presiden’ itu adalah Robert Hunter Biden. Anak bungsu Joe Biden. Umur 49 tahun. Jim Jordan adalah anggota DPR dari Partai Republik. Dari dapil Ohio. Pembela Trump garis lurus. Perusahaan yang menggaji besar Robert Hunter itu adalah: Burisma Holding –perusahaan gas terbesar di Ukraina. Pemilik perusahaan itu bukan pengusaha biasa. Ia adalah bekas menteri sumber daya alam negeri itu: Mykola Zlochevsky. Mykola sudah jadi pengusaha migas ketika menjabat sebagai menteri di tahun 2010. Lalu diangkat lagi di kabinet berikutnya, tahun 2012. Politik di Ukraina memang ruwet. Umur kabinet-kabinet itu hanya dua tahun. Begitu juga kabinet sebelumnya. Pun sesudahnya. Mykola mendirikan usaha migasnya di tahun 2002. Didaftarkan sebagai perusahaan Cyprus. Burisma mendapatkan 34 izin usaha migas di Ukraina –sebagian di masa ia menjadi menteri. Produksi gasnya mencapai 1,3 miliar MCF setahun. Nama asli Mykola adalah –Anda pasti bisa membacanya– Микола Владиславович Злочевський. Umurnya 59 tahun. Ahli ekonomi lulusan Kiev. Musuh pilitiknya banyak. Di Ukraina memang banyak tokoh yang musuhnya banyak. Saling menjatuhkan. Микола dimusuhi juga oleh Inggris, Perancis, Uni Eropa, IMF, dan Amerika. Termasuk Wakil Presiden Joe Biden. Orang seperti Biden merasa aneh. Kok kejaksaan di sana tidak membongkar kasus korupsi di perusahaan Микола. Padahal negara seperti Inggris pun sudah membekukan aset Микола yang di negara itu: USD 32 juta. Sejak itu Микола lebih banyak tinggal di luar negeri. Ia baru pulang tahun lalu. Ketika Inggris menyatakan uang yang dibekukan itu sudah bisa dicairkan. Penegak hukum di Ukraina memang sudah menyatakan final: menutup penyelidikan atas Микола. Waktu menjabat Wapres, Biden memang menekan Ukraina. Untuk memecat jaksa agung di sana. Biden –dan negara-negara Barat– menganggap jaksa agung di sana kurang serius. Dianggap tidak mau menangani korupsi di perusahaan Микола. Sedang kubu Trump menuduh sebaliknya: tekanan Biden itu untuk menyelamatkan anaknya. Kubu Trump juga menyoal: mengapa para wartawan jago investigasi diam. Kok tidak mau membongkar keterlibatan anak Biden di Ukraina itu. Yang merasa disasar adalah jagoan investigasi Carl Bernstein. Yang dulu wartawan Washington Post. Yang kini bekerja untuk CNN. Bernstein-lah yang bersama Bob Woodward membongkar skandal Watergate. Sampai Presiden Richard Nixon terguling. Apa kata Carl Bernstein sekarang? Kita itu, katanya, selalu mengamati semua presiden dan wakil presiden. Juga anak-anak mereka. “Kalau ada orang yang punya sejarah konflik kepentingan antara bapak dan anak, itu adalah Presiden Amerika yang sekarang,” ujar Bernstein. Ia tidak melihat dalam kasus Robert Hunter terdapat konflik kepentingan. Beda dengan posisi Ivanka Trump. Yang sejak bapaknya dilantik menjadi presiden sudah mendapat 34 izin hak usaha di Tiongkok. Mulai dari pakaian pengantin, anak-anak, sampai kacamata. Izin itu baru akan berakhir tahun 2028. Robert Hunter sendiri sekarang sudah tidak di perusahaan Микола lagi. Ia punya perusahaan konsultan. Ia sendiri ahli hukum. Lulusan Yale University. Pernah juga menjabat Vice Chairman perusahaan kereta api Amtrak –di zaman Bill Clinton menjadi presiden. Setelah itu ia menjadi juru lobi. Untuk universitas-universitas dan perusahaan. Tapi ia juga pernah digugat oleh pacarnya –yang mengaku punya anak bersamanya. Hunter memang bercerai dengan istri pertama. Lalu pacaran dengan janda kakaknya. Lalu pacaran lagi. Sekarang sudah kawin dengan wanita lain