27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:50 AM WIB

Ardiasa Hilang Sejak Umanis Galungan, Tak Ada Firasat Sebelum Tewas

Duka masih dirasakan pasutri Made Sukarsana dan Luh Sukerti terkait kematian anak pertamanya Gede Ardiasa di Pantai Pelisan. Apalagi sebelum menghadap Ida Hyang Widi Wasa, keluarga tak merasakan firasat apapun. Seperti apa?

 

 

JULIADI, Tejakula

RAUT wajah orang tua Gede Ardiasa, 22, korban tewas di Pantai Pelisan Dusun Kawanan, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Senin lalu tampak menyimpan duka dan sedih yang mendalam.

Ayah dari Gede Ardiasa tampak mengenakan jaket jeans berwarna biru duduk bersama anak bungsunya menunggu proses pemulangan jenazah anaknya di RSUD Buleleng.

Ayah korban Gede Ardiasa, Made Sukarsana, 74, sungguh tidak percaya anak pertamanya dari dua bersaudara ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di pesisir pantai.

“Saya masih belum percaya musibah ini bisa menimpa Gede Ardiasa,” ucap Sukarsana memulai bercerita perihal kondisi hilangnya anaknya yang ia cari selama ini.

Diakui Sukarsana, sebelum menghilang dari rumah. Keluarga dan Gede sapaan akrab anaknya sempat melakukan persembahyangan ketika perayaan Hari Galungan bersama di pura rumah dan pura desa.

Bahkan, bersilaturahmi dengan keluarga sekitar dan tetangga. “Nah, pada saat umanis Galungan Gede pamit keluar ke temannya.

Saya pamit ke rumah teman dulu. Waktu itu pagi sekitar pukul 11.00. Ya, kami sebagai orang tua memberikan. Karena setiap kali keluar rumah Gede tak pernah ada masalah dengan siapa pun,” tuturnya.

Hingga malam tiba, Gede tidak kunjung pulang ke rumah. Keluarga yang khawatir akhirnya mencari Gede. Sayangnya tidak ditemukan.

Keluarga juga menanyakan kepada teman-teman, namun tidak ada yang mengetahui. Sehingga keluarga melaporkan ke aparat desa setempat agar mencari keberadaan Gede.

Tak sampai disitu keesokan harinya Jumat (18/9), Gede yang merupakan alumni SMAN 1 Tejakula ini belum juga menginjakkan kakinya ke rumah.

Khawatir terjadi sesuatu, Sukarsana dan keluarga melakukan pencarian ke tempat-tempat yang biasa dikunjungi Gede dan ke kediaman temannya.

Namun, hingga sore hari keberadaan anak pertama dari pasangan Made Sukarsana dan Luh Sukerti ini masih tak diketahui.

“Dari keterangan teman-temannya, Gede mengaku sudah berpamitan pulang ke rumah,” kata Sukarsana.

Kemudian selama 5 hari sudah pencarian Gede. Baru Senin (21/9) lalu sekitar pukul 14.00, dirinya dan keluarganya mendapat kabar Gede

anaknya yang hilang saat Umanis Galungan ditemukan Pantai Pelisan Dusun Kawanan, Desa Penuktukan dengan kondisi meninggal dunia.

“Kami betul-betul shock, tak bisa berbuat apa. Kok bisa seperti ini musibah yang menimpa Gede,” sedih pria yang sehari-hari sebagai petani dan pengrajin arak.

Made Sukarsana mengaku tak merasakan ada firasat aneh apapun. Gede anaknya biasa-biasa, baik. Tak ada masalah dengan siapa pun.

“Dia (Gede red), kapah ngomong (sedikit bicara) lebih banyak diam. Cerita soal masalah tidak pernah. Kalau sehari-hari Gede jadi tukang ukir,” kenang kelakuan anaknya.

Dia menambahkan, Gede memang kerap kali ke pantai untuk mandi bersama keluarga. Kadang pula dengan temannya. Kepergian putra kesayangannya yang ditemukan meninggal dunia di pantai.

“Saya dan keluarganya sudah merelakan, ikhlas menerima sebagai musibah. Dan tak menuntut apapun,” ungkapnya.

