RadarBali.com – Koalisi Rakyat Bali (KRB) harus berjuang keras jika ingin mengimbangi laju mesin politik PDIP yang sudah panas sejak jauh hari.
Pasalnya, selain belum menemukan pendamping Ketut Sudikerta, ternyata KRB juga belum melibatkan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika.
Pastika adalah pembina Partai Demokrat, salah satu partai pilar penggagas KRB. Kapasitas Pastika sebagai gubernur dua kali terpilih tentu penting untuk KRB.
Apalagi, Pastika pada Pilgub 2013 lalu juga berpasangan dengan Sudikerta. Ketika itu, Pastika – Sudikerta disokong Koalisi Bali Mandara (KBM).
“Belum, belum ada pembicaraan (dengan KRB),” ujar Pastika ditemui usai mengikuti rapat paripurna di DPRD Bali, kemarin (14/11).
Saat ditanya siapa pasangan calon yang pas menurutnya dalam KRB, Pastika tidak mau menjawab. Pensiunan bintang tiga polisi itu menyebut masih ada waktu menuju pendaftaran.
“Santai saja, masih lama kan (pendaftaran) Januari,” imbuhnya sambil melangkah masuk mobil Fortuner warna hitam.
Meski berpaket dengan Sudikerta Pilgub 2013 lalu, sikap Pastika sendiri sampai saat ini masih misterius. Belum ada kepastian kemana arah dukungan orang nomor satu di Bali itu.
Informasi tentang paslon pendamping Sudikerta hingga kemarin terus bermunculan. Terbaru ada dua figur yang bisa berduet dengan Rai Mantra dan Sudikerta. Dua figur itu adalah Gede Pasek Suardika (GPS) dan Wisnu Bawa Tenaya (WBT).
Terpisah, Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry mengatakan proses pencarian pendamping Sudikerta masih berjalan.
Semua proses masih berjalan cair dan dinamis. “Semua calon ingin menang, kalau peluang menang tipis tidak mungkin memaksakan diri,” ujarnya.
Disinggung akankah Golkar mengusung paket dari kader sendiri, Sugawa dengan tegas menyatakan tidak mungkin Golkar mencari pendamping Sudikerta sesama kader Golkar.
Jika itu dilakukan maka kekuatan Golkar akan tergerus. Golkar menginginkan Pilgub Bali berlangsung head to head. “Mesin partai tetap berjalan. Ibarat mobil, oli dan minyak sudah siap tinggal pengemudi saja,” tukasnya.
Yang menarik, saat ditanya PDIP sudah mulai bergerilya memasang target kemenangan di setiap daerah, Sugawa menyebut Golkar tidak ingin menyebut persentase kemenangan di daerah.
Golkar lebih suka menarget kemenangan daripada persentase. Dia mencontohkan peluang menang di Buleleng cukup tinggi meski Cagub PDIP, Wayan Koster dari Buleleng.
Anggota dewan dari Buleleng yang tergabung dalam KRB sebanyak tujuh orang. Sementara anggota dewan PDIP lima.
Persentase suara fraksi KRB sebanyak 56 persen. “Kami di bawah solid, semakin bergairah. Kami siap menghadapi dan mengimbangi PDIP,” tegasnya.