25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:24 AM WIB

Indonesia Darurat Narkoba, Ajak Kembangkan Teknik Akunpuntur di Bali

Gubernur Pastika pernah “akrab” dengan narkoba. Sebab, gubernur kelahiran Buleleng itu pernah menjabat Kalakhar BNN pada medio 2007 silam.

Kini, di penghujung jabatannya, Pastika tertarik dengan pengobatan tradisional Tiongkok untuk menangani ketergantungan narkoba.

 

MAULANA SANDIJAYA, Denpasar

TIONGKOK memang dikenal sebagai gudangnya pengobatan tradisional dan herbal. Ketertarikan Pastika dengan obat tradisional Tiongkok bermula saat dirinya mengunjungi Tiongkok belum lama ini.

Ketika berkunjung ke Negeri Tirai Bambu itu, Gubernur Pastika melihat bagaimana orang yang sudah kecanduan narkoba bisa disembuhkan dengan obat-obatan tradisional.

“Saya ke Tiongkok melihat bagaimana pengguna narkoba diobati dengan terapi akupuntur dan minuman herbal, dan itu berhasil,” tutur Gubernur Pastika saat menerima

kunjungan dari delegasi Universitas Shanghai, Tiongkok, yang dipimpin oleh President Shanghai University of TCM Mr. Jianguang  XU, di ruang kerjanya.

Menurut Pastika, pengobatan tradisional Tiongkok sudah sangat terkenal dan banyak digunakan di berbagai negara termasuk di Indonesia.

Di sisi lain, Bali juga memilki banyak tanaman obat obatan yang sudah dijadikan obat tradisional untuk berbagai penyakit berdasarkan pada kitab suci Ayurveda.

Pastika menuturkan, saat ini Indonesia dalam kondisi darurat narkoba dan hampir puluhan nyawa melayang setiap harinya akibat dari penyalahgunaan narkoba.

Selain diperlukan langkah antisipasi berupa pencegahan dan penindakan, menurut dia perlu dilakukan langkah nyata khususnya bagi pecandu.

Salah satunya dengan  menjalani rehabilitasi dan dipadukan dengan  pengobatan tradisional Tiongkok.

Pastika berharap dengan adanya hubungan kerjasama, dapat memperkaya pengobatan tradisional yang ada sekaligus sebagai ajang saling bertukar ilmu pengetahuan serta pengalaman dalam bidang kesehatan.

“Saya tertarik untuk hal itu (pengobatan tradisional Tiongkok) dan ingin mengembangkannya. Saya harap ini akan jadi salah satu solusi dalam penanganan korban narkoba,” papar mantan Kapolda Bali itu.

Jalinan kerja sama itu bisa diwujudkan melalui Universitas Shanghai dan Universitas Warmadewa.

Diharapkan kerja sama itu menjadi momentum bagi perkembangan dunia kesehatan pada umumnya dan khususnya pengobatan tradisioanl.

Sebagai pusat pariwisata dunia, Bali sudah sepatutnya dapat menyediakan layanan kesehatan yang prima bagi para wisatawan. Apalagi saat ini jumlah wisawatan Tiongkok yang berkunjung ke Bali sangat banyak.

Menanggapi harapan Pastika, Mr. Jianguang  XU, Presiden Shanghai University mengatakan, pengobatan tradisional

dengan akupuntur dan minuman herbal di Tiongkok memang sudah terbukti berhasil menyembuhkan seseorang dari ketergantungan narkoba.

“Tidak itu saja, pengobatan tersebut juga digunakan untuk melepas ketergantungan seseorang terhadap rokok,” ungkap Jianguang.

Pria berkacamata itu pun mengaku senang dengan rencana menjalin kerjasama dengan Bali. “Kami harap jalinan kerjasama ini dapat terwujud,

sehingga akan dapat mengembangkan pengobatan yang ada sehingga Bali nantinya bisa menjadi pusat kesehatan internasional,” imbuhnya.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali  Ketut Suarjaya, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, Wakil Rektor I Universitas Warmadewa I Nyoman Kaca.