Perihal pemulangan jenazah saat ini masih menunggu ambulans. “Mayat Gede tidak aben dulu, melainkan akan dikubur langsung. Diaben saat pengabenan masal di desa,” tutupnya. (*)

Duka masih dirasakan pasutri Made Sukarsana dan Luh Sukerti terkait kematian anak pertamanya Gede Ardiasa di Pantai Pelisan. Apalagi sebelum menghadap Ida Hyang Widi Wasa, keluarga tak merasakan firasat apapun. Seperti apa?

 

 

JULIADI, Tejakula

RAUT wajah orang tua Gede Ardiasa, 22, korban tewas di Pantai Pelisan Dusun Kawanan, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Senin lalu tampak menyimpan duka dan sedih yang mendalam.

Ayah dari Gede Ardiasa tampak mengenakan jaket jeans berwarna biru duduk bersama anak bungsunya menunggu proses pemulangan jenazah anaknya di RSUD Buleleng.

Ayah korban Gede Ardiasa, Made Sukarsana, 74, sungguh tidak percaya anak pertamanya dari dua bersaudara ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di pesisir pantai.

“Saya masih belum percaya musibah ini bisa menimpa Gede Ardiasa,” ucap Sukarsana memulai bercerita perihal kondisi hilangnya anaknya yang ia cari selama ini.

Diakui Sukarsana, sebelum menghilang dari rumah. Keluarga dan Gede sapaan akrab anaknya sempat melakukan persembahyangan ketika perayaan Hari Galungan bersama di pura rumah dan pura desa.

Bahkan, bersilaturahmi dengan keluarga sekitar dan tetangga. “Nah, pada saat umanis Galungan Gede pamit keluar ke temannya.

Saya pamit ke rumah teman dulu. Waktu itu pagi sekitar pukul 11.00. Ya, kami sebagai orang tua memberikan. Karena setiap kali keluar rumah Gede tak pernah ada masalah dengan siapa pun,” tuturnya.

Hingga malam tiba, Gede tidak kunjung pulang ke rumah. Keluarga yang khawatir akhirnya mencari Gede. Sayangnya tidak ditemukan.

Keluarga juga menanyakan kepada teman-teman, namun tidak ada yang mengetahui. Sehingga keluarga melaporkan ke aparat desa setempat agar mencari keberadaan Gede.

Tak sampai disitu keesokan harinya Jumat (18/9), Gede yang merupakan alumni SMAN 1 Tejakula ini belum juga menginjakkan kakinya ke rumah.

Khawatir terjadi sesuatu, Sukarsana dan keluarga melakukan pencarian ke tempat-tempat yang biasa dikunjungi Gede dan ke kediaman temannya.

Namun, hingga sore hari keberadaan anak pertama dari pasangan Made Sukarsana dan Luh Sukerti ini masih tak diketahui.

“Dari keterangan teman-temannya, Gede mengaku sudah berpamitan pulang ke rumah,” kata Sukarsana.

Kemudian selama 5 hari sudah pencarian Gede. Baru Senin (21/9) lalu sekitar pukul 14.00, dirinya dan keluarganya mendapat kabar Gede

anaknya yang hilang saat Umanis Galungan ditemukan Pantai Pelisan Dusun Kawanan, Desa Penuktukan dengan kondisi meninggal dunia.

“Kami betul-betul shock, tak bisa berbuat apa. Kok bisa seperti ini musibah yang menimpa Gede,” sedih pria yang sehari-hari sebagai petani dan pengrajin arak.

Made Sukarsana mengaku tak merasakan ada firasat aneh apapun. Gede anaknya biasa-biasa, baik. Tak ada masalah dengan siapa pun.

“Dia (Gede red), kapah ngomong (sedikit bicara) lebih banyak diam. Cerita soal masalah tidak pernah. Kalau sehari-hari Gede jadi tukang ukir,” kenang kelakuan anaknya.

Dia menambahkan, Gede memang kerap kali ke pantai untuk mandi bersama keluarga. Kadang pula dengan temannya. Kepergian putra kesayangannya yang ditemukan meninggal dunia di pantai.

“Saya dan keluarganya sudah merelakan, ikhlas menerima sebagai musibah. Dan tak menuntut apapun,” ungkapnya.

Perihal pemulangan jenazah saat ini masih menunggu ambulans. “Mayat Gede tidak aben dulu, melainkan akan dikubur langsung. Diaben saat pengabenan masal di desa,” tutupnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/