26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:23 AM WIB

Referensi dari Internet, Raup Keuntungan Berlipat, Pandemi Order Naik

Siapa sangka hewan yang dianggap hama satu ini justru punya banyak manfaat. Bahkan, memiliki nilai ekonomis tinggi.

Budidaya lebah trigona yang menghasilkan madu itulah yang digeluti Made Gunawan, warga Banjar Dinas Kajanan, Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Seperti apa?

 

JULIADI, Tejakula

SARANG-SARANG lebah terbuat dari kayu berdiri diatas tempat pot bunga terlihat dari kejauhan di halaman pekarangan rumah milik Made Gunawan di Banjar Dinas Kajanan, Desa Tejakula.

Total ada sekitar 15 sarang lebah trigona yang dia budidayakan dengan ukuran setiap sarang 20 cm/ 40 cm.

Pria berusia 35 tahun tampak santai sambil membersihkan sarang dan melihat perkembangan lebah trigona atau biasa disebut klanceng yang menghasilkan madu.

Jawa Pos Radar Bali yang bertandang ke kediamannya disambut ramah. “Duduk dulu,” sapanya. Made Gunawan sejatinya sudah 19 tahun melakukan budidaya lebah trigona.

Lantaran berhasil dan menambahkan pendapatan tambahan sebagai petani, dia terus menggeluti sampai saat ini.

Menurut Made Gunawan, budidaya lebah trigona digeluti sejak tahun 2001. Idenya berawal saat dirinya menyabit rumput di hutan.

Tak disangka dia menemukan sarang lebah pada sebuah batang kayu yang menghasilkan madu. “Saya tertarik sehingga mencobanya,” ujarnya.

Diakui Made Gunawan, karena pertama kali melakukan budidaya lebah trigona selalu gagal. Namun, kondisi tersebut tidak membuatnya patah semangat.

Belajar budidaya lebah trigona pun ia lakukan secara otodidak. Kemudian mencari referensi ilmu dari dari internet media (youtube). Alhasil Made Gunawan pun sukses.

Rupanya budidaya lebah trigona tak serumit yang dibayangkan. Apalagi banyak orang yang mengatakan terserang setiap saat ketika memanen madu dari sarang lebah.  

Proses budidaya yang dilakukannya cukup mudah. Buat sarang lebah dari kayu. Kemudian masukkan sejumlah sarang lebah.

Sarang-sarang lebah tersebut yang sudah penuh di koloni. Dengan dipecah kembali masukkan ke sarang lebah yang baru. Begitu seterusnya.

“Baru sarang-sarang lebah tersebut menghasilkan telur dari Ratu Kele. Sekitar 2-6 bulan baru perlahan lebah memproduksi madu,” paparnya.

Untuk perawatan dan pembersihannya selama ini rutin dilakukan dua kali dalam seminggu.  Mengecek sarang agar tidak ada hama seperti cicak, semut dan lainnya yang mengganggu proses produksi madu dari lebah.

Kemudian setiap tiang penyangga sarang diolesi oli bekas, coret kapur ajaib selama tidak menyentuh sarang agar terlindung dari hama.

Made Gunawan menambahkan, dengan memiliki sekitar 15 sarang lebah trigona rata-rata mampu menghasilkan madu sekitar 10 botol.

Dengan ukuran botol 600 ml setiap sekali panen. Untuk sebulan madu yang dihasilkan bisa mencapai 10 botol.

Sedangkan harga jual per botol madu bisa mencapai Rp 350 ribu. Selain madu, dia juga menjual sarang beserta koloninya dengan variasi harga tergantung jenis dan ukuran.

Sarang berserta koloni kisaran harganya Rp 100 ribu- Rp 1 juta. “Selama ini sarang dan madu saya jual ke daerah Nusa Dua, Badung, Denpasar, Singaraja,

Petang Badung dan Klungkung. Sudah ada yang mengambil secara langsung kemari. Pembeli yang datang,” pungkasnya.  

Berkat ketekunan menggeluti budidaya lebah trigona, Made Gunawan mampu meraup keuntungan mencapai Rp 10 juta untuk penjualan sarang dan madu setiap kali panen.

Agar lebah trigona yang dibudidaya tetap bertahan, Made Gunawan menanam bunga-bunga penghasil madu. Seperti bunga matahari dan bunga jenis lainnya.

