29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:01 AM WIB

Bikin Produk Wastafel Protable, Bisa Dimanfaatkan di Ruang Publik

Di tengah gempuran pandemi virus corona disease (Covid-19), banyak usaha yang merana. Namun, berbeda dengan usaha wastafel milik I Gede Agus Adinatha Arynandana.

Usaha wasfel portable yang bisa ditaruh di ruang publik dengan memanfaatkan bahan daur ulang barang bekas ini, kini mendadak kebanjiran order. Seperti apa?

 

 

MADE DWIJA PUTRA, Mangupura

USAHA wastafel daur ulang milik Agus Adinatha ini berlokasi di Jalan Raya Kapal, Badung, tepatnya di depan SPBU Kapal. Satunya lagi ada di depan RSD Mangusada.

Dia memiliki dua toko sekaligus. Berbagai produk bahan daur ulang dipajang di tokonya. Seperti wastafel, tong sampah, kursi dan lainnya.

Belakangan ini di tengah pandemi Covid-19 ini, order wastafel ke tokonya semakin melonjak. Berbagai kalangan memesan wastafel dengan berbagai ukuran.

Sebab, wastafel saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih. Agus Adinatha mengatakan, bisnis pengolahan barang bekas untuk kebutuhan rumah tangga ini sudah turun temurun dari kakeknya.

Tepatnya  sejak tahun 1970. “Kalau  untuk wastafel sendiri, saya punya ide untuk membuat sejak Januari 2020,” jelas Agus Adinatha.

Bahan yang digunakan untuk wastafel ini beragam. Seperti untuk body ada yang menggunakan tandon air 250 liter, drum air 200 liter, tong air 70 liter dan ember 30 liter.

Selain itu ada dari drum bekas yang dimodifikasi sehingga menghasilkan barang bernilai tinggi. “Untuk proses pengerjaan wastafel itu memerlukan waktu 3-4 hari sampai finishing. 

Tapi dibagi menjadi 3 tahap, tahap konstruksi, pengecatan dan finishing,” beber anak pasangan I Nyoman Ardana dengan Dewa Ayu Agung Widyani ini.

Menurutnya, bisnis ini tergolong menjanjikan. Karena selain bentuknya yang unik, produk yang dibuatnya tidak memakan banyak tempat.

Instalasinya mudah dan bisa dipasang dimana saja. Harganya ada di kisaran Rp. 125.000 sampai Rp. 1.800.000, tergantung ukuran.

“Iya, saat ini pemesanan semakin melonjak dikarenakan seruan pemerintah untuk melakukan pola hidup bersih (PHB).  

Banyak pembeli yang meletakkan di tempat-tempat umum contohnya seperti pasar, kantor desa dan beberapa bank,” ungkap pria kelahiran Denpasar, 23 Mei 1992 ini.

Namun untuk orderan, biasanya  pembeli langsung datang dengan memberikan kuantitas orderan yang beragam. Kemudian setelah barang selesai langsung dikirim.

“Maka dari itu belum sempat untuk menyediakan stok di toko karena keterbatasan waktu, ” terang Agus Adinatha yang tinggal di  Lingkungan Pemebetan, Desa Kapal, Mengwi, Badung ini.

Dia sendiri tetap berharap pandemi Covid-19 ini cepat berlalu. Sehingga aktivitas masyarakat kembali normal namun pola hidup bersih juga tetap dijaga. “Semoga pandemi ini cepat berlalu,” pungkasnya.  (*)

 

Di tengah gempuran pandemi virus corona disease (Covid-19), banyak usaha yang merana. Namun, berbeda dengan usaha wastafel milik I Gede Agus Adinatha Arynandana.

Usaha wasfel portable yang bisa ditaruh di ruang publik dengan memanfaatkan bahan daur ulang barang bekas ini, kini mendadak kebanjiran order. Seperti apa?

 

 

MADE DWIJA PUTRA, Mangupura

USAHA wastafel daur ulang milik Agus Adinatha ini berlokasi di Jalan Raya Kapal, Badung, tepatnya di depan SPBU Kapal. Satunya lagi ada di depan RSD Mangusada.

Dia memiliki dua toko sekaligus. Berbagai produk bahan daur ulang dipajang di tokonya. Seperti wastafel, tong sampah, kursi dan lainnya.

Belakangan ini di tengah pandemi Covid-19 ini, order wastafel ke tokonya semakin melonjak. Berbagai kalangan memesan wastafel dengan berbagai ukuran.

Sebab, wastafel saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih. Agus Adinatha mengatakan, bisnis pengolahan barang bekas untuk kebutuhan rumah tangga ini sudah turun temurun dari kakeknya.

Tepatnya  sejak tahun 1970. “Kalau  untuk wastafel sendiri, saya punya ide untuk membuat sejak Januari 2020,” jelas Agus Adinatha.

Bahan yang digunakan untuk wastafel ini beragam. Seperti untuk body ada yang menggunakan tandon air 250 liter, drum air 200 liter, tong air 70 liter dan ember 30 liter.

Selain itu ada dari drum bekas yang dimodifikasi sehingga menghasilkan barang bernilai tinggi. “Untuk proses pengerjaan wastafel itu memerlukan waktu 3-4 hari sampai finishing. 

Tapi dibagi menjadi 3 tahap, tahap konstruksi, pengecatan dan finishing,” beber anak pasangan I Nyoman Ardana dengan Dewa Ayu Agung Widyani ini.

Menurutnya, bisnis ini tergolong menjanjikan. Karena selain bentuknya yang unik, produk yang dibuatnya tidak memakan banyak tempat.

Instalasinya mudah dan bisa dipasang dimana saja. Harganya ada di kisaran Rp. 125.000 sampai Rp. 1.800.000, tergantung ukuran.

“Iya, saat ini pemesanan semakin melonjak dikarenakan seruan pemerintah untuk melakukan pola hidup bersih (PHB).  

Banyak pembeli yang meletakkan di tempat-tempat umum contohnya seperti pasar, kantor desa dan beberapa bank,” ungkap pria kelahiran Denpasar, 23 Mei 1992 ini.

Namun untuk orderan, biasanya  pembeli langsung datang dengan memberikan kuantitas orderan yang beragam. Kemudian setelah barang selesai langsung dikirim.

“Maka dari itu belum sempat untuk menyediakan stok di toko karena keterbatasan waktu, ” terang Agus Adinatha yang tinggal di  Lingkungan Pemebetan, Desa Kapal, Mengwi, Badung ini.

Dia sendiri tetap berharap pandemi Covid-19 ini cepat berlalu. Sehingga aktivitas masyarakat kembali normal namun pola hidup bersih juga tetap dijaga. “Semoga pandemi ini cepat berlalu,” pungkasnya.  (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/