28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:21 AM WIB

Baru Pertama Kali Digelar, Keluarga Berharap Jadi Tonggak Peringatan

Lorong di kawasan pemukiman Bale Agung, pagi itu dipadati oleh sejumlah orang. Ada warga setempat, pemuda, prajuru adat, serta sejumlah pejabat.

Diantaranya Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna dan Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Made Sudama Diana terlihat hadir.

 

EKA PRASETYA, Singaraja

PAGI itu, prajuru Desa Adat Buleleng hendak melakukan upacara bendera peringatan hari jadi Republik Indonesia ke-75.

Upacara dilangsungkan di rumah ibunda Bung Karno, yang terletak di Lingkungan Bale Agung, Kelurahan Paket Agung.

Rumah tua yang selama ini terbengkalai, kini dijadikan sebagai lokasi upacara. Lewat upacara itu, pihak keluarga berharap tonggak asal usul Ibunda Bung Karno, Nyoman Rai Srimben, tak dilupakan.

Upacara dilakukan dengan sederhana. Tanpa perangkat upacara khusus. Pengibar bendera dan perangkat upacara melibatkan truna-truni di Desa Adat Buleleng.

Bendera dikibarkan menggunakan sebuah tiang bambu setinggi 10 meter. Seluruh peserta upacara, mengenakan pakaian adat Bali.

Perwakilan keluarga, Made Supatika mengaku sempat terkejut saat pihak desa adat berencana melangsungkan upacara pengibaran bendera di rumah tersebut.

Sebab lokasinya cukup sempit. Hanya ada lorong selebar 2,5 meter dengan posisi memanjang. Selain itu kondisi pemukiman juga cukup rapat.

Dengan jumlah peserta yang terbatas, upacara akhirnya benar-benar terealisasi. “Kami benar-benar merasa terharu. Karena ini pertama kali dilakukan di sini. Dari pihak keluarga besar juga hadir.

Kami selaku perwakilan keluarga sangat berharap bila rumah ini dapat segera direstorasi. Karena bangunan ini sangat bersejarah,” kata Supatika.

Lebih lanjut Supatika menuturkan, hubungan keluarga Bale Agung dengan keluarga Bung Karno cukup baik.

Ayahanda Bung Karno, Raden Soekemi Sosrodiharjo disebut sempat menyurati keluarga Bale Agung, ketika Bung Karno lahir pada tahun 1901 silam.

“Sampai sekarang anak-anak Bung Karno juga sering ke Bale Agung. Seingat saya, hanya Mas Guntur saja yang belum ke Bale Agung,” imbuhnya.

Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, rumah ibunda Bung Karno merupakan salah satu situs bersejarah di wewidangan Desa Adat Buleleng.

“Makanya kami selenggarakan di sini. Meski tempatnya kecil, dengan peserta terbatas, tidak mengurangi kekhidmatan upacara,” kata Sutrisna.

Sementara itu Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna menyebut upacara bendera itu sangat berkesan bagi dirinya. Sebab lokasi upacara itu memiliki nilai sejarah dan histori yang tinggi.

“Dari tempat ini, lahir proklamator bapak bangsa kita Bung Karno. Mudah-mudahan kita bersama di tempat ini bisa meningkatkan rasa nasionalisme kita, mengenang perjuangan para pahlawan kemerdekan yang gigih,” kata Supriatna.

Selain dilangsungkan upacara bendera, di lokasi itu juga dilakukan pelantikan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lila Cita Ulangun yang berdiri di bawah naungan Desa Adat Buleleng.

Surat keputusan pelantikan, diserahkan Kadis Pariwisata Buleleng Made Sudama Diana. Pokdarwis ini nantinya akan mengelola situs-situs sejarah yang berada di bawah pengelolaan desa adat.

Salah satunya adalah pancoran tua yang terletak di seberang Pasar Buleleng. (*)

 

 

Lorong di kawasan pemukiman Bale Agung, pagi itu dipadati oleh sejumlah orang. Ada warga setempat, pemuda, prajuru adat, serta sejumlah pejabat.

Diantaranya Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna dan Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Made Sudama Diana terlihat hadir.

 

EKA PRASETYA, Singaraja

PAGI itu, prajuru Desa Adat Buleleng hendak melakukan upacara bendera peringatan hari jadi Republik Indonesia ke-75.

Upacara dilangsungkan di rumah ibunda Bung Karno, yang terletak di Lingkungan Bale Agung, Kelurahan Paket Agung.

Rumah tua yang selama ini terbengkalai, kini dijadikan sebagai lokasi upacara. Lewat upacara itu, pihak keluarga berharap tonggak asal usul Ibunda Bung Karno, Nyoman Rai Srimben, tak dilupakan.

Upacara dilakukan dengan sederhana. Tanpa perangkat upacara khusus. Pengibar bendera dan perangkat upacara melibatkan truna-truni di Desa Adat Buleleng.

Bendera dikibarkan menggunakan sebuah tiang bambu setinggi 10 meter. Seluruh peserta upacara, mengenakan pakaian adat Bali.

Perwakilan keluarga, Made Supatika mengaku sempat terkejut saat pihak desa adat berencana melangsungkan upacara pengibaran bendera di rumah tersebut.

Sebab lokasinya cukup sempit. Hanya ada lorong selebar 2,5 meter dengan posisi memanjang. Selain itu kondisi pemukiman juga cukup rapat.

Dengan jumlah peserta yang terbatas, upacara akhirnya benar-benar terealisasi. “Kami benar-benar merasa terharu. Karena ini pertama kali dilakukan di sini. Dari pihak keluarga besar juga hadir.

Kami selaku perwakilan keluarga sangat berharap bila rumah ini dapat segera direstorasi. Karena bangunan ini sangat bersejarah,” kata Supatika.

Lebih lanjut Supatika menuturkan, hubungan keluarga Bale Agung dengan keluarga Bung Karno cukup baik.

Ayahanda Bung Karno, Raden Soekemi Sosrodiharjo disebut sempat menyurati keluarga Bale Agung, ketika Bung Karno lahir pada tahun 1901 silam.

“Sampai sekarang anak-anak Bung Karno juga sering ke Bale Agung. Seingat saya, hanya Mas Guntur saja yang belum ke Bale Agung,” imbuhnya.

Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, rumah ibunda Bung Karno merupakan salah satu situs bersejarah di wewidangan Desa Adat Buleleng.

“Makanya kami selenggarakan di sini. Meski tempatnya kecil, dengan peserta terbatas, tidak mengurangi kekhidmatan upacara,” kata Sutrisna.

Sementara itu Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna menyebut upacara bendera itu sangat berkesan bagi dirinya. Sebab lokasi upacara itu memiliki nilai sejarah dan histori yang tinggi.

“Dari tempat ini, lahir proklamator bapak bangsa kita Bung Karno. Mudah-mudahan kita bersama di tempat ini bisa meningkatkan rasa nasionalisme kita, mengenang perjuangan para pahlawan kemerdekan yang gigih,” kata Supriatna.

Selain dilangsungkan upacara bendera, di lokasi itu juga dilakukan pelantikan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lila Cita Ulangun yang berdiri di bawah naungan Desa Adat Buleleng.

Surat keputusan pelantikan, diserahkan Kadis Pariwisata Buleleng Made Sudama Diana. Pokdarwis ini nantinya akan mengelola situs-situs sejarah yang berada di bawah pengelolaan desa adat.

Salah satunya adalah pancoran tua yang terletak di seberang Pasar Buleleng. (*)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/