27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:12 AM WIB

Bayar Nazar dengan Gunduli Rambut, Jalan Kaki 14 Km ke DPRD Gianyar

I Wayan Sama alias Wakong, 40, adalah pendukung fanatik politikus PDIP Nyoman Parta. Karena itu, dia rela membayar nazar setelah Parta dipastikan lolos ke DPR RI.

Ada dua kaul yang dibayar, yakni menggunduli rambutnya pada Rabu (8/5). Disusul berjalan kaki pada Kamis (9/5) dari Desa Guwang menuju Gedung DPRD Gianyar. 

Perjalanan 14 kilometer itu dia tempuh selama kurang lebih 5 jam. Seperti apa?

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

MENGENAKAN kemeja hitam lengan panjang, sarung dan udeng, Wayan Sama alias Wakong yang telah menggunduli rambutnya itu tampil rapi.

Ditemani sejumlah kerabatnya, pria berbadan gempal asal Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati membayar kaul jalan kaki mulai pukul 04.00.

Perjalannya diawali dari kediaman Parta di depan balai Banjar Wangbung, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati.

Wakong yang anggota komunitas Teman Parta itu juga membawa 100 canang sari dan dupa yang ditempatkan pada keben.

Rute sejauh 14 kilometer dia tempuh melalui Desa Sukawati, Desa Batuan, Desa Batuan Kaler, Desa Kemenuh, Pasar Blahbatuh ke utara menuju Bypass Dharmagiri.

Menariknya, di setiap catus pata atau persimpangan jalan yang dia lalui, Wakong membakar dupa lalu menghaturkan 4 buah canang sari yang disiapkan dari rumah.

Dalam perjalanan, Wakong sempat istirahat dan sarapan nasi jinggo di pasar Blahbatuh. Wakong juga dijamu oleh sesama komunitas Teman Parta yang mendukung aksinya itu.

Dia pun tiba di depan gedung DPRD Gianyar sekitar pukul 08.57. Sehingga total perjalanan yang ditempuh kurang lebih 5 jam.

Wakong mengaku sesangi atau kaul itu dia ucapkan pada 7 bulan lalu. “Karena tyang (saya, red) merasa ikut semangat melihat perjuangan Pakman Parta (Bapak Nyoman Parta, red)

yang serius merawat Bali. Pakman juga mendidik masyarakat agar tidak fragmatis, tidak melulu soal uang,” ujar Wakong, kemarin.

Wakong menilai Nyoman Parta yang kini duduk sebagai Ketua Komisi IV DPRD Bali itu rajin turun ke masyarakat untuk menyerap aspirasi.

“Pakman Parta turun siang-malam tidak kenal waktu. Tyang terketuk untuk ikut berjuang, walaupun kapasitas kecil dengan langkah ini,” jelasnya.

Setelah melihat hasil pleno di tingkat kabupaten dan kota se-Bali, maka Parta dipastikan lolos ke senayan sebagai anggota DPR RI.

“Janji harus ditepati, maka saya buat aksi ini,” jelasnya. Dipilihnya gedung DPRD Gianyar sebagai tempat finis, karena punya perjuangan yang sama dengan DPR RI.

Wakong berharap, aksinya ini membuat Parta tambah semangat dalam mengemban aspirasi masyarakat.

“Supaya bisa mengharumkan nama daerah dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Bali khususnya Gianyar,” pintanya.

Di bagian lain, Nyoman Parta mengaku Wakong mengekspresikan kegembiraannya. “Dia membayar kaul. Dulu saat proses pencalegan

dia mengetahui saya dapat nomer urut 7 (caleg DPR RI dari PDIP). Dia kecewa dan marah,” ujar Parta mengenang.

Wakong saat itu menginginkan Parta berada di nomor urut 2. “Karena saya pengurus DPD yang berturut-turut menjabat tiga periode. Juga anggota dewan yang produktif.

Tapi malah disalip sama Ketua DPC. Setidaknya saya nomor 5,” ujar Parta menirukan perhitungan Wakong saat itu.

Akhirnya, Parta pun berdiskusi dengan Wakong dan tim pemenangannya, Teman Parta. “Saya menenangkan dan mengajak dia berjuang, saya bilang nomor 7 itu nomor keberuntungan.

Dia terus mengerti dan mesesangi (bayar kaul, red). Kalau saya lolos ke DPR RI, dia akan megundul  (mencukur rambut, red) dan jalan kaki,” ujarnya.

Politikus dari Desa Guwang, Kecamatan Sukawati itu pun mengapreasi langkah yang dilakukan Wakong berjalan kaki sambil menghaturkan canang sari di setiap persimpangan jalan yang dilalui.

