25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:57 AM WIB

Beralih Produksi Cangkang Cincin, Tetap Sabar Meski Orderan Sepi

Covid-19 tak hanya menularkan wabah penyakit yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang di Bali. Namun, juga memukul dunia perekonomian hampir semua lini profesi.

Mulai dari pedagang, petani, pelaku industri, pelaku pariwisata, usaha kreatif. Termasuk pula pengrajin. Seperti apa?

 

 

JULIADI, Singaraja

PANDEMI Covid-19 kini dirasakan oleh pengrajin bokor (tempat sesajen) yang berada di Desa Beratan Buleleng.

Kerajinan bokor yang terbuat dari bahan alumunium sudah lama ada di Desa Beratan mulai merasakan sepinya orderan bokor. Sepi orderan pembuatan bokor berlangsung sejak pandemi Covid-19.  

“Sepi sekali, seminggu hanya satu dapat orderan (pasuh). Itupun bukan membuat bokor. Melainkan servis bokor dan membersihkan

bokor dari karat akan kembali mengkilat,” kata Komang Adi Saputra, 34 bersama ibunya Luh Karsini, 60, ketika ditemui di rumahnya.

Mulai menurun permintaan produksi bokor sejatinya sudah sejak tahun 2018 lalu setelah bahan alumunium pembuatan bokor mengalami kenaikan harga.

Bahan baku lembaran alumunium per lembar dengan ukuran 2×1 meter Rp 40 ribu yang sebelum harga berkisar Rp 15-20 ribu.

Selain itu harga perak untuk melapisi bokor yang juga ikut naik seharga Rp 11.500 yang dulunya Rp 9.500.

“Karena mahalnya bahan, sedangkan ongkos pembuatan bokor murah berkisar Rp 100-120 ribu. Disamping itu juga banyak persaingan

pembuatan bokor dengan produksi berbahan kayu dan fiber. Ditambah pula dengan wabah pandemi Covid-19. Sehingga menjadi sepi orderan bokor,” ungkapnya.

Di Desa Beratan sudah banyak pengrajin (pande) bokor yang sudah tutup. Tapi, juga ada yang masih bertahan dengan beralih membuat cangkang (bungkung) cincin batu akik berbahan perak.

Beralih membuat cangkang batu akik juga saat ini sepi pembeli dan permintaan. Apalagi kondisi Covid-19.

“Kalau saya tetap pilih bertahan buat bokor dan membersihkan bokor. Namun kalau ada garapan buat cangkang ya saya buat,” ungkapnya.

Dulunya bokor aluminium hasil pengrajin Desa Beratan. Selain dipasarkan di daerah Buleleng juga dipasarkan ke daerah Denpasar. Bahkan pembeli datang langsung ke pengrajin.

“Harga bokor tergantung ukuran berkisar Rp 100-500 ribu. Begitu Pula dengan servis bokor tergantung ukuran mulai dari Rp 25-50 ribu,” pungkasnya.

Hal yang sama juga diungkap pengrajin bokor Nyoman Sweden. Dia mengaku ditengah pandemi Covid-19 produksi bokor menurun.

Susah mencari masyarakat yang servis atau membuat bokor. Dengan masyarakat yang datang sekitar 4-5 orang bukan membuat bokor melainkan servis bokor.

“Menyiasati sepi pembuatan bokor saya juga beralih membuat cangkang cincin batu akik. Namun juga sepi ditengah Covid-19

yang masih berlangsung. Biasanya pemesanan pembuatan cangkang cincin ada saja yang datang setiap harinya,” ungkapnya.

Kendati sepi permintaan pemesanan bokor dan cangkang cincin para pengrajin kerajinan aluminium dan cangkang cincin perak tetap memilih membuka usaha mereka.

“Kami buka saja usaha, ketimbang harus diam. Rezeki kan tidak ada yang tahu yang atur diatas,” pungkasnya. 

Covid-19 tak hanya menularkan wabah penyakit yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang di Bali. Namun, juga memukul dunia perekonomian hampir semua lini profesi.

Mulai dari pedagang, petani, pelaku industri, pelaku pariwisata, usaha kreatif. Termasuk pula pengrajin. Seperti apa?

 

 

JULIADI, Singaraja

PANDEMI Covid-19 kini dirasakan oleh pengrajin bokor (tempat sesajen) yang berada di Desa Beratan Buleleng.

Kerajinan bokor yang terbuat dari bahan alumunium sudah lama ada di Desa Beratan mulai merasakan sepinya orderan bokor. Sepi orderan pembuatan bokor berlangsung sejak pandemi Covid-19.  

“Sepi sekali, seminggu hanya satu dapat orderan (pasuh). Itupun bukan membuat bokor. Melainkan servis bokor dan membersihkan

bokor dari karat akan kembali mengkilat,” kata Komang Adi Saputra, 34 bersama ibunya Luh Karsini, 60, ketika ditemui di rumahnya.

Mulai menurun permintaan produksi bokor sejatinya sudah sejak tahun 2018 lalu setelah bahan alumunium pembuatan bokor mengalami kenaikan harga.

Bahan baku lembaran alumunium per lembar dengan ukuran 2×1 meter Rp 40 ribu yang sebelum harga berkisar Rp 15-20 ribu.

Selain itu harga perak untuk melapisi bokor yang juga ikut naik seharga Rp 11.500 yang dulunya Rp 9.500.

“Karena mahalnya bahan, sedangkan ongkos pembuatan bokor murah berkisar Rp 100-120 ribu. Disamping itu juga banyak persaingan

pembuatan bokor dengan produksi berbahan kayu dan fiber. Ditambah pula dengan wabah pandemi Covid-19. Sehingga menjadi sepi orderan bokor,” ungkapnya.

Di Desa Beratan sudah banyak pengrajin (pande) bokor yang sudah tutup. Tapi, juga ada yang masih bertahan dengan beralih membuat cangkang (bungkung) cincin batu akik berbahan perak.

Beralih membuat cangkang batu akik juga saat ini sepi pembeli dan permintaan. Apalagi kondisi Covid-19.

“Kalau saya tetap pilih bertahan buat bokor dan membersihkan bokor. Namun kalau ada garapan buat cangkang ya saya buat,” ungkapnya.

Dulunya bokor aluminium hasil pengrajin Desa Beratan. Selain dipasarkan di daerah Buleleng juga dipasarkan ke daerah Denpasar. Bahkan pembeli datang langsung ke pengrajin.

“Harga bokor tergantung ukuran berkisar Rp 100-500 ribu. Begitu Pula dengan servis bokor tergantung ukuran mulai dari Rp 25-50 ribu,” pungkasnya.

Hal yang sama juga diungkap pengrajin bokor Nyoman Sweden. Dia mengaku ditengah pandemi Covid-19 produksi bokor menurun.

Susah mencari masyarakat yang servis atau membuat bokor. Dengan masyarakat yang datang sekitar 4-5 orang bukan membuat bokor melainkan servis bokor.

“Menyiasati sepi pembuatan bokor saya juga beralih membuat cangkang cincin batu akik. Namun juga sepi ditengah Covid-19

yang masih berlangsung. Biasanya pemesanan pembuatan cangkang cincin ada saja yang datang setiap harinya,” ungkapnya.

Kendati sepi permintaan pemesanan bokor dan cangkang cincin para pengrajin kerajinan aluminium dan cangkang cincin perak tetap memilih membuka usaha mereka.

“Kami buka saja usaha, ketimbang harus diam. Rezeki kan tidak ada yang tahu yang atur diatas,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/