SEORANG kapten kapal berisinial MI memilih mati dengan cara loncat ke muara. Sang kaptem memilih mati setelah tertangkap tangan menyelundupkan narkotika jenis sabu sebanyak 20 kilogram dari Malaisya ke Indonesia.
Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Krisno H Siregar mengatakan, MI ditangkap bersama 12 anak buah kapal (ABK) saat melakukan pelayaran dari Malaysia. Kapal tersebut diketahui menyimpan sabu di bagian mesin.
“Ini kapal sebenarnya legal, punya izin pelayaran dan sebagainya. Mengangkut barang-barang dari salah satu dermaga di negara tetangga di Malaysia. Namun, kapten kapal dan salah satu ABK-nya rupanya dititipi narkotika jenis sabu 20 kilogram, yang disembunyikan di mesin kapal,” kata Krisno di Mabes Polri, Jakarta, Rabu kemarin (12/10).
Setelah tertangkap, MI diborgol. Namun, mendadak memilih melompat ke muara sungai yang dihuni banyak buaya. Petugas yang kehilangan jejak meminta bantuan Basarnas dan Polres setempat untuk melakukan pencarian.
“Sampai pada akhirnya tiga hari kemudian, sesosok mayat dengan sebagian tubuhnya kami duga habis dimakan ikan itu timbul. Dan diidentifiaksi bahwa yang bersangkutan adalah MI yang kabur tidak jauh dari tempat tersebut. Dan jasad tersebut sudah diterima oleh keluarganya, dan keluarganya bisa menerima ketika kami menjelaskan situasi ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Krisno menyebut, jasad MI terlihat seperti dimakan oleh ikan-ikan di muara tersebut. Beruntung jasadnya tidak dimakan buaya sehingga masih berbentuk utuh. “Nggak (termakan buaya), kalau buaya saya kira habis. Tadi saya sudah sebutkan bahwa bagian tubuhnya itu memang ada luka-luka,” katanya.
Dalam kasus ini selanjutnya salah satu ABK berinisial S ditetapkan sebagai tersangka. Dia berperan turut membantu MI dalam penyelundupan sabu. “Sisanya hanya kami riksa sebagai saksi. Dan kami masih terus mengembangkan terhadap sumber barang,” pungkas Krisno. (jpg)