NEGARA – Banjir bandang yang terjadi di Jembrana tidak hanya membuat jembatan jalan nasional terdampak. Sebanyak lima jembatan penghubung antar desa dan banjar di Jembrana juga lurus total.
Bahkan salah satu jembatan yang putus total membuat ratusan warga terisolasi, karena merupakan jembatan yang rusak akses jalan satu-satunya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Jembrana I Wayan Sudiarta mengatakan, akibat banjir yang terjadi, sebanyak lima jembatan yang putus total. Terdiri dari tiga jembatan permanen dan dua jembatan gantung. “Jembatan putus, rusak berat,” ujarnya.
Sudiarta menyebut, sementara yang terdata jembatan yang rusak di Banjar Ambyarsari Desa Blimbingsari, Jembatan Penyaringan, jembatan Sekarkejula Yehembang Kauh. Sedangkan jembatan gantung gelar di Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung dan jembatan gantung Penyaringan. Dua jembatan gantung putus total.
Sementara jembatan Banjar Penyaringan-Banjar Anyar Kaja, di Desa Penyaringan, merupakan jembatan yang pernah ambruk pada saat banjir bandang 22 Desember 2018. Kemudian pada tahun 2019 dibangun jembatan baru yang lebih kokoh.
Menurutnya, jembatan di Desa Penyaringan, bukan kontruksi utama jembatan yang putus, melainkan sayap pijakan jembatan yang tergerus air bagian bawahnya hingga ambruk.
Tanah dan aspal di ujung jembatan terputus hingga 5 meter dari struktur utama jembatan. “Kalau struktur jembatan masih kokoh, hanya sayap pijakan jembatan yang putus dari bagian utama jembatan,” ujarnya.
Sudiarta menambahkan, dari lima jembatan yang putus total, hanya putusnya jembatan Sekar Kejula Klod, Desa Yehembang Kauh, menyebabkan warga terisolasi karena jembatan yang putus merupakan akses satu-satunya. “Kalau yang lain (empat jembatan putus) masih ada alternatif jalan lain, tetapi warga harus lebih jauh,” ujarnya.
Karena warga terisolasi, jembatan Sekarkejula akan dibuatkan jalan sementara. Langkah yang memungkinkan sementara jembatan bailey sebelum jembatan permanen dibuat. “Kami rencanakan dulu untuk penanganan daruratnya,” tegasnya.
Jembatan Sekar Kejula yang berada di dekat setra (kuburan) Desa Adat Yehembang Kauh ini merupakan akses satu-satunya di lima banjar sisi Utara sungai Yehembang Kauh.
Karena banyak jembatan yang putus total, pihaknya akan mengusulkan perbaikan jembatan pada tahun 2023. Mengingat, APBD Induk 2023 masih belum ketok palu, sehingga bisa segera dilakukan perubahan pos anggaran untuk perbaikan dan pembangunan jembatan. (m.basir/radar bali)