lagi. Sampai di sini Joe Biden kelihatannya aman. Usaha Trump menjatuhkan lawan terkuatnya kelihatannya akan gagal. Biden dipercaya akan bisa mengalahkan Trump di Pemilu 2020. Bahkan Trump sendiri belum tentu bisa maju sebagai capres. Kalau impeachment terhadapnya berhasil (Lihat DI’s Way kemarin: Impeachment). Kini Trump begitu ingin bertemu ‘Peniup Peluit’ itu –yang dianggapnya tidak akurat dan pengkhianat. Ukraina sendiri tidak mau terlibat konflik dalam negeri Amerika. Presidennya masih baru: dilantik Mei lalu. Namanya: Volodymyr Zelensky. Ketika Trump meneleponnya Juli lalu ia baru dua bulan jadi presiden. Di bawah presiden baru ini barangkali Ukraina akan berbeda. Ia mendapat kepercayaan rakyat dengan kemenangan 73 persen. Ia muda, 41 tahun. Seniman. Bintang film. Komedian. Tidak bercita-cita jadi politisi. Ia independen. Tidak terlibat konflik politik di sana. Ia asyik main film. Lalu menjadi produser sukses. Salah satu film seri yang dibintanginya laris sekali. Judulnya ‘Pengabdi Rakyat’. Di film itu ia memerankan sebagai Presiden Ukraina. Yang sangat mengabdi ke rakyatnya. Itu berbeda sekali dengan presiden-presiden di dunia nyata. Yang pernah menjabat di Ukraina selama itu. Yang rakyat sudah sangat muak pada mereka. Enam bulan sebelum Pemilu nama Zelensky ternyata jadi idola –unggul dalam semua survei politik. Lalu tergoda nyalon beneran. Jadi presiden beneran.(Dahlan Iskan)
Presiden Beneran
“Kalau ada anak seorang wakil presiden yang tiba-tiba dapat jabatan di sebuah perusahaan swasta dengan gaji Rp 700 juta/bulan, dan anak itu tidak punya pengalaman di bidangnya, dan perusahaan itu sedang dalam pemeriksaan kejaksaan, coba tebak. Pasti sang ayah turun tangan untuk menyelamatkannya”. Biarlah kutipan kalimat itu sangat tidak DI’s Way –begitu panjangnya. Agar tetap mirip dengan ucapan aslinya. Yang mengucapkan itu adalah Jim Jordan. Anggota DPR dari kubu Presiden Donald Trump. Tujuannya: menyerang balik lawan. Yang kini sedang memproses impechment. Yang sangat membahayakan posisi kepresidenan Trump. Yang dimaksud dengan ‘anak wakil presiden’ itu adalah Robert Hunter Biden. Anak bungsu Joe Biden. Umur 49 tahun. Jim Jordan adalah anggota DPR dari Partai Republik. Dari dapil Ohio. Pembela Trump garis lurus. Perusahaan yang menggaji besar Robert Hunter itu adalah: Burisma Holding –perusahaan gas terbesar di Ukraina. Pemilik perusahaan itu bukan pengusaha biasa. Ia adalah bekas menteri sumber daya alam negeri itu: Mykola Zlochevsky. Mykola sudah jadi pengusaha migas ketika menjabat sebagai menteri di tahun 2010. Lalu diangkat lagi di kabinet berikutnya, tahun 2012. Politik di Ukraina memang ruwet. Umur kabinet-kabinet itu hanya dua tahun. Begitu juga kabinet sebelumnya. Pun sesudahnya. Mykola mendirikan usaha migasnya di tahun 2002. Didaftarkan sebagai perusahaan Cyprus. Burisma mendapatkan 34 izin usaha migas di Ukraina –sebagian di masa ia menjadi menteri. Produksi gasnya mencapai 1,3 miliar MCF setahun. Nama asli Mykola adalah –Anda pasti bisa membacanya– Микола Владиславович Злочевський. Umurnya 59 tahun. Ahli ekonomi lulusan Kiev. Musuh pilitiknya banyak. Di Ukraina memang banyak tokoh yang musuhnya banyak. Saling menjatuhkan. Микола dimusuhi juga oleh Inggris, Perancis, Uni Eropa, IMF, dan Amerika. Termasuk Wakil Presiden Joe Biden. Orang seperti Biden merasa aneh. Kok kejaksaan di sana tidak membongkar kasus korupsi di perusahaan Микола. Padahal negara seperti Inggris pun sudah membekukan aset Микола yang