25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:01 AM WIB

Sebelum Tewas Tensi Drop, Pelaku Ternyata Masih Ada Hubungan Keluarga

Sosok Ni Made Ayu Serli Mahardika, 20, yang tewas di kamar kosnya di Jalan Wijaya Kusuma, Singaraja, membuat terkejut keluarga besar dan krama Banjar Senganan Kangin, Senganan, Penebel, Tabanan.

Tak ada yang menyangka almarhum yang akan bercita-cita mengikuti jejak ayah menjadi seorang guru, harus berakhir tragis pada usai masih muda.

 

JULIADI, Tabanan.

SUASANA rumah duka tampak sepi. Beberapa mobil terlihat terparkir di halaman depan rumah. Ketika memasuki kediaman Ni Made Ayu Serli Mahardika belum ada persiapan upacara apapun

untuk menyambut kedatangan jenazah Ayu Serli. Salah satu warga yang berada di pinggir jalan mengatakan di rumah korban Ayu Serli masih sepi.

“Keluarga, ayah dan ibunya sedang berada di RS Sanglah sejak Kamis (11/4) lalu,” tutur salah warga yang berjualan di warung berada dekat pintu masuk rumah duka. 

Beruntung Jawa Pos Radar Bali ketika berkunjung ke rumah duka dapat menemui keluarga korban. Ni Wayan Suciasih, 55 mengungkapkan dirinya dan keluarga sangat terpukul dan terkejut mendengar berita kematian Ayu Serli yang ditemukan tewas di kamar kosnya di Singaraja. 

“Mestinya semua keluarga ke Pura Puseh Kamis kemarin, namun malah tak ada yang ke pura. Setelah keluarga mendengar berita kematian Ayu Serli,” ucap Suciasih.

Dia menjelaskan Ayu Serli dikenal ramah, baik, rajin dan orangnya tidak tertutup. Setiap kali pulang ke rumah (kampung) dari Singaraja, semua keluarga ditengok.

Bahkan, dekat dengan semua keponakan. Biasaya Ayu Serli pulang Sabtu dan Minggu ke rumah. Sebelum kematian, korban memang sempat pulang Selasa (2/4) lalu dan kemudian kembali balik ke Singaraja Kamis (4/4).

Ketika berangkat, korban berpamitan kepada ibu dan ayahnya. Ibu korban pun memberikan bekal. “Terakhir kali itu saya bertemu dengan korban,” ucapnya.   

    

Saat berangkat kuliah ke Singaraja memang korban dalam kondisi kurang sehat (sakit), karena tensi darah korban 90. Setelah itu akhirnya korban tak pernah ada kabar.

Beberapa kali Ayu Serli dihubungi via sambungan telepon oleh kedua orang tuanya. Namun nomor handphone tak pernah aktif. 

Karena keluarga khawatir dengan keadaan Ayu Serli dan mengira Ayu Serli sakit. Akhirnya orang tuanya meminta bantuan temen dekat Ayu Serli yang juga sesama mahasiswa kuliah di Singaraja untuk mengecek keadaan Ayu Serli di kamar kosnya. 

Setelah di cek, ternyata teman Ayu Selri kaget. Pasalnya mencium bau tak sedap dari kamar kosnya. Namun temen itu tak berani membuka kamar. Sehingga melapor polisi. Barulah keluarga mengetahui bahwa Ayu Serli meninggal di kamar kosnya.

“Ya awalnya kami kira Ayu Serli sakit, karena tak pernah ada kabar ketika berada di Singaraja. Sehingga menyuruh teman Ayu Serli untuk mengecek keadaaan Ayu Serli.

Tetapi malah berita kematian Ayu Serli yang keluarga terima. Saat itu pula langsung keluarga menuju Singaraja,” ujarnya.  

Dia juga mengakui, pelaku adalah pacar korban. Suciasih juga membenarkan adanya hubungan tersebut. Namun sejauh mana kedekatan hubungan mereka dirinya kurang tahu.

Karena pelaku jarang sekali ke rumah Ayu Serli. Pelaku dan Serli berhubungan saat SMA. Selain itu pelaku juga satu kampung dengan korban.

