26.3 C
Jakarta
25 April 2024, 5:32 AM WIB

Biasa Main ke Sawah, Sempat Sembahyang di Sanggah Saat Kuningan

Wakil Ketua DPRD Bali Jero Komang Swastika alias Jero Jangol ditangkap di kandang sapi di Banjar/Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Senin malam (13/11) pukul 21.30.

Penangkapan Jero Jangol di Banjar Melinggih tidak terlepas dari kesehariannya selama masa kecilnya di Payangan.

Setiap odalan dan rahinan di Payangan, Jangol selalu menyempatkan diri mampir dan sembahyang di sanggah ibu kandungnya.

 

IB INDRA PRASETIA, Payangan

RUMAH dengan style Bali itu terletak di belakang balai Banjar Melinggih. Balai banjar itu berada di jalan utama Payangan-Bangli.

Di rumah yang berisi sanggah (pura keluarga) tersebut merupakan rumah ibu kandung Jero Jangol. Selain merupakan rumah ibu kandungnya, rumah tersebut bisa dibilang rumah kedua bagi Jero Jangol.

Di rumah tersebut ditempati keluarga I Nyoman Pegil. Pegil ini merupakan kakak dari ibu kandung Jero Jangol, Ni Made Nasih.

Nasih merupakan anak keenam di keluarga tersebut. Sepupu Jero Jangol yang menempati rumah itu, Nyoman Kariawan pun bercerita panjang lebar dengan Jawa Pos Radar Bali.

“Dulu waktu masih kecil, dia (Jero Jangol, red) pernah dititip di sini, waktu dia masih berusia sebesar TK (Taman Kanak-Kanak, red),” ujar Kariawan, ditemui kemarin (14/11).

Kariawan menjelaskan, di Banjar Melinggih, Jero Jangol punya banyak teman. “Masa kecil dia di sini. Di rumah ini, termasuk main ke sawah dan ke tegalan juga sering,” ungkapnya.

Hingga Jero Jangol dewasa dan menjadi anggota DPRD, Jangol pun masih menjalin hubungan dengan keluarga ibu kandungnya di Payangan.

“Selama dia jadi DPRD, tetap ke sini. Kalau pas ada kunjungan ke Buleleng, pasti mampir ke sini,” terang Kariawan.

Ketika mampir ke Melinggih, Jero Jangol biasanya bercerita dengan orang tua Kariawan yang tak lain merupakan paman Jangol.

Saking biasanya Jero Jangol main ke rumah itu, Jangol pun sampai punya banyak kenalan para pemuda di banjar tersebut.

“Kalau ada 50 pemuda di sini, kira-kira 40 orang kenal sama Jero Jangol,” jelasnya. Tidak saat remaja saja, selama menjabat wakil ketua DPRD Bali, Jangol juga masih kangen dengan situasi di sawah.

“Kalau main ke sini, kalau banyak waktu dia biasa nyari kelapa di tegalan. Mungkin di kota penuh sesak, jadi ke sini nyari pemandangan,” terangnya.

Bahkan, Jangol disebut pernah mampir ke kandang sapi tempat dia ditangkap saat ini. “Ke kandang sapi, pernah. Itu punya ayah saya (Nyoman Pegil, red),” ungkap pengusaha ukiran tersebut.

Diakui Kariawan, jika selain ke sawah dan ke tegalan, Jangol juga biasa melihat kandang sapi tersebut.

Jero Jangol yang dikenal royal kepada keluarganya itu juga rutin sembahyang di sanggah atau pura keluarga.

“Setiap odalan, dan rahinan pasti sembahyang di sini,” jelasnya. Dari beberapa saudara kandung Jero Jangol, hanya Jangol yang termasuk rajin sembahyang di sanggah Payangan.

Berbeda dengan saudara kandung Jangol lainnya. Termasuk DPO Wayan Kembar yang tak lain kakak pertama Jero Jangol tidak pernah nongol.

“Kalau Wayan Kembar pas ada kematian baru datang. Kalau sembahyang begini tidak pernah,” ungkapnya.

