33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:30 PM WIB

CATAT!! “Intinya Jangan Stres, Pikiran Positif Bantu Tingkatkan Imun”

Sienny Karmana syok berat saat dinyatakan positif Covid-19 pada pertengahan Agustus silam. Langit seolah runtuh menimpanya. Tapi, ibu tiga anak itu berhasil bangkit dan terbebas dari Covid-19.

 

MAULANA SANDIJAYA, Denpasar

SAAT ditemui Jawa Pos Radar Bali, wajah Sienny terlihat segar. Berat badannya juga naik 10 kg dari sebelum terpapar Covid-19.

Sienny begitu semangat menceritakan pengalamannya melawan virus corona selama sebulan, dari pertengahan Agustus hingga pertengahan September.

Wajahnya berseri karena perjuangannya berhasil.

Sienny tak ragu menularkan semangat sembuhnya itu pada pasien Covid-19 lainnya, agar tetap semangat sembuh.

Tidak ada yang tidak mungkin. Menurutnya, tetap semangat dan berpikir positif adalah obat yang sangat mujarab dalam meningkatkan imun tubuh.

“Jangan putus asa, hindari stres, banyak istirahat, olahraga, dan tidak begadang. Imun pasti naik. Itu pengalaman saya,” tutur Sienny.

Pengalaman Sienny, yang cepat membuat imun drop karena pikiran stres. Karena itu, psikis harus benar-benar dijaga. “Sebenarnya kita hanya disuruh berpikir tenang dan istrirahat 14 hari,” imbuhnya.

Sienny mengaku gemas ketika mendengar orang bicara bahwa Covid-19 tidak ada. Menurutnya omongan itu sangat tidak berdasar.

“Covid-19 itu ada, jangan menyepelekan,” tukasnya dengan nada geregetan. Lalu, dari mana Anda terpapar corona?

Sienny menceritakan, dirinya tertular dari rekan kerjanya seorang pengacara. Awalnya teman kerjanya demam seperti gejala orang terserang DBD dan tifus.

Temannya itu sempat muntah, dahaknya lebih kental dua kali dari dahak biasa. Setelah itu, indra penciuman hilang.

Ketika parfum disemprotkan tidak tercium bau apapun. Selain itu napas lebih berat, karena memiliki riwayat asma. Benar saja, setelah tes usap atau swab, teman Sienny dinyatakan positif.

Siennya pun panik. Beberapa hari kemudian, Sienny yang kehilangan indra penciumannya. Selain itu, indra perasanya juga bermasalah.

“Pas makan terasa asin banget, kadang manis banget, pokoknya rasanya tidak enak. Selain tu, saya jalan enam langkah sudah capek. Rasanya seperti orang tenggelam, hidung perih,” terangnya.

Perempuan 43 tahun itu memutuskan tes swab. Apa yang dikhawatirkan terbukti. Sienny positif Covid-19.

Ia langsung karantina mandiri dengan meninggalkan rumah. Maklum, di rumahnya ada bayi. Ia memutuskan menyewa kamar di sebuah apartemen.

Sienny istirahat total dan minum multivitamin. Sempat membaik, Sienny mengecek keberadaan virus di tubuhnya melalu CT-value (cycle threshold value).

CT-value ini digunakan untuk menentukan rendah/tingginya kadar virus SARS-CoV-2 dalam tubuh manusia. Ketika angka CT-value di bawah 35 bisa menginfeksi orang lain. Ketika di atas 35, maka menjadi OTG.

Saat Sienny melakukan tes, angka CT-valuenya mencapai 33. Lumayan baik. Namun, keesokan harinya saat ia memikirkan kondisi anak-anaknya dan kliennya, Sienny kembali drop.

Dari angka CT-value 33 anjlok menjadi 27. Dari sana ia sadar, bahwa obat yang terbaik meningkatkan imun tubuh adalah pikiran.

“Kalau psikis kita oke, imun cepat naiknya. Kita harus yakin dan optimistis, bahwa kita bisa sembuh. Saya bicara dengan diri saya sendiri, saya yakin pasti bisa,” tandasnya.

Selain menenangkan diri, Sienny juga minum vitamin dan jamu herbal. Menurutnya, vitamin dan obat hanya sebagai pendukung.

Yang utama tetaplah membuat diri tidak stres. Dukungan keluarga juga sangat penting. Setelah menjalani perawatan hampir sebulan, Sienny dinyatakan negatif.

Perempuan kelahiran Kediri, Jawa Timur, itu dinyatakan sembuh. Hasil swab kelimanya negatif. Virus yang sempat menerornya benar-benar hilang.

“Saya bersyukur bisa sembuh. Intinya kena covid itu tidak enak. Tapi, ini pengalaman berharga,” tukas perempuan yang hobi membuat kue itu.

Meski sembuh, Sienny mengaku indra penciumannya belum normal. Ada beberapa jenis bau yang menyengat sampai rasanya menusuk hingga ke dalam otak.

Selain itu, saat aktivitas padat, badannya lebih cepat Lelah. Ia menyarankan orang yang terpapar agar tidak diam di ruangan ber-AC. Lebih baik ke alam terbuka dan banyak berolahraga.

