27.1 C
Jakarta
23 November 2024, 17:19 PM WIB

Simbol Leluhur Datang Bawa Kebahagiaan, Total Bisa Bagikan Rp 50 Juta

Setiap hari Kuningan ada hal unik dan menarik di Banjar Dinas Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan. Yakni tradisi mesuryak atau bagi-bagikan uang. Tradisi ini diyakini mampu memberikan keberkahan dalam rezeki.

 

 

JULIADI, Tabanan

TUMPAH ruah warga Banjar Dinas Bongan Gede di jalan desa. Mulai dari anak-anak, dewasa hingga orang tua mengikuti tradisi Mesuryak.

Tepat pukul 09.00 pagi tradisi tersebut dimulai warga di masing-masing gang dan rumah. Mereka mulai melempar uang kertas pecahan Rp 2 ribu hingga Rp 100 ribu keatas udara.

Warga mulai mengambil uang yang dilemparkan keatas udara. Meskipun harus desakan dan saling injak untuk mengambil uang yang dibagikan.

Ada juga yang harus menaiki atap rumah warga. Karena uang tersangkut diatap rumah. Tidak hanya itu sampai menaiki penjor menjulang tinggi.

Uang yang dibagikan mulai dari pecahan Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, Rp 20 ribu, Rp 50 ribu, hingga uang pecahan lembaran Rp 100 ribu.

Kelian Adat Banjar Bongan Gede I Nyoman Parwata menyatakan, tradisi sejarah Mesuryak sudah ada sejak zaman leluhur dulu.

Tradisi ini dilakukan  setiap perayaan hari raya Kuningan enam bulan sekali. Sebelum tradisi Mesuryak di mulai, para warga Banjar Dinas Bongan Gede, Desa Bongan,

Tabanan melakukan persembahyangan di Pura Keluarga, Pura Puseh dan di Pura Khayangan Tiga yang ada di desa adat setempat.

Setelah melakukan persembahyangan, warga kemudian mengawali tradisi Mesuryak. Warga membawa sesajen ke depan pintu masuk rumah atau gang pintu masuk.

Upacara dipimpin pemangku sembari melantunkan doa-doa. Setelah itu ditutup dengan tradisi Mesuryak.

“Makna dari tradisi Mesuryak mampu mengantarkan leluhur turun ke bumi selama sepuluh hari antara Galungan dan Kuningan kembali ke surga dengan lapang dada,

karena melihat keturunannya bergembira, saat melepasnya kembali ke alam surga. Kemudian simbol dari mesuryak melambang keramaian dan kebahagian jika dilihat dari asal katanya,” ungkap Parwata.

Dituturkan Parwata, tradisi membagikan uang yang dilakukan warga Bongan Gede dilakukan seikhlas-ikhlasnya. Artinya uang yang akan dibagikan sesuai dengan kemampuan ekonomi.

Tidak ada paksaan berapa pun banyak uang boleh dibagikan.  “Tradisi mesuryak tidak pernah tidak dilakukan di desa kami. Tradisi dimulai dari pukul 09.00 sampai pukul 12.00,” bebernya. 

“Saat ini dari 135 kepala keluarga (KK), sekitar 90 persen warga kami melakuka tradisi mesuryak. Rata-rata jumlah uang yang dibagikan setiap kepala keluarga

berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Total uang yang dibagikan dalam tradisi mesuryak  mencapai Rp 50 juta,” ujar Parwata.

Parwata menambahkan, tradisi ini tidak sama sekali mempengaruhi perekonomian warga. Kemudian tidak mengakibatkan kemiskinan pada warga. Justru ini membawa berkas.

“Biasa di desa kami sebagian besar menjadi seorang petani. Kini sebagian menjadi pengusaha, pegawai. Bahkan warga disini banyak yang menyekolahkan anaknya ke luar pulau Bali,” tandasnya.

Salah satu warga Banjar Dinas Bongan Gede I Ketut Alit Subagia, 55, mengakui tradisi mesuryak ini ada sejak dulu. Setiap hari raya Kuningan.

“Tradisi ini pertanda rasa syukur kami atas limpahan rezeki yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Berbagi rezeki dengan warga lainnya,” kata pria yang bekerja sebagai pengusaha suplayer obat-obatan dan barang elektronik ini.

Diakui Subagia, saat ini dikeluarganya terdapat 7 KK membagikan uang sebanyak Rp 7 juta. “Kami sangat yakin ketika mesuryak dilakukan bakal membawa berkah,” pungkasnya.

