27.1 C
Jakarta
1 Mei 2024, 9:33 AM WIB

Nostalgia Gending Rare, Pramuka Terdepan Bangun Pendidikan Karakter

Dulu permainan tradisional jadi hobi anak-anak. Kini, permainan beralih ke gadget. Namun, Pramuka Kwarcab Gianyar membangkitkan kembali permainan tradisional lewat workshop.

 

 

SEMANGAT kebersamaan, kejujuran, disiplin, percaya diri, musyawarah, pantang menyerah dan karakter lain tanpa sadar akan mengiringi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

Tak saja anak-anak, bagiamana jika kakak-kakak Pembina Pramuka Siaga yang dikenal hobi mengajak adik-adik pramuka bergembira kini belajar kembali bermain permainan tradisonal?

Mengawali serangkaian kegiatan Hari Pramuka ke-57, Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Gianyar melaksanakan Workshop Permainan Tradisonal bekerjasama dengan Sanggar Kukuruyuk.

Berbeda dari workshop permainan tardisonal yang biasanya diikuti anak-anak, namun Kwartir Cabang Gianyar diikuti oleh 250 peserta yang terdiri dari kakak-kakak Pembina Pramuka Siaga di gugus depan yang mewakili 7 Kwartir Ranting.

Kegiatan Workshop Permainan Tradisonal yang berlangsung di Balai Budaya Gianyar mulai pukul 09.00 – 13.00.

Menghadirkan maestro permainan tradisional Bali, Pekak Made Taro. Ia dikenal sebagai penggiat seni tradisi lisan dan permainan tradisional.

Suasana workshop begitu hidup, sudah mulai terasa saat Pekak Made Taro memberi pemanasan menantang peserta untuk menebak tebak lagu anak-anak/gending rare yang dimainkan pekak taro melalui suara rindik.

Selain bernostalgia dengan masa kecilnya yang akrab dengan permainan tradisional, namun juga para peserta mendapat tambahan

pengetahuan aktivitas yang bisa diterapkan dan diinovasikan ketika melaksanakan aktivitas Pramuka di gugus depan masing-masing.

Pekak Made Taro mengatakan, permainan tradisional tidak hanya untuk bergembira dan menyenangkan hati, namun lebih dari itu adalah banyak nilai-nilai pendidikan karakter yang bisa ditanamkan.

Sportivitas, tanggung jawab, percaya diri, dan karakter positif lainnya. Ditengah hobi bermain gadget yang tak bisa dihindari, peran orang tua untuk membina anak-anak bermain permainan tradisional itu penting.

“Karakter yang ditumbuhkan dalam permainan tradisional juga sesuai dengan Dasa Dharma Pramuka, saya senang sekali jika kakak-kakak pembina

inilah nanti yang membina dan mengajak adik-adik di sekolahnya bermain permainan tradisional dalam aktivitas Kepramukaan,” tutur Made Taro.

Satu persatu Kak Made Taro membagi ilmunya dengan peserta tidak lupa dengan mengiringi permainan tersebut dengan sebuah alat musik cungklik sederhana dan suara pukulan gendang kecil yang dimainkan oleh anaknya.

Satu lagu untuk satu permainan, kegiatan diawali dengan menghafal lagu kemudian akan dilanjutkan mempraktikkan lagu tersebut dalam permainan.

Tawa, semangat dan antusiasme sangat terasa mulai dari permainan sul tultaltil hingga permainan goak maling.

Sementara Kak Ngurah Wijana selaku Ketua Harian Pramuka Kwarcab Gianyar sangat berharap Kakak-kakak Pembina Pramuka Siaga

ini dapat melanjutkan aktivitas permainan tradisional ini dan di inovasikan dalam aktivitas Kepramukaan di gugus depan.

Sehingga menurutnya,  nilai-nilai karakter yang ada dalam permainan tradisional ini dapat diwariskan terus kepada generasi kita.

“Pramuka harus terdepan dalam memberikaan aktivitas-aktivitas dalam rangka pendidikan karakter, dan permainan tradisional

adalah salah satu pilihan aktivitas yang luar biasa positif untuk kita lestarikan dan kembangkan,” pungkas Ngurah Wijana. 

