DENPASAR – Setelah dipastikan menjadi partai peserta pemilu 2019, Partai Berkarya mulai gencar gerilya ke sejumlah daerah. mjhSalah satunya ke Bali.
Di depan kader, Tomy silih berganti tapi tidak ada kepastian indonesia maju.
Tomy menyinggung utang pemerintah yang menurutnya sudah mencapai Rp 4.700 triliun. Utang itu menjadi beban besar dan pemerintah tidak tahu kapan bisa mengembalikan utang besar dengan bunga 6,7 persen.
“Reformasi hanya dinikmati segelintir orang. Saya tidak anti utang, utang diperlukan untuk membangun.
Tapi, bagi saya berutang itu harus tahu kapan melunasinya. Sekarang ini kami tidak ada kepastian kapan indonesia maju,” tukasnya.
Putra bungsu mantan presiden Soeharto itu kembali menggaungkan sejumlah program era orde baru (orba).
Di antaranya trilogi pembangunan, repelita (rencana pembangunan lima tahun) dan Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Tidak hanya Tomy, pengurus Partai Berkarya Bali dan hadir juga kembali menyanjung nama Soeharto. Baliho atau spanduk yang dipasang bergambar Tomy dan Soeharto.
Sejumlah tamu undangan tak segan mengelukan nama Soeharto. Tomy mengaku memiliki ide untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibentuk koperasi UKM gotong royong.
Koperasi itu mendekatkan produsen dan konsumen, sehingga tidak ada kesenjangan harga. Sebab selama ini petani tidak bisa menjual langsung pada konsumen.
Karena itu harga di petani murah, tapi setelah sampai di konsumen mahal. “Ada dana desa Rp 1,5 miliar dari pemerintah pusat
tapi penggunaannya tidak jelas. Harusnya bisa digunakan untuk pinjaman petani dan usaha kreatif,” paparnya.