Belakangan ini taman peninggalan raja Karangasem disiapkan sebagai objek wisata spiritual selain untuk melancong. Cerita masa lalu yang khas melatari tempat di era kerajaan Karangasem tersebut.
WAYAN PUTRA, Amlapura
SEJUMLAH tempat di Taman Ujung, Kota Amlapura, Karangasem, terus dibenahi. Salah satunya adalah menata Taman Dirah, dengan membuat pelinggih berupa Pura Dirah.
Pelinggih ini dibangun di sebelah timur, di area selatan Taman Ujung. Tepatnya baru masuk dari pintu selatan.
Taman Dirah ini disebut-sebut dibangun untuk menambah daya tarik Taman Ujung. Dan, diberi nama Pura Dirah juga karena terkait dengan Kolam Dirah.
Pura Dirah sendiri adalah untuk memuja Ratu Dirah. Atau, yang lebih dikenal dengan sebutan Calonarang, janda dari Empu Kuturan.
Pura tersebut baru selesai dibangun beberapa bulan lalu. Dan, juga sudah di-pelaspas. Menurut Pengelola Taman Ujung Ide Made Alit, Kolam Dirah pada era dulu merupakan tempat dilaksanakan hukuman atau eksekusi para pesakitan.
Eksekusi yang dimaksud adalah dengan menceburkan pesakitan yang sudah divonis oleh hakim kerajaan.
Kolam Dirah ini menurut Ide Made Alit, disebut-sebut sebagai kolam pertama yang dibangun oleh raja Karangasem.
Karena kolam ini ada kaitannya dengan keputusan raja terkait pesakitan atau abdi raja yang melanggar hukum di masa itu.
Apabila sudah dijatuhi vonis dan dihukum sesuai dengan perbuatan orang bersangkutan, maka dia kemudian diceburkan dan dimandikan di Kolam Dirah itu.
Menurut cerita, kalau yang bersangkutan tidak bersalah, maka orang tersebut akan sehat – sehat saja. Baik-baik saja.
Sementara jika dia memang benar-benar bersalah, maka orang tersebut akan sakit bahkan bisa meninggal dunia setelahnya.
Artinya, hukuman yang diberikan oleh hakim dan raja adalah secara skala (rasional) dan supranatural (niskala).
“Jika bersalah, maka orang bersangkutan akan mengalami musibah usai dimandikan,” ujar pria asal Geria Budakeling, Karangasem, tersebut.
Menurutnya, Kolam Dirah memiliki daya magis luar biasa pada era itu. Hanya saja untuk sekarang itu hanya sebuah cerita legenda saja.
Bagaimana sekarang? Sekarang kondisinya sebaliknya. Justru ketika ada orang sakit malah memohon di Pura Dirah tersebut, kemudian mandi di kolam.
Dan, sesuai dengan keyakinan warga banyak warga yang sembuh ketika memohon obat di pura tersebut.
Dalam sejarah Ratu Dirah memang dikenal dengan kesaktiannya. Salah satunya adalah ilmu teluh atau ilmu hitam yang dikuasainya.
Seperti dalam cerita legenda, kondisi ini sempat membuat Raja Airlangga berpikir keras, bagaimana solusi menaklukkannya. Akhirnya diutuslah Empu Baradah, beradu ilmu dan Ratu Dirah mengalami kekalahan.
Kolam Dirah dan Pura Dirah menurut Ide Made Alit memiliki hubungan atau satu kesatuan. Kolam adalah tempat air untuk menentukan baik dan buruk.
Saat ini banyak diambil sebagai pelukatan untuk memohon kesembuhan. Kalau dulu kolam ini digunakan untuk memastikan orang bersalah atau tidak.
Ini juga karena kesaktian Ratu Dirah. Saat ini di pura tempat stana Ratu Dirah tersebut banyak orang yang nunas tamba atau berobat.
Sehingga setiap hari suci utamanya kajeng kliwon, banyak warga yang datang ke pura tersebut untuk sembahyang dan mohon menawar atau obat.
Bersamaan dengan itu, Taman Ujung akan dibuka malam hari. Pada malam hari pengunjung akan lebih merasakan suasana dengan atmosfer magis.
Untuk itu sepanjang taman juga sudah dipasang lampu taman. Bagi yang ingin meditasi bisa melakukan di situ.
Selain itu, kamar raja yang ada di Bale Gili juga bisa dipakai sebagai tempat meditasi. Saat ini pemasukan dari Taman Ujung terus meningkat.
Awalnya masih kisaran angka Rp 7 jutaan per hari. Sekarang sudah masuk Rp 20 jutaan per hari. Ke depannya jika buka malam pemasukan diprediksi mencapai Rp 50 juta per hari. (*)