28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:27 AM WIB

Jembatan Jembrana Rusak, Bus dan Truk Mogok di Singaraja-Denpasar

SINGARAJARadar Bali – Dampak banjir bandang dan jembatan rusak Jembrana berlanjut. Sejumlah kendaraan bus dan truk mengalami mogok saat melintas di Jalan Raya Singaraja-Denpasar, setelah jalur lalu-lintas Jembrana-Denpasar dialihkan lewat Buleleng.

Kendaraan-kendaraan tersebut mogok karena pengemudi belum familiar dengan ruas jalan tersebut. Pantauan Jawa Pos Radar Bali, ada tiga unit kendaraan yang mogok.

Seluruhnya berada di wilayah Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada. Dampaknya terjadi penumpukan arus lalu lintas. Ditambah lagi truk-truk pengangkut material dari proyek pembangunan jalur shortcut juga hilir mudik di ruas tersebut.

Salah satu titik yang padat adalah perbatasan antara Desa Wanagiri dengan Desa Gitgit. Di ruas jalan tersebut terjadi perbaikan jalan. Kendaraan diarahkan melalui jalan sementara.

Kontur jalan yang bergelombang, ditambah lagi lokasinya dekat dengan tanjakan, menyebabkan truk kesulitan melakukan manuver.

Tim gabungan dari Polres Buleleng dan Dinas Perhubungan Buleleng berusaha mengurai arus lalu lintas. Sehingga kendaraan tetap bisa melintas kendati terjadi kepadatan yang tidak biasa di ruas jalan tersebut.

Salah seorang pengemudi, Yanto, mengaku truk yang ia kemudikan sempat terjebak dengan bencana banjir sekitar pukul 02.00, Senin (17/10) dini hari. Saat itu ia baru sampai di wilayah Sumbersari, Kecamatan Melaya.

“Pas sampai sana sudah banjir. Saya dikasih informasi ada jembatan putus juga di barat. Akhirnya disuruh putar balik lewat Singaraja. Karena kejar waktu ya saya lewat jalur ini,” katanya.

Apes saat lewat Jalan Raya Singaraja-Denpasar, truk yang ia kemudikan mogok. Penyebabnya radiator bermasalah. Selain itu dia tak terlalu familiar dengan jalur tersebut.

“Karena kejar waktu, ya saya paksa lewat sini. Dari Jakarta, dalam waktu 4 hari harus sudah masuk Denpasar. Tadi kan informasinya belum jelas kendaraan besar bisa lewat jam berapa. Makanya saya lewat sini

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Buleleng Gede Gunawan mengatakan, seluruh kendaraan yang menuju Denpasar, dialihkan sementara waktu melalui Buleleng. Ia menyebut ada sejumlah jalur alternatif yang bisa digunakan.

Kendaraan besar seperti truk dan bus, dianjurkan lewat Jalan Raya Singaraja-Denpasar via Gitgit. Sementara kendaraan mobil pribadi diarahkan melalui Jalan Raya Seririt-Pupuan atau melalui Jalan Raya Singaraja-Denpasar via Desa Banyuatis.

“Kami anjurkan mereka mengikuti jalur yang kami sarankan. Jangan menggunakan google maps. Karena kadang diarahkan lewat jalur yang rawan. Seperti lewat Selat, Tigawasa, itu tidak aman bagi pengendara yang baru pertama lewat. Karena jalurnya sempit dan licin,” ujarnya.

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian serta Balai Pelaksana Transportasi Darat (BPTD) untuk memantau kondisi terkini di Jembrana. Personel juga disiagakan untuk menanggulangi kepadatan kendaraan. (eka prasetia/radar bali)

SINGARAJARadar Bali – Dampak banjir bandang dan jembatan rusak Jembrana berlanjut. Sejumlah kendaraan bus dan truk mengalami mogok saat melintas di Jalan Raya Singaraja-Denpasar, setelah jalur lalu-lintas Jembrana-Denpasar dialihkan lewat Buleleng.

Kendaraan-kendaraan tersebut mogok karena pengemudi belum familiar dengan ruas jalan tersebut. Pantauan Jawa Pos Radar Bali, ada tiga unit kendaraan yang mogok.

Seluruhnya berada di wilayah Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada. Dampaknya terjadi penumpukan arus lalu lintas. Ditambah lagi truk-truk pengangkut material dari proyek pembangunan jalur shortcut juga hilir mudik di ruas tersebut.

Salah satu titik yang padat adalah perbatasan antara Desa Wanagiri dengan Desa Gitgit. Di ruas jalan tersebut terjadi perbaikan jalan. Kendaraan diarahkan melalui jalan sementara.

Kontur jalan yang bergelombang, ditambah lagi lokasinya dekat dengan tanjakan, menyebabkan truk kesulitan melakukan manuver.

Tim gabungan dari Polres Buleleng dan Dinas Perhubungan Buleleng berusaha mengurai arus lalu lintas. Sehingga kendaraan tetap bisa melintas kendati terjadi kepadatan yang tidak biasa di ruas jalan tersebut.

Salah seorang pengemudi, Yanto, mengaku truk yang ia kemudikan sempat terjebak dengan bencana banjir sekitar pukul 02.00, Senin (17/10) dini hari. Saat itu ia baru sampai di wilayah Sumbersari, Kecamatan Melaya.

“Pas sampai sana sudah banjir. Saya dikasih informasi ada jembatan putus juga di barat. Akhirnya disuruh putar balik lewat Singaraja. Karena kejar waktu ya saya lewat jalur ini,” katanya.

Apes saat lewat Jalan Raya Singaraja-Denpasar, truk yang ia kemudikan mogok. Penyebabnya radiator bermasalah. Selain itu dia tak terlalu familiar dengan jalur tersebut.

“Karena kejar waktu, ya saya paksa lewat sini. Dari Jakarta, dalam waktu 4 hari harus sudah masuk Denpasar. Tadi kan informasinya belum jelas kendaraan besar bisa lewat jam berapa. Makanya saya lewat sini

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Buleleng Gede Gunawan mengatakan, seluruh kendaraan yang menuju Denpasar, dialihkan sementara waktu melalui Buleleng. Ia menyebut ada sejumlah jalur alternatif yang bisa digunakan.

Kendaraan besar seperti truk dan bus, dianjurkan lewat Jalan Raya Singaraja-Denpasar via Gitgit. Sementara kendaraan mobil pribadi diarahkan melalui Jalan Raya Seririt-Pupuan atau melalui Jalan Raya Singaraja-Denpasar via Desa Banyuatis.

“Kami anjurkan mereka mengikuti jalur yang kami sarankan. Jangan menggunakan google maps. Karena kadang diarahkan lewat jalur yang rawan. Seperti lewat Selat, Tigawasa, itu tidak aman bagi pengendara yang baru pertama lewat. Karena jalurnya sempit dan licin,” ujarnya.

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian serta Balai Pelaksana Transportasi Darat (BPTD) untuk memantau kondisi terkini di Jembrana. Personel juga disiagakan untuk menanggulangi kepadatan kendaraan. (eka prasetia/radar bali)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/