Kondisi keuangan yang serba terbatas menyebabkan pasangan suami istri, Putu Sueta, 60, dan Putu Sutini, 50 warga Dusun Sekiding, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan,
tak bisa menikmati listrik secara mandiri. 9 tahun mereka menumpang listrik dari pura subak setempat. Tapi, kegaulan keluarga ini terobati kemarin. Kok bisa?
DEWA AYU PITRI ARISANTI, Semarapura
SEMBILAN Tahun keluarga Putu Suete menikmati listrik dengan cara menumpang aliran listrik atau levering dari pura subak.
Waktu yang sangat panjang. Dan, penantian panjang itu berakhir Selasa (5/11) lalu. Keluarga Sueta kini bisa memiliki sambungan
listriknya sendiri setelah PLN Unit Induk Distribusi Bali bersama Pemkab Klungkung memberikan sambungan listrik secara gratis.
Sueta menuturkan, meski berusia lanjut dia masih tetap bekerja untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
Berprofesi sebagai petani dan buruh pemecah batu, upah yang dia dapatkan rata-rata sekitar Rp 100 ribu per hari.
“Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pas-pasan dan malah kurang,” kata Sueta. Dengan kondisi ekonomi seperti itu, dia mengaku tidak mampu mencari sambungan listrik untuk rumahnya.
Sehingga sejak sembilan tahun belakangan ini, dia akhirnya menumpang aliran listrik atau levering dari pura subak di desanya.
“Pura subaknya ada sekitar 1 kilometer dari rumah. Karena daya listrik yang terbatas, saya hanya gunakan untuk kebutuhan penerangan di rumah. Per bulannya saya bayar sekitar Rp 25 ribu – Rp 50 ribu,” terangnya.
Dengan adanya bantuan sambungan listrik gratis dari PLN Unit Induk Distribusi Bali bersama Pemkab Klungkung, dia mengaku sangat bahagia.
Sebab dengan adanya sambungan listrik itu, dia tidak hanya bisa memanfaatkan listrik untuk menerangi rumahnya.
Tapi, juga membuat usaha untuk menambah pendapatan sehari-hari. “Istri saya pintar membuat jajan Bali. Jadi istri saya berencana menjual jajan Bali.
Sekarang sudah pesan alat selip tepungnya. Kalau beli tepung yang sudah jadi di warung, biasanya rasanya apek,” tandasnya.
Sementara itu, General Manajer PLN UID Bali Nyoman Suwarjoni Astawa mengungkapkan, dari 3 ribu pelanggan PLN di Bali yang masuk basis data terpadu (BDT), ada sekitar 1.300 pelanggan yang masih melakukan levering.
Hal itu menjadi target untuk dituntaskan tahun ini mengingat levering dari sisi aturan tidak diperbolehkan untuk dilakukan.
Selain itu levering juga tidak aman untuk dilakukan. “Sehingga itu kami dorong untuk mereka mau menjadi pelanggan sendiri,” terangnya.
Di Kabupaten Klungkung, menurutnya, ada 54 KK yang belum memiliki sambungan listrik sendiri atau masih melakukan levering.
Untuk itu melalui program One Man One Hope dan bekerja sama dengan Pemkab Klungkung, PLN dan Pemkab Klungkung memberikan bantuan sambungan listrik gratis kepada puluhan KK kurang mampu tersebut.
“Melalui program One Man One Hope, kami mengajak seluruh pegawai PLN untuk menyisihkan sebagian pendapatannya
untuk menyumbang agar bisa memberikan sambungan gratis kepada warga kurang mampu. Saat ini sudah terkumpul Rp 340 juta,” tandasnya. (*)