DENPASAR – Sebagai organisasi massa Islam terbesar ketiga di Indonesia, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) berkomitmen menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
LDII juga turut aktif mencegah berkembangnya faham radikalisme di tanah air. Hal itu terungkap dalam rapat kerja daerah (Rakerda) DPD LDII Kabupaten Badung
yang digelar di Kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) di Puspem Badung, Rabu (18/4) siang.
Selaras dengan hal itu, panitia Rakerda mengambil tema Memperkokoh Empat Konsensus Berbangsa dan Bernegara: Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Rakerda yang dibuka Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Badung, Nyoman Suendi itu dihadiri lebih dari 100 peserta.
Hadir juga utusan dari beberapa ormas dan LSM seperti NU, Muhamadiyah, MUI, Wanita Islam Badung, KPUD Badung, perwakilan dari Polres, Kodim, lurah dan camat di Kabupaten Badung serta instansi terkait.
“LDII selalu berkomitmen menjaga keharmonisan, kerukunan serta persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mempraktikkan itu,
kami mengimplementasikan gerakan green dakwah atau dakwah yang menyejukkan,” tegas Ketua DPD LDII Badung, H. Hardilan, SH dalam sambutannya.
“Rakerda ini juga menjadi ajang strategis bertepatan dengan tahun politik yaitu Pilkada 2018, Pileg dan Pilpres 2019. Di tahun politik ini LDII berkomitmen mewujudkan wilayah Bali dan Badung tetap kondusif,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Kabupaten Badung, I Nyoman Suendi dengan tegas menyatakan LDII memiliki peran penting untuk menjaga kerukunan umat di Badung.
Pemkab Badung sangat berkepentingan dengan aktivitas LDII. Dari 62 ormas yang terdaftar di Badung, LDII menjadi salah satu ormas yang paling aktif.
“Saya sangat senang bisa bersinergi dengan LDII. Saya melihat dan mendengar acara LDII seperti sekarang ini menjadi tenang dan damai,” ujar Suendi.
Yang menarik, Suendi menyebut tema yang diambil dalam Rakeda DPD LDII Badung sangat relevan dengan kondisi kekinian.
Ini karena belakangan informasi Indonesia bubar pada 2030 hangat diperbincangkan. Dengan mengambil tema Memperkokoh Empat Konsensus Berbangsa dan Bernegara:
Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, maka LDII memberi rasa optimistis jika bangsa Indonesia akan tetap tegak berdiri.
“Indonesia bubar 2030 bisa saja terjadi. Bisa besok atau bahkan lusa, tapi kalau kita tidak melakukan apapun.
Karena itu kita harus menjaga bangsa dari keretakan dari segala aspek pendidikan, ekonomi dan kerukunan umat beragama,” paparnya.
Suendi sendiri mengakui jika di Kabupaten Badung sangat rentan adanya konflik etnis. Sebab, di Badung terdapat 23 etnis dengan beragam latar belakang.
Kondisi itu membuat potensi konflik cukup besar. “Agar tidak terjebak dalam potensi konflik, mari berupaya bersama-sama menjaga kerukunan,” pungkasnya