Dulu permainan tradisional jadi hobi anak-anak. Kini, permainan beralih ke gadget. Namun, Pramuka Kwarcab Gianyar membangkitkan kembali permainan tradisional lewat workshop.

 

 

SEMANGAT kebersamaan, kejujuran, disiplin, percaya diri, musyawarah, pantang menyerah dan karakter lain tanpa sadar akan mengiringi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

Tak saja anak-anak, bagiamana jika kakak-kakak Pembina Pramuka Siaga yang dikenal hobi mengajak adik-adik pramuka bergembira kini belajar kembali bermain permainan tradisonal?

Mengawali serangkaian kegiatan Hari Pramuka ke-57, Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Gianyar melaksanakan Workshop Permainan Tradisonal bekerjasama dengan Sanggar Kukuruyuk.

Berbeda dari workshop permainan tardisonal yang biasanya diikuti anak-anak, namun Kwartir Cabang Gianyar diikuti oleh 250 peserta yang terdiri dari kakak-kakak Pembina Pramuka Siaga di gugus depan yang mewakili 7 Kwartir Ranting.

Kegiatan Workshop Permainan Tradisonal yang berlangsung di Balai Budaya Gianyar mulai pukul 09.00 – 13.00.

Menghadirkan maestro permainan tradisional Bali, Pekak Made Taro. Ia dikenal sebagai penggiat seni tradisi lisan dan permainan tradisional.

Suasana workshop begitu hidup, sudah mulai terasa saat Pekak Made Taro memberi pemanasan menantang peserta untuk menebak tebak lagu anak-anak/gending rare yang dimainkan pekak taro melalui suara rindik.

Selain bernostalgia dengan masa kecilnya yang akrab dengan permainan tradisional, namun juga para peserta mendapat tambahan

pengetahuan aktivitas yang bisa diterapkan dan diinovasikan ketika melaksanakan aktivitas Pramuka di gugus depan masing-masing.

Pekak Made Taro mengatakan, permainan tradisional tidak hanya untuk bergembira dan menyenangkan hati, namun lebih dari itu adalah banyak nilai-nilai pendidikan karakter yang bisa ditanamkan.

Sportivitas, tanggung jawab, percaya diri, dan karakter positif lainnya. Ditengah hobi bermain gadget yang tak bisa dihindari, peran orang tua untuk membina anak-anak bermain permainan tradisional itu penting.

“Karakter yang ditumbuhkan dalam permainan tradisional juga sesuai dengan Dasa Dharma Pramuka, saya senang sekali jika kakak-kakak pembina

inilah nanti yang membina dan mengajak adik-adik di sekolahnya bermain permainan tradisional dalam aktivitas Kepramukaan,” tutur Made Taro.

Satu persatu Kak Made Taro membagi ilmunya dengan peserta tidak lupa dengan mengiringi permainan tersebut dengan sebuah alat musik cungklik sederhana dan suara pukulan gendang kecil yang dimainkan oleh anaknya.

Satu lagu untuk satu permainan, kegiatan diawali dengan menghafal lagu kemudian akan dilanjutkan mempraktikkan lagu tersebut dalam permainan.

Tawa, semangat dan antusiasme sangat terasa mulai dari permainan sul tultaltil hingga permainan goak maling.

Sementara Kak Ngurah Wijana selaku Ketua Harian Pramuka Kwarcab Gianyar sangat berharap Kakak-kakak Pembina Pramuka Siaga

ini dapat melanjutkan aktivitas permainan tradisional ini dan di inovasikan dalam aktivitas Kepramukaan di gugus depan.

Sehingga menurutnya,  nilai-nilai karakter yang ada dalam permainan tradisional ini dapat diwariskan terus kepada generasi kita.

“Pramuka harus terdepan dalam memberikaan aktivitas-aktivitas dalam rangka pendidikan karakter, dan permainan tradisional

adalah salah satu pilihan aktivitas yang luar biasa positif untuk kita lestarikan dan kembangkan,” pungkas Ngurah Wijana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/