Saat hari raya Galungan lalu, menurut Kariawan, Jero Jangol tidak sembahyang ke sanggah di Payangan. Itu karena Jangol disebut kunjungan kerja keluar daerah.

“Tapi pada saat Kuningan ini (12/11), dia sempat sembahyang di sanggah,” jelasnya. Saat Kuningan, Jero Jangol sudah menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Polda Bali.

Jangol ditetapkan DPO kasus dugaan narkoba pada 4 November lalu pascapenggerebekan rumahnya di Jalan Batanta, Denpasar.

“Waktu Kuningan dia datang pakai kamben, dia datang bawa motor, saya tidak lihat motornya karena dia biasa ke sini. Dan, tetap gayanya tidak pernah pakai udeng,” jelas Kariawan diamini oleh ayahnya I Nyoman Pegil.

Lanjut Kariawan, Jero Jangol dikenal gemar sembahyang dan tidak makan daging kaki empat. “Dia ngiring di rumahnya di Batanta punya kamar suci besar,” ungkapnya.

Diakui Kariawan, saat Kuningan lalu, Jero Jangol sempat duduk bersama sanak saudaranya di Payangan, Gianyar.

Kariawan sendiri sempat dibuat bingung dengan berita yang beredar di masyarakat. “Ya, katanya dia jadi buron. Waktu itu (bertemu saat Kuningan, red) saya malu menanyakan itu.

Dia ke sini santai saja, seolah-olah tidak sedang dikejar-kejar polisi,” ungkapnya. Karena tampil santai itulah, maka Kariawan tidak mempermasalahkan berita pengejaran Jero Jangol.

Usai sembahyang di sanggah, Jero Jangol langsung pamitan ke keluarga besar di Payangan. “Setelah itu saya tidak tahu pergi kemana,” akunya.

Bahkan, sebelum dilakukan penangkapan oleh polisi pada Senin malam, Kariawan sendiri kaget. “Karena tidak ada ke sini (rumah, red).

Malam itu polisi malah masuk kamar saya. Baru kemudian ke tegalan mencari dia ke kandang sapi,” ungkapnya. 

Wakil Ketua DPRD Bali Jero Komang Swastika alias Jero Jangol ditangkap di kandang sapi di Banjar/Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Senin malam (13/11) pukul 21.30.

Penangkapan Jero Jangol di Banjar Melinggih tidak terlepas dari kesehariannya selama masa kecilnya di Payangan.

Setiap odalan dan rahinan di Payangan, Jangol selalu menyempatkan diri mampir dan sembahyang di sanggah ibu kandungnya.

 

IB INDRA PRASETIA, Payangan

RUMAH dengan style Bali itu terletak di belakang balai Banjar Melinggih. Balai banjar itu berada di jalan utama Payangan-Bangli.

Di rumah yang berisi sanggah (pura keluarga) tersebut merupakan rumah ibu kandung Jero Jangol. Selain merupakan rumah ibu kandungnya, rumah tersebut bisa dibilang rumah kedua bagi Jero Jangol.

Di rumah tersebut ditempati keluarga I Nyoman Pegil. Pegil ini merupakan kakak dari ibu kandung Jero Jangol, Ni Made Nasih.

Nasih merupakan anak keenam di keluarga tersebut. Sepupu Jero Jangol yang menempati rumah itu, Nyoman Kariawan pun bercerita panjang lebar dengan Jawa Pos Radar Bali.

“Dulu waktu masih kecil, dia (Jero Jangol, red) pernah dititip di sini, waktu dia masih berusia sebesar TK (Taman Kanak-Kanak, red),” ujar Kariawan, ditemui kemarin (14/11).

Kariawan menjelaskan, di Banjar Melinggih, Jero Jangol punya banyak teman. “Masa kecil dia di sini. Di rumah ini, termasuk main ke sawah dan ke tegalan juga sering,” ungkapnya.

Hingga Jero Jangol dewasa dan menjadi anggota DPRD, Jangol pun masih menjalin hubungan dengan keluarga ibu kandungnya di Payangan.