“Saya menghormati keteguhannya melaksanakan janji, dia Satya Semaya (jujur atau setia kepada janji, red),” tukasnya. (*)

 

I Wayan Sama alias Wakong, 40, adalah pendukung fanatik politikus PDIP Nyoman Parta. Karena itu, dia rela membayar nazar setelah Parta dipastikan lolos ke DPR RI.

Ada dua kaul yang dibayar, yakni menggunduli rambutnya pada Rabu (8/5). Disusul berjalan kaki pada Kamis (9/5) dari Desa Guwang menuju Gedung DPRD Gianyar. 

Perjalanan 14 kilometer itu dia tempuh selama kurang lebih 5 jam. Seperti apa?

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

MENGENAKAN kemeja hitam lengan panjang, sarung dan udeng, Wayan Sama alias Wakong yang telah menggunduli rambutnya itu tampil rapi.

Ditemani sejumlah kerabatnya, pria berbadan gempal asal Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati membayar kaul jalan kaki mulai pukul 04.00.

Perjalannya diawali dari kediaman Parta di depan balai Banjar Wangbung, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati.

Wakong yang anggota komunitas Teman Parta itu juga membawa 100 canang sari dan dupa yang ditempatkan pada keben.

Rute sejauh 14 kilometer dia tempuh melalui Desa Sukawati, Desa Batuan, Desa Batuan Kaler, Desa Kemenuh, Pasar Blahbatuh ke utara menuju Bypass Dharmagiri.

Menariknya, di setiap catus pata atau persimpangan jalan yang dia lalui, Wakong membakar dupa lalu menghaturkan 4 buah canang sari yang disiapkan dari rumah.

Dalam perjalanan, Wakong sempat istirahat dan sarapan nasi jinggo di pasar Blahbatuh. Wakong juga dijamu oleh sesama komunitas Teman Parta yang mendukung aksinya itu.

Dia pun tiba di depan gedung DPRD Gianyar sekitar pukul 08.57. Sehingga total perjalanan yang ditempuh kurang lebih 5 jam.

Wakong mengaku sesangi atau kaul itu dia ucapkan pada 7 bulan lalu. “Karena tyang (saya, red) merasa ikut semangat melihat perjuangan Pakman Parta (Bapak Nyoman Parta, red)

yang serius merawat Bali. Pakman juga mendidik masyarakat agar tidak fragmatis, tidak melulu soal uang,” ujar Wakong, kemarin.

Wakong menilai Nyoman Parta yang kini duduk sebagai Ketua Komisi IV DPRD Bali itu rajin turun ke masyarakat untuk menyerap aspirasi.

“Pakman Parta turun siang-malam tidak kenal waktu. Tyang terketuk untuk ikut berjuang, walaupun kapasitas kecil dengan langkah ini,” jelasnya.

Setelah melihat hasil pleno di tingkat kabupaten dan kota se-Bali, maka Parta dipastikan lolos ke senayan sebagai anggota DPR RI.

“Janji harus ditepati, maka saya buat aksi ini,” jelasnya. Dipilihnya gedung DPRD Gianyar sebagai tempat finis, karena punya perjuangan yang sama dengan DPR RI.

Wakong berharap, aksinya ini membuat Parta tambah semangat dalam mengemban aspirasi masyarakat.

“Supaya bisa mengharumkan nama daerah dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Bali khususnya Gianyar,” pintanya.

Di bagian lain, Nyoman Parta mengaku Wakong mengekspresikan kegembiraannya. “Dia membayar kaul. Dulu saat proses pencalegan

dia mengetahui saya dapat nomer urut 7 (caleg DPR RI dari PDIP). Dia kecewa dan marah,” ujar Parta mengenang.

Wakong saat itu menginginkan Parta berada di nomor urut 2. “Karena saya pengurus DPD yang berturut-turut menjabat tiga periode. Juga anggota dewan yang produktif.

Tapi malah disalip sama Ketua DPC. Setidaknya saya nomor 5,” ujar Parta menirukan perhitungan Wakong saat itu.

Akhirnya, Parta pun berdiskusi dengan Wakong dan tim pemenangannya, Teman Parta. “Saya menenangkan dan mengajak dia berjuang, saya bilang nomor 7 itu nomor keberuntungan.

Dia terus mengerti dan mesesangi (bayar kaul, red). Kalau saya lolos ke DPR RI, dia akan megundul  (mencukur rambut, red) dan jalan kaki,” ujarnya.

Politikus dari Desa Guwang, Kecamatan Sukawati itu pun mengapreasi langkah yang dilakukan Wakong berjalan kaki sambil menghaturkan canang sari di setiap persimpangan jalan yang dilalui.

“Saya menghormati keteguhannya melaksanakan janji, dia Satya Semaya (jujur atau setia kepada janji, red),” tukasnya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/