Setiap hari Kuningan ada hal unik dan menarik di Banjar Dinas Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan. Yakni tradisi mesuryak atau bagi-bagikan uang. Tradisi ini diyakini mampu memberikan keberkahan dalam rezeki.

 

 

JULIADI, Tabanan

TUMPAH ruah warga Banjar Dinas Bongan Gede di jalan desa. Mulai dari anak-anak, dewasa hingga orang tua mengikuti tradisi Mesuryak.

Tepat pukul 09.00 pagi tradisi tersebut dimulai warga di masing-masing gang dan rumah. Mereka mulai melempar uang kertas pecahan Rp 2 ribu hingga Rp 100 ribu keatas udara.

Warga mulai mengambil uang yang dilemparkan keatas udara. Meskipun harus desakan dan saling injak untuk mengambil uang yang dibagikan.

Ada juga yang harus menaiki atap rumah warga. Karena uang tersangkut diatap rumah. Tidak hanya itu sampai menaiki penjor menjulang tinggi.

Uang yang dibagikan mulai dari pecahan Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, Rp 20 ribu, Rp 50 ribu, hingga uang pecahan lembaran Rp 100 ribu.

Kelian Adat Banjar Bongan Gede I Nyoman Parwata menyatakan, tradisi sejarah Mesuryak sudah ada sejak zaman leluhur dulu.

Tradisi ini dilakukan  setiap perayaan hari raya Kuningan enam bulan sekali. Sebelum tradisi Mesuryak di mulai, para warga Banjar Dinas Bongan Gede, Desa Bongan,

Tabanan melakukan persembahyangan di Pura Keluarga, Pura Puseh dan di Pura Khayangan Tiga yang ada di desa adat setempat.

Setelah melakukan persembahyangan, warga kemudian mengawali tradisi Mesuryak. Warga membawa sesajen ke depan pintu masuk rumah atau gang pintu masuk.

Upacara dipimpin pemangku sembari melantunkan doa-doa. Setelah itu ditutup dengan tradisi Mesuryak.

“Makna dari tradisi Mesuryak mampu mengantarkan leluhur turun ke bumi selama sepuluh hari antara Galungan dan Kuningan kembali ke surga dengan lapang dada,

karena melihat keturunannya bergembira, saat melepasnya kembali ke alam surga. Kemudian simbol dari mesuryak melambang keramaian dan kebahagian jika dilihat dari asal katanya,” ungkap Parwata.

Dituturkan Parwata, tradisi membagikan uang yang dilakukan warga Bongan Gede dilakukan seikhlas-ikhlasnya. Artinya uang yang akan dibagikan sesuai dengan kemampuan ekonomi.

Tidak ada paksaan berapa pun banyak uang boleh dibagikan.  “Tradisi mesuryak tidak pernah tidak dilakukan di desa kami. Tradisi dimulai dari pukul 09.00 sampai pukul 12.00,” bebernya. 

“Saat ini dari 135 kepala keluarga (KK), sekitar 90 persen warga kami melakuka tradisi mesuryak. Rata-rata jumlah uang yang dibagikan setiap kepala keluarga

berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Total uang yang dibagikan dalam tradisi mesuryak  mencapai Rp 50 juta,” ujar Parwata.

Parwata menambahkan, tradisi ini tidak sama sekali mempengaruhi perekonomian warga. Kemudian tidak mengakibatkan kemiskinan pada warga. Justru ini membawa berkas.

“Biasa di desa kami sebagian besar menjadi seorang petani. Kini sebagian menjadi pengusaha, pegawai. Bahkan warga disini banyak yang menyekolahkan anaknya ke luar pulau Bali,” tandasnya.

Salah satu warga Banjar Dinas Bongan Gede I Ketut Alit Subagia, 55, mengakui tradisi mesuryak ini ada sejak dulu. Setiap hari raya Kuningan.

“Tradisi ini pertanda rasa syukur kami atas limpahan rezeki yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Berbagi rezeki dengan warga lainnya,” kata pria yang bekerja sebagai pengusaha suplayer obat-obatan dan barang elektronik ini.

Diakui Subagia, saat ini dikeluarganya terdapat 7 KK membagikan uang sebanyak Rp 7 juta. “Kami sangat yakin ketika mesuryak dilakukan bakal membawa berkah,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/