33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:47 PM WIB

Ide Cemerlang Bermunculan, Ekstrak Bawang Bisa untuk Hambat Jerawat

Sekolah ini rutin menggelar lomba juga mengikuti olimpiade karya ilmiah. Lewat Olimpiade Penelitian Siswa Sains dan Humaniora (OPSSH) sejumlah ide cemerlang tergarap menggali potensi siswa.

 

KADEK NOVI FEBRIANI, Denpasar

SUASANA SMAN 3 Denpasar begitu ramai, tapi yang meramaikan bukan anak-anak SMA. Melainkan siswa SMP.

Nah, ternyata anak-anak yang mengenakan putih biru itu sedang mengikuti OPSSH, yang rutin dihelat setiap tahun di sekolah ini.

OPSSH kali ini yang ke-5, diikuti 39 tim tingkat SMP se- Bali, 16 -17 September. Banyak sekali hasil-hasil penelitian yang khas, unik, dipamerkan.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali ini ada penelitian ekstrak bawang putih  yang dapat  menghambat pertumbuhan jerawat.

Tidak hanya itu, siswa SMP yang baru duduk di bangku kelas VII bisa menciptakan GSM Smart Switch, yaitu teknologi yang dapat mengendalikan lampu dari jarak jauh.

“Sekilas saya pernah membaca internet menemukan  bahwa bawang putih bisa mencegah jerawat,” ujar salah satu peserta,  I Komang Budiawan, yang meneliti ekstrak bawang putih.

Komang  Budiawan, bersama Ilo Suci Anisa, mewakili SMP Bintang Persada, Denpasar, mengaku tertarik urusan jerawat karena itu adalah masalah umum, sering dirasakan remaja.

Diakui, pemikiran itu dari mereka berdua dengan dibantu guru pembimbing. Ilo sendiri sudah membuktikan khasiat bawang putih untuk mencegah jerawat.

“Ketika bawang putih sudah dihancurkan  air dari bawang putih itu dioleskan pada jerawat yang  baru tumbuh. Tapi tidak semua kulit cocok dengan bawang putih ini. Cara ini khusus untuk kulit yang tidak sensitif,” ucap siswi kelas IX ini.

Sementara itu, di stan yang berbeda ide cerdas datang dari anak yang masih berumur 14 tahun. Dua orang anak ini bernama I Made Gautama dan Made Izzy Prema Dharma, dari SMP (SLUB) Saraswati  1 Denpasar. 

Mereka berdua mampu menciptakan teknologi pengendali lampu dari jarak jauh. Gautama menjelaskan konsepnya adalah sebuah alat yang dirancang untuk menghidupkan atau mematikan lampu melalui internet dengan aplikasi Blynk.

“Dalam proses penelitian waktunya butuh 1,5 minggu. Jadi kalau seberapa jauh  berada kita bisa mengendalikan lampu. Asal ada wi-fi, kuota dan sinyal,” ucap Gautama.

Ketua Panitia, I Kadek Wiramarta mengatakan OPSSH  ini adalah lomba penelitian yang bertumpu pada proses  bagus, dan hasil yang bagus pula.

Sebab, menurutnya banyak siswa SMP yang masih kesulitan menulis penelitian secara sistematis. Padahal ide-ide sangat cemerlang dan  menarik.

“ Seperti dalam proses lomba ini, ada beberapa sekolah yang tidak mengerti penelitian jika mereka mau mengajukan penelitian. Kami membentuk tim di sekolah  ini. Dengan tim itu kami  membantu anak-anak ini bagaimana cara meneliti dengan  metodologi dan segala macamnya,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 3 Denpasar I Ketut Suyastra mengatakan, OPSSH  masuk seleksi sebanyak 80 tim. Namun setelah babak final yang lulus dan bisa mengikuti olimpiade ini hanya 39 tim saja.

Dijelaskan, kegiatan ini memberi motivasi dan aspirasi baru bagi anak-anak. Dan yang paling penting dari kegiatan ini adalah membimbing anak-anak agar terus berkarya dan berinovasi.

Suyastra pun membeberkan prestasi Trisma , pada tahun ini ada 23 makalah penelitian ilmiah  yang berhasil lolos ke tingkat internasional.

Sayangnya yang bisa diberangkatkan hanya 8 tim. Dari 8 tim yang berangkat itu 7 Tim mendapat medali, terdiri dari satu emas, lima perak dan 1 perunggu.

 Menurutnya untuk memajukan pendidikan ini, kegiatan ini harus bersinergi dengan pemerintah, masyarakat sehinggga anak-anak yang memiliki prestasi seperti ini tidak terputus di tengah jalan, karena kendala pembiayaan.

OPSSH itu dibuka secara resmi Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra dilanjut dengan pemantauan stand pameran penelitian ilmiah olimpiade.

Dalam kesempatan tersebut wali kota juga menyerahkan piagam dan medali kepada pemenang olimpiade tingkat internasional.

Dalam kesempatan itu Rai Mantra  mengatakan kegiatan seperti ini dapat membantu mengatasi pengembangan ekonomi kreatif.

Mengingat kelompok peneliti ini sangat konsisten melahirkan peneliti-peneliti muda andal. Bahkan sebagian telah berhasil mendapatkan medali di  olimpiade sains di luar negeri. 

