28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:28 PM WIB

Ingin Bangun Sekolah Voli di Tabanan, Harap Atlet Bali Tiru Karirnya

Nama I Putu Randu Wahyu Perdana Putra santer diperbicangkan beberapa hari terakhir karena aksinya di SEA Games 2019 Filipina.

Hal itu tidak terlepas dari aksi tengil yang kerap dilakukan Randu ketika tim voli putra Indonesia berjumpa dengan Filipina pada laga pamungkas Grup B yang mengantarkan tim voli Indonesia meraih medali emas dalam 10 tahun terakhir.

 

 

ZULFIKA RAHMAN, Tabanan

SEJAK Sabtu kemarin, I Putu Randu Wahyu Perdana Putra mudik ke kampung halamannya di Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan.

Kepulangan atlet voli indoor dengan postur tubuh 191 cm ini menjadi kepulangan pertamanya sepanjang tahun 2019 ini.

Mengisi masa liburan selama sepakan itu, Randu mengaku cukup senang bisa bertemu keluarga. Namun, di tengah masa liburan tersebut,

dia harus tetap menjaga kondisi dengan berolahraga dan akan menjalani traning camp bersama klubnya, Jakarta BNI 46.

Kepulangannya kali ini juga dibarengi dengan misi untuk mencari bibit-bibit unggul di cabor voli indoor untuk ditawarkan ke klub-klub Proliga.

Terlebih, kata dia, sepanjang berkarir di luar Bali selama 14 tahun, cukup banyak memiliki jaringan untuk bisa menampung bibit voli asal Bali khususnya Tabanan.

“Bali itu cukup banyak memiliki bibit unggul di bidang olahraga, khususnya voli,” tutur Putu Randu Wahyu Perdana Putra.

Namun, sulung tiga bersaudara ini melihat kebanyakan atlet-atlet Bali masih susah untuk mengembangkan karir di luar Bali.

Beberapa atlet Bali enggan untuk mengeksplor diri ke luar. “Karena alasan sepele misalnya alasan kasihan orang tua di rumah, kan jarang orang Bali yang merantau.

Cuma segelimtir yang mau merantau untuk karirnya. Saya mau bilang kejarlah prestasimu selagi kamu bisa, jangan sampai menyesal kemudian hari,” paparnya.

Bahkan, lanjut Randu, pernyataan bahwa bibit unggul untuk cabor voli di Bali cukup potensial juga diutarakan banyak pelatih di luar Bali.

Salah satunya beberapa pelatih di Jawa yang juga mengungkapkan kekagumanya pada bibit-bibit unggul di Bali ini.

Nama-nama atlet asal Bali yang sudah berlaga di kacah nasional bahkan internasional sebelum Randu selalu ada.

Dia menyebut nama-nama seperti Windu Segara, Julianta, Adi dan dirinya sendiri seharusnya cukup menjadi motivasi para atlet di Bali untuk bisa berkembang di luar.

“Banyak sekali setiap saya pulang ke Bali, ngasih motivasi ke teman-teman di Bali, cuma banyak juga yang nggak mau. Karena mereka berfikir nah kanggoang gen di desa (Bali),” kata Randu.

Alasan untuk mengembangkan karir di luar Bali karena dari segi perhelatan even, serta fasilitas pendukung lebih terjamin.

Dengan mengembangkan karir dan mengikuti pendidikan di beberapa klub profesional membuat Randu memilki penghasilan yang lumayan lantaran prestasi yang cemerlang di bidang voli.

“Mulai dari makan, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan dan lainnya ditanggung. Dapat gaji bulanan juga. Yang penting ada keinginan mau kerja keras berlatih pasti bisa.

Kata pelatih-pelatih di luar Bali, pemain Bali itu bagus-bagus, punya power tapi kenapa tekniknya salah, kalau di bawa ke Jawa bisa menjadi pemain yang bagus,” imbuhnya.

Prestasi yang kini diraih oleh Randu tidak terlepas dari dukungan keluarga dan para pelatih yang menggembleng selama ini.

Dari kemenangan tim voli Indonesiaa di ajang bergengsi SEA Games Filipina itu ia diganjar bonus sebesar Rp 350 juta dari pemerintah.