“Saat pandemi Covid-19 seperti saat ini, budidaya lebah saya tak terdampak. Karena banyak warga yang memesan madu untuk meningkatkan imun tubuh,” pungkasnya. (*)

 

Siapa sangka hewan yang dianggap hama satu ini justru punya banyak manfaat. Bahkan, memiliki nilai ekonomis tinggi.

Budidaya lebah trigona yang menghasilkan madu itulah yang digeluti Made Gunawan, warga Banjar Dinas Kajanan, Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Seperti apa?

 

JULIADI, Tejakula

SARANG-SARANG lebah terbuat dari kayu berdiri diatas tempat pot bunga terlihat dari kejauhan di halaman pekarangan rumah milik Made Gunawan di Banjar Dinas Kajanan, Desa Tejakula.

Total ada sekitar 15 sarang lebah trigona yang dia budidayakan dengan ukuran setiap sarang 20 cm/ 40 cm.

Pria berusia 35 tahun tampak santai sambil membersihkan sarang dan melihat perkembangan lebah trigona atau biasa disebut klanceng yang menghasilkan madu.

Jawa Pos Radar Bali yang bertandang ke kediamannya disambut ramah. “Duduk dulu,” sapanya. Made Gunawan sejatinya sudah 19 tahun melakukan budidaya lebah trigona.

Lantaran berhasil dan menambahkan pendapatan tambahan sebagai petani, dia terus menggeluti sampai saat ini.

Menurut Made Gunawan, budidaya lebah trigona digeluti sejak tahun 2001. Idenya berawal saat dirinya menyabit rumput di hutan.

Tak disangka dia menemukan sarang lebah pada sebuah batang kayu yang menghasilkan madu. “Saya tertarik sehingga mencobanya,” ujarnya.

Diakui Made Gunawan, karena pertama kali melakukan budidaya lebah trigona selalu gagal. Namun, kondisi tersebut tidak membuatnya patah semangat.

Belajar budidaya lebah trigona pun ia lakukan secara otodidak. Kemudian mencari referensi ilmu dari dari internet media (youtube). Alhasil Made Gunawan pun sukses.

Rupanya budidaya lebah trigona tak serumit yang dibayangkan. Apalagi banyak orang yang mengatakan terserang setiap saat ketika memanen madu dari sarang lebah.  

Proses budidaya yang dilakukannya cukup mudah. Buat sarang lebah dari kayu. Kemudian masukkan sejumlah sarang lebah.

Sarang-sarang lebah tersebut yang sudah penuh di koloni. Dengan dipecah kembali masukkan ke sarang lebah yang baru. Begitu seterusnya.

“Baru sarang-sarang lebah tersebut menghasilkan telur dari Ratu Kele. Sekitar 2-6 bulan baru perlahan lebah memproduksi madu,” paparnya.

Untuk perawatan dan pembersihannya selama ini rutin dilakukan dua kali dalam seminggu.  Mengecek sarang agar tidak ada hama seperti cicak, semut dan lainnya yang mengganggu proses produksi madu dari lebah.

Kemudian setiap tiang penyangga sarang diolesi oli bekas, coret kapur ajaib selama tidak menyentuh sarang agar terlindung dari hama.

Made Gunawan menambahkan, dengan memiliki sekitar 15 sarang lebah trigona rata-rata mampu menghasilkan madu sekitar 10 botol.

Dengan ukuran botol 600 ml setiap sekali panen. Untuk sebulan madu yang dihasilkan bisa mencapai 10 botol.

Sedangkan harga jual per botol madu bisa mencapai Rp 350 ribu. Selain madu, dia juga menjual sarang beserta koloninya dengan variasi harga tergantung jenis dan ukuran.

Sarang berserta koloni kisaran harganya Rp 100 ribu- Rp 1 juta. “Selama ini sarang dan madu saya jual ke daerah Nusa Dua, Badung, Denpasar, Singaraja,

Petang Badung dan Klungkung. Sudah ada yang mengambil secara langsung kemari. Pembeli yang datang,” pungkasnya.  

Berkat ketekunan menggeluti budidaya lebah trigona, Made Gunawan mampu meraup keuntungan mencapai Rp 10 juta untuk penjualan sarang dan madu setiap kali panen.

Agar lebah trigona yang dibudidaya tetap bertahan, Made Gunawan menanam bunga-bunga penghasil madu. Seperti bunga matahari dan bunga jenis lainnya.

“Saat pandemi Covid-19 seperti saat ini, budidaya lebah saya tak terdampak. Karena banyak warga yang memesan madu untuk meningkatkan imun tubuh,” pungkasnya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/