“Selama dia jadi DPRD, tetap ke sini. Kalau pas ada kunjungan ke Buleleng, pasti mampir ke sini,” terang Kariawan.

Ketika mampir ke Melinggih, Jero Jangol biasanya bercerita dengan orang tua Kariawan yang tak lain merupakan paman Jangol.

Saking biasanya Jero Jangol main ke rumah itu, Jangol pun sampai punya banyak kenalan para pemuda di banjar tersebut.

“Kalau ada 50 pemuda di sini, kira-kira 40 orang kenal sama Jero Jangol,” jelasnya. Tidak saat remaja saja, selama menjabat wakil ketua DPRD Bali, Jangol juga masih kangen dengan situasi di sawah.

“Kalau main ke sini, kalau banyak waktu dia biasa nyari kelapa di tegalan. Mungkin di kota penuh sesak, jadi ke sini nyari pemandangan,” terangnya.

Bahkan, Jangol disebut pernah mampir ke kandang sapi tempat dia ditangkap saat ini. “Ke kandang sapi, pernah. Itu punya ayah saya (Nyoman Pegil, red),” ungkap pengusaha ukiran tersebut.

Diakui Kariawan, jika selain ke sawah dan ke tegalan, Jangol juga biasa melihat kandang sapi tersebut.

Jero Jangol yang dikenal royal kepada keluarganya itu juga rutin sembahyang di sanggah atau pura keluarga.

“Setiap odalan, dan rahinan pasti sembahyang di sini,” jelasnya. Dari beberapa saudara kandung Jero Jangol, hanya Jangol yang termasuk rajin sembahyang di sanggah Payangan.

Berbeda dengan saudara kandung Jangol lainnya. Termasuk DPO Wayan Kembar yang tak lain kakak pertama Jero Jangol tidak pernah nongol.

“Kalau Wayan Kembar pas ada kematian baru datang. Kalau sembahyang begini tidak pernah,” ungkapnya.

Saat hari raya Galungan lalu, menurut Kariawan, Jero Jangol tidak sembahyang ke sanggah di Payangan. Itu karena Jangol disebut kunjungan kerja keluar daerah.

“Tapi pada saat Kuningan ini (12/11), dia sempat sembahyang di sanggah,” jelasnya. Saat Kuningan, Jero Jangol sudah menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Polda Bali.

Jangol ditetapkan DPO kasus dugaan narkoba pada 4 November lalu pascapenggerebekan rumahnya di Jalan Batanta, Denpasar.

“Waktu Kuningan dia datang pakai kamben, dia datang bawa motor, saya tidak lihat motornya karena dia biasa ke sini. Dan, tetap gayanya tidak pernah pakai udeng,” jelas Kariawan diamini oleh ayahnya I Nyoman Pegil.

Lanjut Kariawan, Jero Jangol dikenal gemar sembahyang dan tidak makan daging kaki empat. “Dia ngiring di rumahnya di Batanta punya kamar suci besar,” ungkapnya.

Diakui Kariawan, saat Kuningan lalu, Jero Jangol sempat duduk bersama sanak saudaranya di Payangan, Gianyar.

Kariawan sendiri sempat dibuat bingung dengan berita yang beredar di masyarakat. “Ya, katanya dia jadi buron. Waktu itu (bertemu saat Kuningan, red) saya malu menanyakan itu.

Dia ke sini santai saja, seolah-olah tidak sedang dikejar-kejar polisi,” ungkapnya. Karena tampil santai itulah, maka Kariawan tidak mempermasalahkan berita pengejaran Jero Jangol.

Usai sembahyang di sanggah, Jero Jangol langsung pamitan ke keluarga besar di Payangan. “Setelah itu saya tidak tahu pergi kemana,” akunya.

Bahkan, sebelum dilakukan penangkapan oleh polisi pada Senin malam, Kariawan sendiri kaget. “Karena tidak ada ke sini (rumah, red).

Malam itu polisi malah masuk kamar saya. Baru kemudian ke tegalan mencari dia ke kandang sapi,” ungkapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/