Jumlah ini meningkat dari bonus senilai Rp100 juta untuk atlet regu, setelah adanya intruksi presiden untuk memberikan peningkatan nilai bonus.

“Katanya sih hari Senin sekarang (kemarin) sudah masuk. Cuma saya belum ngecek,” ujar pria yang juga anggota TNI ini.

Uang tersebut akan digunakan untuk merenovasi rumah kedua orang tuanya sebagai nazar sebelum ia bertanding.

Selain itu juga akan digunakan untuk membiayai pendidikan kedua adiknya. Namun, dari kedua adiknya itu, hanya adik bungsunya saja yang mengikuti jejaknya dan ayahnya yang juga merupakan pelatih voli di Tabanan.

“Rencana saya, adik saya itu akan saya prioritaskan bisa masuk ke klub-klub proliga. Karena saya juga banyak kenalan, dan berharap adik saya itu bisa mengikuti jejak saya,” harapnya.

Cita-cita Randu yang ingin diwujudkan ke depan yakni memiliki sekolah bola voli profesional di Tabanan.

Bahkan, ia berniat akan membawakan pelatih bagus dari Jawa, atau pelatih Bali yang akan disekolahkan ke Jawa untuk bisa mengaplikasikan ilmu dan tehnik bermain voli yang benar.

Terlebih saat ini, sekolah-sekolah cabang olahraga di Tabanan banyak yang gulung tikar. “Mumpung saya atlet nasional mungkin bisa memotivasi mereka.

Khususnya untuk anak-anak, jadi orang tuanya itu bangga anaknya bisa mengikuti olahraga. Kalau ada itu (sekolah cabang olahraga) kan pikiran anak-anak

yang sebelumya ketergantungan gadget dan game online bisa dialihkan untuk kegiaan olahraga,” kata sulung dari pasangan I Putu Sri Harmoni, dan I Nyoman Parwata ini.

Dia pun ingin sekali untuk pulang kampung dan menetap di Tabanan. Namun lagi-lagu karena urusan dinas sebagai abdi negara di TNI yang bertugas di Mabes TNI yang belum memungkinkan untuk pulang.

“Ya kepingin sekali sebenarnya saya tugas di Bali, sekalian saya bisa melatih di sekolah voli yang saya cita-citakan,” tandasnya. (*)

 

Nama I Putu Randu Wahyu Perdana Putra santer diperbicangkan beberapa hari terakhir karena aksinya di SEA Games 2019 Filipina.

Hal itu tidak terlepas dari aksi tengil yang kerap dilakukan Randu ketika tim voli putra Indonesia berjumpa dengan Filipina pada laga pamungkas Grup B yang mengantarkan tim voli Indonesia meraih medali emas dalam 10 tahun terakhir.

 

 

ZULFIKA RAHMAN, Tabanan

SEJAK Sabtu kemarin, I Putu Randu Wahyu Perdana Putra mudik ke kampung halamannya di Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan.

Kepulangan atlet voli indoor dengan postur tubuh 191 cm ini menjadi kepulangan pertamanya sepanjang tahun 2019 ini.

Mengisi masa liburan selama sepakan itu, Randu mengaku cukup senang bisa bertemu keluarga. Namun, di tengah masa liburan tersebut,

dia harus tetap menjaga kondisi dengan berolahraga dan akan menjalani traning camp bersama klubnya, Jakarta BNI 46.

Kepulangannya kali ini juga dibarengi dengan misi untuk mencari bibit-bibit unggul di cabor voli indoor untuk ditawarkan ke klub-klub Proliga.

Terlebih, kata dia, sepanjang berkarir di luar Bali selama 14 tahun, cukup banyak memiliki jaringan untuk bisa menampung bibit voli asal Bali khususnya Tabanan.

“Bali itu cukup banyak memiliki bibit unggul di bidang olahraga, khususnya voli,” tutur Putu Randu Wahyu Perdana Putra.

Namun, sulung tiga bersaudara ini melihat kebanyakan atlet-atlet Bali masih susah untuk mengembangkan karir di luar Bali.

Beberapa atlet Bali enggan untuk mengeksplor diri ke luar. “Karena alasan sepele misalnya alasan kasihan orang tua di rumah, kan jarang orang Bali yang merantau.

Cuma segelimtir yang mau merantau untuk karirnya. Saya mau bilang kejarlah prestasimu selagi kamu bisa, jangan sampai menyesal kemudian hari,” paparnya.

