27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:20 AM WIB

Coblosan Tinggal Hitung Hari, Warga Masih Sulit Praktikkan Pencoblosan

DENPASAR – Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Denpasar menggelar simulasi pemilihan umum (pemilu) di Desa Tegal Harum, Denpasar Barat, Kamis kemarin.

Dalam simulasi itu mengundang pemilih sebanyak 250 orang beserta dengan panitia pemungut suara (PPS) dan juga  lengkap dengan sarana pemungutan suara.

Terungkap ternyata, masyarakat masih kesulitan dalam melakukan pencoblosan di balik bilik suara.  Diakui lebih rumit dibandingkan pemilihan kepala daerah.

Kesulitannya ini pun karena persoalan surat suara yang didapat sangat banyak, yakni ada lima surat suara. Selain itu ukuran lebih besar sehingga menyusahkan pemilih.

Bahkan, yang menyulitkan lagi, mereka  sendiri belum tahu siapa yang harus dipilih. Sehingga memakan waktu lama saat di bilik suara.

Ketua KPUD Kota Denpasar, I Wayan Arsa Jaya, menyatakan bahwa pihaknya mengundang 250 orang. Yang diambil dari warga setempat, maupun di luar Desa Tegal Harum.  

Juga menghadirkan KPPS yang bertugas  pada hari H. “ Kemudian penyelenggara PPS juga terlibat sebagai saksi.

Sehingga mereka bisa mengamati proses.  Sehingga dengan simulasi ini mendapat gambaran. Seperti apa proses pemungutan suara dan perhitungan suara,” ucapnya.

 Dikatakan, simulasi mulai dari pagi pukul 07.00 sampai malam hari. Karena pemungutan suara sampai 13.00. Dilanjutkan penghitungan  dan pengisian formulir.

Arsa menyatakan pemilih membutuhkan waktu untuk mencoblos 3 sampai 5 menit. Itupun kalau sudah tahu siapa yang akan dipilih.

Sedangkan masyarakat yang belum tahu pilihannya akan memakan waktu lebih dari 5 menit. “ Jadi dengan simulasi ini membuka wawasan mereka ternyata seperti ini.

Karena ukuran kertas suara akan sama seperti simulasi. Tapi, partainya saja berbeda diganti dengan buah-buahan,” tuturnya.

Untuk simulasi ini hanya dilakukan sekali saja. Jadi dengan simulasi yang sudah dilakukan, masyarakat diminta lebih paham dan lebih bisa mengantisipasi kemungkinan  untuk surat suara. Seperti ukuran dan tata letak. 

Dia menyarankan terutama untuk pemilih harus sudah menentukan pilihannya sebelum datang ke TPS (tempat pemungutan suara).

Selain itu, kepada penyelenggara, kegiatan simulasi ini menjadi bagian upaya  dalam memantapkan dan kesigapan dalam menghadapi pemungutan di TPS.

Sehingga pemungutan sampai penghitungan suara berjalan  lancar. “ Jika ada evaluasi kami akan sekiranya akan buat evaluasi dan kami sampaikan ke penyelenggara agar lebih fokus,” pungkasnya. 

DENPASAR – Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Denpasar menggelar simulasi pemilihan umum (pemilu) di Desa Tegal Harum, Denpasar Barat, Kamis kemarin.

Dalam simulasi itu mengundang pemilih sebanyak 250 orang beserta dengan panitia pemungut suara (PPS) dan juga  lengkap dengan sarana pemungutan suara.

Terungkap ternyata, masyarakat masih kesulitan dalam melakukan pencoblosan di balik bilik suara.  Diakui lebih rumit dibandingkan pemilihan kepala daerah.

Kesulitannya ini pun karena persoalan surat suara yang didapat sangat banyak, yakni ada lima surat suara. Selain itu ukuran lebih besar sehingga menyusahkan pemilih.

Bahkan, yang menyulitkan lagi, mereka  sendiri belum tahu siapa yang harus dipilih. Sehingga memakan waktu lama saat di bilik suara.

Ketua KPUD Kota Denpasar, I Wayan Arsa Jaya, menyatakan bahwa pihaknya mengundang 250 orang. Yang diambil dari warga setempat, maupun di luar Desa Tegal Harum.  

Juga menghadirkan KPPS yang bertugas  pada hari H. “ Kemudian penyelenggara PPS juga terlibat sebagai saksi.

Sehingga mereka bisa mengamati proses.  Sehingga dengan simulasi ini mendapat gambaran. Seperti apa proses pemungutan suara dan perhitungan suara,” ucapnya.

 Dikatakan, simulasi mulai dari pagi pukul 07.00 sampai malam hari. Karena pemungutan suara sampai 13.00. Dilanjutkan penghitungan  dan pengisian formulir.

Arsa menyatakan pemilih membutuhkan waktu untuk mencoblos 3 sampai 5 menit. Itupun kalau sudah tahu siapa yang akan dipilih.

Sedangkan masyarakat yang belum tahu pilihannya akan memakan waktu lebih dari 5 menit. “ Jadi dengan simulasi ini membuka wawasan mereka ternyata seperti ini.

Karena ukuran kertas suara akan sama seperti simulasi. Tapi, partainya saja berbeda diganti dengan buah-buahan,” tuturnya.

Untuk simulasi ini hanya dilakukan sekali saja. Jadi dengan simulasi yang sudah dilakukan, masyarakat diminta lebih paham dan lebih bisa mengantisipasi kemungkinan  untuk surat suara. Seperti ukuran dan tata letak. 

Dia menyarankan terutama untuk pemilih harus sudah menentukan pilihannya sebelum datang ke TPS (tempat pemungutan suara).

Selain itu, kepada penyelenggara, kegiatan simulasi ini menjadi bagian upaya  dalam memantapkan dan kesigapan dalam menghadapi pemungutan di TPS.

Sehingga pemungutan sampai penghitungan suara berjalan  lancar. “ Jika ada evaluasi kami akan sekiranya akan buat evaluasi dan kami sampaikan ke penyelenggara agar lebih fokus,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/