DENPASAR – Survei Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memprediksi seluruh parpol pendatang baru plus PKS, PAN, NasDem, dan Hanura tak dapat kursi DPR Periode 2019-2024.
Namun, survey itu tak membuat gentar PSI dan Garuda Bali. Dengan alasan survei dilaksanakan pada 19 April hingga 5 Mei 2018 sebelum daftar calon sementara (DCS) bakal calon legislatif (bacaleg).
Kedua parpol mengaku survei LIPI tak layak dipercaya. Sama seperti Wakil Ketua Umum Partai Hanura, I Gede Pasek Suardika (GPS), Ketua DPW PSI Bali
I Nengah Yasa Adi Susanto dan Ketua DPD Partai Garuda Bali Wayan Dana Adnyana yakin parpol yang dibela lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen.
“Memang LIPI bisa menentukan partai lolos atau tidak? Atau jangan-jangan bagian dari lembaga yang dibayar untuk pengalihan isu?” ucap Dana Adnyana.
Menurutnya, saat survei dilakukan masyarakat belum tahu siapa saja yang lolos menjadi calon wakil rakyat sama seperti kondisi saat ini.
“Rakyat belum tahu siapa yang mau dipilih LIPI sudah berani bilang beberapa partai nggak lolos. Kita lihat nanti saja deh di Pileg,” tandasnya.
Dana mengaku Garuda akan kembali menghadirkan kejutan serupa sama seperti saat lolos verifikasi beberapa waktu lalu.
“Partai Garuda akan membuktikan kehebatannya yang kedua, yaitu pada Pileg 2019. Strategi kita sudah terbukti waktu verifikasi kemarin. Kita lihat nanti di Pileg karena Partai Garuda tidak mau jumawa dalam hal ini,” tegasnya.
Di sisi lain, Ketua DPW PSI Bali Nengah Adi Susanto menyatakan survei LIPI dilakukan bulan Mei sedangkan penetapan DCS belum diumumkan.
“Artinya publik akan memberikan penilaian terhadap parpol setelah pengumuman DCS dan penetapan DCT karena di sana mereka akan
melihat parpol mana yang benar-benar memasang caleg yang memiliki kompetensi dan parpol mana yang serius dengan isu anti korupsi,” tandasnya.
Publik, terang pria yang akrab disapa Bro Adi itu akan menilai dan pasti memilih parpol yang benar-benar antikorupsi.
“Terbukti calon yang diajukan PSI tidak ada yg mantan koruptor. PSI, kami yakin lolos PT karena caleg kita adalah orang-orang yang bersih dari korupsi dan punya kompetensi di bidangnya masing-masing,” tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Hanura, I Gede Pasek Suardika (GPS) mengatakan parliamentary threshold sebesar 4 persen bukan masalah bagi Hanura.
“Selama ini feeling politik saya sering tepat. parliamentary threshold 4 persen itu bukan masalah karena Hanura pernah meraih 5,26 persen,” ucap GPS.
GPS mengaku maju DPR RI lewat Hanura dengan keyakinan penuh parpol tersebut akan menjadi pilihan yang luar biasa bagi rakyat.
Terangnya, pencanangan tagline Bangun Nusantara sangat senafas dengan kerinduan masyarakat Indonesia saat ini.
“Kami sangat senang dengan banyaknya partai yang tidak percaya diri sehingga membajak politisi dalam bursa transfer gila-gilaan.
Makin membuktikan hanya Hanura yang tampil lewat figur muda dan perempuan. Kami membuat strategi yang diyakini akan mengejutkan dan mengagetkan,” tandasnya.
Lebih lanjut, sebagai Ketua Bapilu Pusat, GPS mengklaim sudah melakukan berbagai riset dan kajian yang tinggal menunggu diimplementasikan dalam bentuk program.
“Pertandingan politik sebenarnya itu di 2019 dan bukan di lembaga survei, tetapi di rakyat. Caleg juga kan belum bekerja,” tandasnya.