Sekolah ini rutin menggelar lomba juga mengikuti olimpiade karya ilmiah. Lewat Olimpiade Penelitian Siswa Sains dan Humaniora (OPSSH) sejumlah ide cemerlang tergarap menggali potensi siswa.

 

KADEK NOVI FEBRIANI, Denpasar

SUASANA SMAN 3 Denpasar begitu ramai, tapi yang meramaikan bukan anak-anak SMA. Melainkan siswa SMP.

Nah, ternyata anak-anak yang mengenakan putih biru itu sedang mengikuti OPSSH, yang rutin dihelat setiap tahun di sekolah ini.

OPSSH kali ini yang ke-5, diikuti 39 tim tingkat SMP se- Bali, 16 -17 September. Banyak sekali hasil-hasil penelitian yang khas, unik, dipamerkan.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali ini ada penelitian ekstrak bawang putih  yang dapat  menghambat pertumbuhan jerawat.

Tidak hanya itu, siswa SMP yang baru duduk di bangku kelas VII bisa menciptakan GSM Smart Switch, yaitu teknologi yang dapat mengendalikan lampu dari jarak jauh.

“Sekilas saya pernah membaca internet menemukan  bahwa bawang putih bisa mencegah jerawat,” ujar salah satu peserta,  I Komang Budiawan, yang meneliti ekstrak bawang putih.

Komang  Budiawan, bersama Ilo Suci Anisa, mewakili SMP Bintang Persada, Denpasar, mengaku tertarik urusan jerawat karena itu adalah masalah umum, sering dirasakan remaja.

Diakui, pemikiran itu dari mereka berdua dengan dibantu guru pembimbing. Ilo sendiri sudah membuktikan khasiat bawang putih untuk mencegah jerawat.

“Ketika bawang putih sudah dihancurkan  air dari bawang putih itu dioleskan pada jerawat yang  baru tumbuh. Tapi tidak semua kulit cocok dengan bawang putih ini. Cara ini khusus untuk kulit yang tidak sensitif,” ucap siswi kelas IX ini.

Sementara itu, di stan yang berbeda ide cerdas datang dari anak yang masih berumur 14 tahun. Dua orang anak ini bernama I Made Gautama dan Made Izzy Prema Dharma, dari SMP (SLUB) Saraswati  1 Denpasar. 

Mereka berdua mampu menciptakan teknologi pengendali lampu dari jarak jauh. Gautama menjelaskan konsepnya adalah sebuah alat yang dirancang untuk menghidupkan atau mematikan lampu melalui internet dengan aplikasi Blynk.

“Dalam proses penelitian waktunya butuh 1,5 minggu. Jadi kalau seberapa jauh  berada kita bisa mengendalikan lampu. Asal ada wi-fi, kuota dan sinyal,” ucap Gautama.

Ketua Panitia, I Kadek Wiramarta mengatakan OPSSH  ini adalah lomba penelitian yang bertumpu pada proses  bagus, dan hasil yang bagus pula.

Sebab, menurutnya banyak siswa SMP yang masih kesulitan menulis penelitian secara sistematis. Padahal ide-ide sangat cemerlang dan  menarik.

“ Seperti dalam proses lomba ini, ada beberapa sekolah yang tidak mengerti penelitian jika mereka mau mengajukan penelitian. Kami membentuk tim di sekolah  ini. Dengan tim itu kami  membantu anak-anak ini bagaimana cara meneliti dengan  metodologi dan segala macamnya,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 3 Denpasar I Ketut Suyastra mengatakan, OPSSH  masuk seleksi sebanyak 80 tim. Namun setelah babak final yang lulus dan bisa mengikuti olimpiade ini hanya 39 tim saja.

Dijelaskan, kegiatan ini memberi motivasi dan aspirasi baru bagi anak-anak. Dan yang paling penting dari kegiatan ini adalah membimbing anak-anak agar terus berkarya dan berinovasi.

Suyastra pun membeberkan prestasi Trisma , pada tahun ini ada 23 makalah penelitian ilmiah  yang berhasil lolos ke tingkat internasional.

Sayangnya yang bisa diberangkatkan hanya 8 tim. Dari 8 tim yang berangkat itu 7 Tim mendapat medali, terdiri dari satu emas, lima perak dan 1 perunggu.

 Menurutnya untuk memajukan pendidikan ini, kegiatan ini harus bersinergi dengan pemerintah, masyarakat sehinggga anak-anak yang memiliki prestasi seperti ini tidak terputus di tengah jalan, karena kendala pembiayaan.

OPSSH itu dibuka secara resmi Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra dilanjut dengan pemantauan stand pameran penelitian ilmiah olimpiade.

Dalam kesempatan tersebut wali kota juga menyerahkan piagam dan medali kepada pemenang olimpiade tingkat internasional.

Dalam kesempatan itu Rai Mantra  mengatakan kegiatan seperti ini dapat membantu mengatasi pengembangan ekonomi kreatif.

Mengingat kelompok peneliti ini sangat konsisten melahirkan peneliti-peneliti muda andal. Bahkan sebagian telah berhasil mendapatkan medali di  olimpiade sains di luar negeri. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/