Tips menarik yang diberikan Siennya yaitu tidak perlu datang ke rumah sakit jika tidak benar-benar parah. Menurutnya, melihat kondisi rumah sakit banyak orang sakit bisa menambah tingkat stres. (*)

 

Sienny Karmana syok berat saat dinyatakan positif Covid-19 pada pertengahan Agustus silam. Langit seolah runtuh menimpanya. Tapi, ibu tiga anak itu berhasil bangkit dan terbebas dari Covid-19.

 

MAULANA SANDIJAYA, Denpasar

SAAT ditemui Jawa Pos Radar Bali, wajah Sienny terlihat segar. Berat badannya juga naik 10 kg dari sebelum terpapar Covid-19.

Sienny begitu semangat menceritakan pengalamannya melawan virus corona selama sebulan, dari pertengahan Agustus hingga pertengahan September.

Wajahnya berseri karena perjuangannya berhasil.

Sienny tak ragu menularkan semangat sembuhnya itu pada pasien Covid-19 lainnya, agar tetap semangat sembuh.

Tidak ada yang tidak mungkin. Menurutnya, tetap semangat dan berpikir positif adalah obat yang sangat mujarab dalam meningkatkan imun tubuh.

“Jangan putus asa, hindari stres, banyak istirahat, olahraga, dan tidak begadang. Imun pasti naik. Itu pengalaman saya,” tutur Sienny.

Pengalaman Sienny, yang cepat membuat imun drop karena pikiran stres. Karena itu, psikis harus benar-benar dijaga. “Sebenarnya kita hanya disuruh berpikir tenang dan istrirahat 14 hari,” imbuhnya.

Sienny mengaku gemas ketika mendengar orang bicara bahwa Covid-19 tidak ada. Menurutnya omongan itu sangat tidak berdasar.

“Covid-19 itu ada, jangan menyepelekan,” tukasnya dengan nada geregetan. Lalu, dari mana Anda terpapar corona?

Sienny menceritakan, dirinya tertular dari rekan kerjanya seorang pengacara. Awalnya teman kerjanya demam seperti gejala orang terserang DBD dan tifus.

Temannya itu sempat muntah, dahaknya lebih kental dua kali dari dahak biasa. Setelah itu, indra penciuman hilang.

Ketika parfum disemprotkan tidak tercium bau apapun. Selain itu napas lebih berat, karena memiliki riwayat asma. Benar saja, setelah tes usap atau swab, teman Sienny dinyatakan positif.

Siennya pun panik. Beberapa hari kemudian, Sienny yang kehilangan indra penciumannya. Selain itu, indra perasanya juga bermasalah.

“Pas makan terasa asin banget, kadang manis banget, pokoknya rasanya tidak enak. Selain tu, saya jalan enam langkah sudah capek. Rasanya seperti orang tenggelam, hidung perih,” terangnya.

Perempuan 43 tahun itu memutuskan tes swab. Apa yang dikhawatirkan terbukti. Sienny positif Covid-19.

Ia langsung karantina mandiri dengan meninggalkan rumah. Maklum, di rumahnya ada bayi. Ia memutuskan menyewa kamar di sebuah apartemen.

Sienny istirahat total dan minum multivitamin. Sempat membaik, Sienny mengecek keberadaan virus di tubuhnya melalu CT-value (cycle threshold value).

CT-value ini digunakan untuk menentukan rendah/tingginya kadar virus SARS-CoV-2 dalam tubuh manusia. Ketika angka CT-value di bawah 35 bisa menginfeksi orang lain. Ketika di atas 35, maka menjadi OTG.

Saat Sienny melakukan tes, angka CT-valuenya mencapai 33. Lumayan baik. Namun, keesokan harinya saat ia memikirkan kondisi anak-anaknya dan kliennya, Sienny kembali drop.

Dari angka CT-value 33 anjlok menjadi 27. Dari sana ia sadar, bahwa obat yang terbaik meningkatkan imun tubuh adalah pikiran.

“Kalau psikis kita oke, imun cepat naiknya. Kita harus yakin dan optimistis, bahwa kita bisa sembuh. Saya bicara dengan diri saya sendiri, saya yakin pasti bisa,” tandasnya.

Selain menenangkan diri, Sienny juga minum vitamin dan jamu herbal. Menurutnya, vitamin dan obat hanya sebagai pendukung.

Yang utama tetaplah membuat diri tidak stres. Dukungan keluarga juga sangat penting. Setelah menjalani perawatan hampir sebulan, Sienny dinyatakan negatif.

Perempuan kelahiran Kediri, Jawa Timur, itu dinyatakan sembuh. Hasil swab kelimanya negatif. Virus yang sempat menerornya benar-benar hilang.

“Saya bersyukur bisa sembuh. Intinya kena covid itu tidak enak. Tapi, ini pengalaman berharga,” tukas perempuan yang hobi membuat kue itu.

Meski sembuh, Sienny mengaku indra penciumannya belum normal. Ada beberapa jenis bau yang menyengat sampai rasanya menusuk hingga ke dalam otak.

Selain itu, saat aktivitas padat, badannya lebih cepat Lelah. Ia menyarankan orang yang terpapar agar tidak diam di ruangan ber-AC. Lebih baik ke alam terbuka dan banyak berolahraga.

Tips menarik yang diberikan Siennya yaitu tidak perlu datang ke rumah sakit jika tidak benar-benar parah. Menurutnya, melihat kondisi rumah sakit banyak orang sakit bisa menambah tingkat stres. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/