Bahkan, lanjut Randu, pernyataan bahwa bibit unggul untuk cabor voli di Bali cukup potensial juga diutarakan banyak pelatih di luar Bali.

Salah satunya beberapa pelatih di Jawa yang juga mengungkapkan kekagumanya pada bibit-bibit unggul di Bali ini.

Nama-nama atlet asal Bali yang sudah berlaga di kacah nasional bahkan internasional sebelum Randu selalu ada.

Dia menyebut nama-nama seperti Windu Segara, Julianta, Adi dan dirinya sendiri seharusnya cukup menjadi motivasi para atlet di Bali untuk bisa berkembang di luar.

“Banyak sekali setiap saya pulang ke Bali, ngasih motivasi ke teman-teman di Bali, cuma banyak juga yang nggak mau. Karena mereka berfikir nah kanggoang gen di desa (Bali),” kata Randu.

Alasan untuk mengembangkan karir di luar Bali karena dari segi perhelatan even, serta fasilitas pendukung lebih terjamin.

Dengan mengembangkan karir dan mengikuti pendidikan di beberapa klub profesional membuat Randu memilki penghasilan yang lumayan lantaran prestasi yang cemerlang di bidang voli.

“Mulai dari makan, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan dan lainnya ditanggung. Dapat gaji bulanan juga. Yang penting ada keinginan mau kerja keras berlatih pasti bisa.

Kata pelatih-pelatih di luar Bali, pemain Bali itu bagus-bagus, punya power tapi kenapa tekniknya salah, kalau di bawa ke Jawa bisa menjadi pemain yang bagus,” imbuhnya.

Prestasi yang kini diraih oleh Randu tidak terlepas dari dukungan keluarga dan para pelatih yang menggembleng selama ini.

Dari kemenangan tim voli Indonesiaa di ajang bergengsi SEA Games Filipina itu ia diganjar bonus sebesar Rp 350 juta dari pemerintah.

Jumlah ini meningkat dari bonus senilai Rp100 juta untuk atlet regu, setelah adanya intruksi presiden untuk memberikan peningkatan nilai bonus.

“Katanya sih hari Senin sekarang (kemarin) sudah masuk. Cuma saya belum ngecek,” ujar pria yang juga anggota TNI ini.

Uang tersebut akan digunakan untuk merenovasi rumah kedua orang tuanya sebagai nazar sebelum ia bertanding.

Selain itu juga akan digunakan untuk membiayai pendidikan kedua adiknya. Namun, dari kedua adiknya itu, hanya adik bungsunya saja yang mengikuti jejaknya dan ayahnya yang juga merupakan pelatih voli di Tabanan.

“Rencana saya, adik saya itu akan saya prioritaskan bisa masuk ke klub-klub proliga. Karena saya juga banyak kenalan, dan berharap adik saya itu bisa mengikuti jejak saya,” harapnya.

Cita-cita Randu yang ingin diwujudkan ke depan yakni memiliki sekolah bola voli profesional di Tabanan.

Bahkan, ia berniat akan membawakan pelatih bagus dari Jawa, atau pelatih Bali yang akan disekolahkan ke Jawa untuk bisa mengaplikasikan ilmu dan tehnik bermain voli yang benar.

Terlebih saat ini, sekolah-sekolah cabang olahraga di Tabanan banyak yang gulung tikar. “Mumpung saya atlet nasional mungkin bisa memotivasi mereka.

Khususnya untuk anak-anak, jadi orang tuanya itu bangga anaknya bisa mengikuti olahraga. Kalau ada itu (sekolah cabang olahraga) kan pikiran anak-anak

yang sebelumya ketergantungan gadget dan game online bisa dialihkan untuk kegiaan olahraga,” kata sulung dari pasangan I Putu Sri Harmoni, dan I Nyoman Parwata ini.

Dia pun ingin sekali untuk pulang kampung dan menetap di Tabanan. Namun lagi-lagu karena urusan dinas sebagai abdi negara di TNI yang bertugas di Mabes TNI yang belum memungkinkan untuk pulang.

“Ya kepingin sekali sebenarnya saya tugas di Bali, sekalian saya bisa melatih di sekolah voli yang saya cita-citakan,” tandasnya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/