di negara itu: USD 32 juta. Sejak itu Микола lebih banyak tinggal di luar negeri. Ia baru pulang tahun lalu. Ketika Inggris menyatakan uang yang dibekukan itu sudah bisa dicairkan. Penegak hukum di Ukraina memang sudah menyatakan final: menutup penyelidikan atas Микола. Waktu menjabat Wapres, Biden memang menekan Ukraina. Untuk memecat jaksa agung di sana. Biden –dan negara-negara Barat– menganggap jaksa agung di sana kurang serius. Dianggap tidak mau menangani korupsi di perusahaan Микола. Sedang kubu Trump menuduh sebaliknya: tekanan Biden itu untuk menyelamatkan anaknya. Kubu Trump juga menyoal: mengapa para wartawan jago investigasi diam. Kok tidak mau membongkar keterlibatan anak Biden di Ukraina itu. Yang merasa disasar adalah jagoan investigasi Carl Bernstein. Yang dulu wartawan Washington Post. Yang kini bekerja untuk CNN. Bernstein-lah yang bersama Bob Woodward membongkar skandal Watergate. Sampai Presiden Richard Nixon terguling. Apa kata Carl Bernstein sekarang? Kita itu, katanya, selalu mengamati semua presiden dan wakil presiden. Juga anak-anak mereka. “Kalau ada orang yang punya sejarah konflik kepentingan antara bapak dan anak, itu adalah Presiden Amerika yang sekarang,” ujar Bernstein. Ia tidak melihat dalam kasus Robert Hunter terdapat konflik kepentingan. Beda dengan posisi Ivanka Trump. Yang sejak bapaknya dilantik menjadi presiden sudah mendapat 34 izin hak usaha di Tiongkok. Mulai dari pakaian pengantin, anak-anak, sampai kacamata. Izin itu baru akan berakhir tahun 2028. Robert Hunter sendiri sekarang sudah tidak di perusahaan Микола lagi. Ia punya perusahaan konsultan. Ia sendiri ahli hukum. Lulusan Yale University. Pernah juga menjabat Vice Chairman perusahaan kereta api Amtrak –di zaman Bill Clinton menjadi presiden. Setelah itu ia menjadi juru lobi. Untuk universitas-universitas dan perusahaan. Tapi ia juga pernah digugat oleh pacarnya –yang mengaku punya anak bersamanya. Hunter memang bercerai dengan istri pertama. Lalu pacaran dengan janda kakaknya. Lalu pacaran lagi. Sekarang sudah kawin dengan wanita lain lagi. Sampai di sini Joe Biden kelihatannya aman. Usaha Trump menjatuhkan lawan terkuatnya kelihatannya akan gagal. Biden dipercaya akan bisa mengalahkan Trump di Pemilu 2020. Bahkan Trump sendiri belum tentu bisa maju sebagai capres. Kalau impeachment terhadapnya berhasil (Lihat DI’s Way kemarin: Impeachment). Kini Trump begitu ingin bertemu ‘Peniup Peluit’ itu –yang dianggapnya tidak akurat dan pengkhianat. Ukraina sendiri tidak mau terlibat konflik dalam negeri Amerika. Presidennya masih baru: dilantik Mei lalu. Namanya: Volodymyr Zelensky. Ketika Trump meneleponnya Juli lalu ia baru dua bulan jadi presiden. Di bawah presiden baru ini barangkali Ukraina akan berbeda. Ia mendapat kepercayaan rakyat dengan kemenangan 73 persen. Ia muda, 41 tahun. Seniman. Bintang film. Komedian. Tidak bercita-cita jadi politisi. Ia independen. Tidak terlibat konflik politik di sana. Ia asyik main film. Lalu menjadi produser sukses. Salah satu film seri yang dibintanginya laris sekali. Judulnya ‘Pengabdi Rakyat’. Di film itu ia memerankan sebagai Presiden Ukraina. Yang sangat mengabdi ke rakyatnya. Itu berbeda sekali dengan presiden-presiden di dunia nyata. Yang pernah menjabat di Ukraina selama itu. Yang rakyat sudah sangat muak pada mereka. Enam bulan sebelum Pemilu nama Zelensky ternyata jadi idola –unggul dalam semua survei politik. Lalu tergoda nyalon beneran. Jadi presiden beneran.(Dahlan Iskan)