Gubernur Pastika pernah “akrab” dengan narkoba. Sebab, gubernur kelahiran Buleleng itu pernah menjabat Kalakhar BNN pada medio 2007 silam.

Kini, di penghujung jabatannya, Pastika tertarik dengan pengobatan tradisional Tiongkok untuk menangani ketergantungan narkoba.

 

MAULANA SANDIJAYA, Denpasar

TIONGKOK memang dikenal sebagai gudangnya pengobatan tradisional dan herbal. Ketertarikan Pastika dengan obat tradisional Tiongkok bermula saat dirinya mengunjungi Tiongkok belum lama ini.

Ketika berkunjung ke Negeri Tirai Bambu itu, Gubernur Pastika melihat bagaimana orang yang sudah kecanduan narkoba bisa disembuhkan dengan obat-obatan tradisional.

“Saya ke Tiongkok melihat bagaimana pengguna narkoba diobati dengan terapi akupuntur dan minuman herbal, dan itu berhasil,” tutur Gubernur Pastika saat menerima

kunjungan dari delegasi Universitas Shanghai, Tiongkok, yang dipimpin oleh President Shanghai University of TCM Mr. Jianguang  XU, di ruang kerjanya.

Menurut Pastika, pengobatan tradisional Tiongkok sudah sangat terkenal dan banyak digunakan di berbagai negara termasuk di Indonesia.

Di sisi lain, Bali juga memilki banyak tanaman obat obatan yang sudah dijadikan obat tradisional untuk berbagai penyakit berdasarkan pada kitab suci Ayurveda.

Pastika menuturkan, saat ini Indonesia dalam kondisi darurat narkoba dan hampir puluhan nyawa melayang setiap harinya akibat dari penyalahgunaan narkoba.

Selain diperlukan langkah antisipasi berupa pencegahan dan penindakan, menurut dia perlu dilakukan langkah nyata khususnya bagi pecandu.

Salah satunya dengan  menjalani rehabilitasi dan dipadukan dengan  pengobatan tradisional Tiongkok.

Pastika berharap dengan adanya hubungan kerjasama, dapat memperkaya pengobatan tradisional yang ada sekaligus sebagai ajang saling bertukar ilmu pengetahuan serta pengalaman dalam bidang kesehatan.

“Saya tertarik untuk hal itu (pengobatan tradisional Tiongkok) dan ingin mengembangkannya. Saya harap ini akan jadi salah satu solusi dalam penanganan korban narkoba,” papar mantan Kapolda Bali itu.

Jalinan kerja sama itu bisa diwujudkan melalui Universitas Shanghai dan Universitas Warmadewa.

Diharapkan kerja sama itu menjadi momentum bagi perkembangan dunia kesehatan pada umumnya dan khususnya pengobatan tradisioanl.

Sebagai pusat pariwisata dunia, Bali sudah sepatutnya dapat menyediakan layanan kesehatan yang prima bagi para wisatawan. Apalagi saat ini jumlah wisawatan Tiongkok yang berkunjung ke Bali sangat banyak.

Menanggapi harapan Pastika, Mr. Jianguang  XU, Presiden Shanghai University mengatakan, pengobatan tradisional

dengan akupuntur dan minuman herbal di Tiongkok memang sudah terbukti berhasil menyembuhkan seseorang dari ketergantungan narkoba.

“Tidak itu saja, pengobatan tersebut juga digunakan untuk melepas ketergantungan seseorang terhadap rokok,” ungkap Jianguang.

Pria berkacamata itu pun mengaku senang dengan rencana menjalin kerjasama dengan Bali. “Kami harap jalinan kerjasama ini dapat terwujud,

sehingga akan dapat mengembangkan pengobatan yang ada sehingga Bali nantinya bisa menjadi pusat kesehatan internasional,” imbuhnya.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali  Ketut Suarjaya, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, Wakil Rektor I Universitas Warmadewa I Nyoman Kaca.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/