RadarBali.com – Pembukaan Porprov Bali XIII/2017 di stadion Wayan Dipta kental bernuansa politis.
Wakil gubernur Bali, Ketut Sudikerta yang merupakan Ketua DPD Golkar Bali tidak diberikan kesempatan membacakan sambutan.
Ada indikasi SGB (Sudikerta Gubernur Bali) dizalimi di Gianyar. Ketua DPD Golkar Gianyar, Made Dauh Wijana pun menyayangkan insiden tersebut.
Dauh meminta tidak ada nuansa politis dalam perhelatan olahraga dua tahunan tersebut. “Sangat disayangkan, jangan olahraga dipolitisir dan dicederai dengan masalah politik,” desak Dauh Wijana.
Mantan anggota DPRD Bali tersebut, menyatakan, logikanya, pejabat tertinggi Bali yang hadir dalam acara biasanya diberikan kesempatan bicara di depan publik.
“Untuk apa pak wakil gubernur diundang, kalau tidak diberikan kesempatan memberikan sambutan. Kami berharap ini bisa diklirkan,” keluh Dauh Wijana.
Sebagaimana diketahui, saat pembukaan yang berlangsung Minggu malam (17/9), SGB sempat hadir. Tiba-tiba pembawa acara mengumumkan jika rangkaian acara pembukaan telah usai.
Karena acara selesai, SGB kemudian turun dari panggung undangan untuk pulang. Tak lama kemudian, saat SGB turun, pembawa acara malah mengumumkan jika SGB harus memberikan sedikit sambutan.
“Logikanya, untuk undang pejabat yang tertinggi, logikanya ada memberikan sambutan,” jelasnya. Pihaknya berharap, hajatan olahraga yang dihelat Pemkab Gianyar perlu dievaluasi.
“Saya lihat dari awal panitia tidak siap betul. Masak acara Pemkab seperti itu,” imbuhnya. Anggota Fraksi Golkar DPRD Gianyar I Gusti Ngurah Anom Masta juga mengaku kecewa.
“Masak diminta memberikan sambutan, setelah atlet dibubarkan (acara berakhir, red),” keluh Anom Masta, kemarin.
Selain itu, Anom Masta juga mempertanyakan pengadaan tiket gratis bagi undangan dan peserta.
“Dengan tanda peserta saja, sudah bisa untuk membatasi agar tidak semuanya bisa masuk ke stadion. Pembuatan tiket itu mubazir, hanya buang-buang anggaran saja,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua pelaksana Porprov Bali XIII yang juga Sekretaris KONI Gianyar, Pande Purwata, membantah jika hajatan pembukaan bernuansa politis.
“Kalau orang berpikir politis pada momen olahraga, sangatlah keliru, sangatlah tidak masuk akal. Murni olahraga sportivitas dan prestasi, tidak ada bawa-bawa politis,” ujar Pande Purwata.
“Kalau memang terjadi, run down acara yang kita setting, ini tanpa meninggalkan, kok nggak ada api obor. Seharusnya disaksikan dulu ceritanya. Lalu di sinilah peran gubernur membuka Porprov Bali,” imbuhnya.
Terkait tiket gratis, lanjut Pande, itu hanya untuk mengetahui jumlah penonton. “Tiket gratis biar tahu kapasitasnya,” tukasnya