Corona virus diseases 2019 (Covid-19) mengubah cara belajar. Tidak lagi tatap muka langsung antara pelajar dengan guru, tapi melalui dunia maya.
Masalahnya, bagaimana dengan aktivitas belajar mahasiswa jurusan pariwisata? Karena tidak hanya teori tapi kegiatan belajarnya didominasi lebih pada praktik.
NI KADEK NOVI FEBRIANI, Denpasar
KAMIS siang lalu adalah jadwal praktik mahasiswa Jaya Wisata Internasional Hotel School di Jalan Gatot Subroto Barat, Denpasar.
Terlihat alat-alat untuk tatap muka secara online sudah disiapkan. Baik laptop dan jaringan internet. Perlengkapannya yang tersedia bak yang ada di restoran.
Pelajaran yang diberikan kemarin adalah cara membentuk napkin atau serbet yang biasa ditemukan di atas meja jika makan di restoran maupun hotel.
Nah, I Made Rata, dosen sekaligus pengajar di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) JWIHS tengah mempraktikan kepada mahasiswanya di depan laptop.
Tak perlu waktu lama, mahasiswanya sudah paham. Walaupun ada satu orang yang harus perbaiki lagi supaya bentuk napkin sempurna.
Setelah selesai memberikan mata kuliah, I Made Rata meminta mahasiswanya mempraktikan lagi dengan membuat video, kemudian dikirimkan kepadanya.
Usai mengajar, I Made Rata berharap semua mahasiswa hadir tepat waktu. Jika tidak hadir, tidak diperbolehkan ikut ujian.
Situasi belajar dengan media daring terpaksa dilakukan karena pandemi Covid – 19. Hal itu menyebabkan proses belajar dilakukan di rumah. Praktik kerja di lapangan juga tak bisa dilakukan.
Untuk belajar jarak jauh mengandalkan internet terbilang ribet. Menurut Made Rata, kebanyakan mahasiswanya dari desa.
Koneksi internetnya susah. Bahkan, acap kali ada yang susah mengikuti mata kuliah karena masalah jaringan yang kurang bagus.
“Mahasiswa kami kebanyakan dari desa, stay di rumah dimana koneksi internet terganggu. Untuk live ada kendala bisa join, tapi tidak bisa maksimal melihat penampilan.
Kami tanggulangi mereka minta mereka videoin, dikirim lewat whatsaap. Kalau materi kami upload di web bisa didownload saja,” ucapnya.
Walaupun demikian, sejatinya belajar online seperti ini sudah diterapkan sejak dulu. Namun, tidak sepenuhnya seperti saat ini.
Karena dari kampus juga ada komitmen meminimalisasi kertas. Sehingga semua serba online. “Ujian situasi sudah bagus dan normal mereka harus terjun dunia indsutri untuk kerja lapangan. Kuliah online ini kendalanya di koneksi,” bebernya.
Di samping itu, nasib mahasiswa yang sebenarnya praktik kerja lapangan sementara harus dihentikan dulu. Kalau wabah ini selesai 2020, kemungkinan untuk lulus tepat waktu bisa dikejar.
“Yang kerja praktik lapangan untuk situasi seperti ini, kami masih menunggu karena ini masalah global. Tempat praktik kebanyakan tutup. Mereka yang aktif istirahat di rumah.
Kalau kondisi dan situasi normal itu kami jadwalkan kembali. kami pending sampai situasi normal ada tempat untuk dilakukan kerja praktik lapangan.
Mata studi itu saya kira tidak, training ada waktu enam bulan dan menyiapkan laporan. Kalau situasi normal, kami bisa mengejar tempat pelatihan baru,” paparnya.
Sementara itu, Managing Direktur Jaya Wisata Internasional Hotel School I Putu Gede Panca Wasidipa mengatakan, kuliah online ini menggunakan jaringan internet untuk mendukung study from home.
Ada yang datang ke kampus dan ada pula yang dosen mengajar dari rumah. Mahasiswa juga diberikan kuis melalui aplikasi Jaya Wisata yang langsung bisa dikontrol dan diawasi oleh direktur maupun pihak manajemen kampus.
“Kami bisa evaluasi dari sana. Dari aplikasi App Kuis Jaya Wisata. Datanya itu langsung kami dapat laporannya,” bebernya.
Kuliah diselenggarakan setiap Senin dan Jumat. Kuliah dilaksanakan melalui online sampai wabah ini berakhir. (*)