“Kemudian juga pelaku sepupu (ipar korban). Hanya saja pelaku tidak tinggal di Senganan tetapi tinggal menetap di rumahnya di Dangin Carik, Tabanan,” bebernya.(*)   

 

 

 

Sosok Ni Made Ayu Serli Mahardika, 20, yang tewas di kamar kosnya di Jalan Wijaya Kusuma, Singaraja, membuat terkejut keluarga besar dan krama Banjar Senganan Kangin, Senganan, Penebel, Tabanan.

Tak ada yang menyangka almarhum yang akan bercita-cita mengikuti jejak ayah menjadi seorang guru, harus berakhir tragis pada usai masih muda.

 

JULIADI, Tabanan.

SUASANA rumah duka tampak sepi. Beberapa mobil terlihat terparkir di halaman depan rumah. Ketika memasuki kediaman Ni Made Ayu Serli Mahardika belum ada persiapan upacara apapun

untuk menyambut kedatangan jenazah Ayu Serli. Salah satu warga yang berada di pinggir jalan mengatakan di rumah korban Ayu Serli masih sepi.

“Keluarga, ayah dan ibunya sedang berada di RS Sanglah sejak Kamis (11/4) lalu,” tutur salah warga yang berjualan di warung berada dekat pintu masuk rumah duka. 

Beruntung Jawa Pos Radar Bali ketika berkunjung ke rumah duka dapat menemui keluarga korban. Ni Wayan Suciasih, 55 mengungkapkan dirinya dan keluarga sangat terpukul dan terkejut mendengar berita kematian Ayu Serli yang ditemukan tewas di kamar kosnya di Singaraja. 

“Mestinya semua keluarga ke Pura Puseh Kamis kemarin, namun malah tak ada yang ke pura. Setelah keluarga mendengar berita kematian Ayu Serli,” ucap Suciasih.

Dia menjelaskan Ayu Serli dikenal ramah, baik, rajin dan orangnya tidak tertutup. Setiap kali pulang ke rumah (kampung) dari Singaraja, semua keluarga ditengok.

Bahkan, dekat dengan semua keponakan. Biasaya Ayu Serli pulang Sabtu dan Minggu ke rumah. Sebelum kematian, korban memang sempat pulang Selasa (2/4) lalu dan kemudian kembali balik ke Singaraja Kamis (4/4).

Ketika berangkat, korban berpamitan kepada ibu dan ayahnya. Ibu korban pun memberikan bekal. “Terakhir kali itu saya bertemu dengan korban,” ucapnya.   

    

Saat berangkat kuliah ke Singaraja memang korban dalam kondisi kurang sehat (sakit), karena tensi darah korban 90. Setelah itu akhirnya korban tak pernah ada kabar.

Beberapa kali Ayu Serli dihubungi via sambungan telepon oleh kedua orang tuanya. Namun nomor handphone tak pernah aktif. 

Karena keluarga khawatir dengan keadaan Ayu Serli dan mengira Ayu Serli sakit. Akhirnya orang tuanya meminta bantuan temen dekat Ayu Serli yang juga sesama mahasiswa kuliah di Singaraja untuk mengecek keadaan Ayu Serli di kamar kosnya. 

Setelah di cek, ternyata teman Ayu Selri kaget. Pasalnya mencium bau tak sedap dari kamar kosnya. Namun temen itu tak berani membuka kamar. Sehingga melapor polisi. Barulah keluarga mengetahui bahwa Ayu Serli meninggal di kamar kosnya.

“Ya awalnya kami kira Ayu Serli sakit, karena tak pernah ada kabar ketika berada di Singaraja. Sehingga menyuruh teman Ayu Serli untuk mengecek keadaaan Ayu Serli.

Tetapi malah berita kematian Ayu Serli yang keluarga terima. Saat itu pula langsung keluarga menuju Singaraja,” ujarnya.  

Dia juga mengakui, pelaku adalah pacar korban. Suciasih juga membenarkan adanya hubungan tersebut. Namun sejauh mana kedekatan hubungan mereka dirinya kurang tahu.

Karena pelaku jarang sekali ke rumah Ayu Serli. Pelaku dan Serli berhubungan saat SMA. Selain itu pelaku juga satu kampung dengan korban.

“Kemudian juga pelaku sepupu (ipar korban). Hanya saja pelaku tidak tinggal di Senganan tetapi tinggal menetap di rumahnya di Dangin Carik, Tabanan,” bebernya.(*)   

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/