31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 9:40 AM WIB

Kalau Menang Ingin Operasi Matanya yang Tak Bisa Melihat

Meski memiliki keterbatasan fisik menyandang tuna netra tak membuat Mahania, 16, patah semangat mewujdukan cita-cita sebagai penyanyi.

Remaja asal Banjar Anyar, Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana, itu kini tengah berjuang di kompetisi Liga Dangdut Indonesia (Lida) yang diadakan salah satu stasiun televisi swasta nasional.

 

MAULANA SANDIJAYA, Denpasar

MAHANIA meminta dukungan masyarakat Bali agar bisa menghadapi persaingan dengan peserta dari 33 wakil provinsi lain seluruh Indonesia.

“Saya minta dukungan, dengan mengirim SMS nanti saat kompetisi sudah berjalan,” pinta gadis yang akrab siapa Nia saat mengunjungi gedung DPRD Bali belum lama ini.

Dukungan masyarakat Bali penting agar dirinya bisa menjadi juara dalam ajang Lida. Nia menuturkan, dirinya ingin menang, sehingga nantinya bisa membiayai operasi matanya.

“Tujuan saya ingin menang buat operasi mata saya,” ujarnya. Menurut ayahnya, Supriadi, mata Mahania masih bisa disembuhkan.

Putri keempat dari empat saudara  pasangan Supriadi dan Naiyah ini mengalami buta sejak kecil. Berbagai usaha dilakukan orang tuanya untuk mengobati putri cantiknya itu namun tidak berhasil.

Apalagi kondisi perekonomian keluarga ini sederhana. Supriadi sehari-hari hanya bekerja membuat bonsai dan membuat bibit tanaman yang dijualnya.

Itupun penghasilan tidak menentu. Namun seiring perkembangan usianya, Nia menunjukkan bakatnya dibidang seni.

Jika ada hajatan dangdut atau ada tetangga yang memutar lagu dangdut di televisi atau radio, Nia suka duduk sambil mendengarkan dengan seksama dan dari bibirnya sambil ikut bernyanyi.

 Demikian juga tangannya kerap bermain seolah memainkan drum. “Kami tidak punya TV atau radio saat itu. Nia saat itu usia 2 atau 3 tahun. Lama kelamaan dia mampu menghafal beberapa lagu,” cerita Supriadi.

Bakat menyanyi Nia tak terbendung. Setelah usianya cukup, kemudian dia sering ikut tampil nyanyi di panggung jika ada yang hajatan atau diundang menyanyi di Gedung Kesenian Jembrana.

Kemudian Nia juga sempat masuk sekolah luar biasa beberapa bulan. Undangan menyanyi dari panggung ke panggung semakin ramai.

“Semangatnya selalu membara ketika diminta menyanyi. Saat ikut berbagai perlombaan dan sering meraih juara 1,” ungkap Supriadi.

Supriadi mengatakan putrinya itu sangat lugu dan rajin. Sehari-hari jika tidak menyanyi, dia membantunya membuat bibit tanaman di halaman rumah.

Selain itu juga taat beribadah. Selain ingin menjadi Duta Bali dalam kancah musik dangdut, Mahania juga ingin mengharumkan nama Jembrana.

Perjalanan Nia untuk sampai ke Jakarta tidak mudah. Audisi pada 29 Oktober 2017 lalu di Denpasar saat itu bersaing dengan peserta 200 orang dari seluruh Bali.

Setelah menunggu hasil dan pengumuman di Indosiar ternyata Mahania masuk nominasi 5 besar sebagai Duta Bali. Dimana 2 orang dari Jembrana, Mahania dan Irwan Hidayat dari Loloan Timur, Jembrana.

Sedangkan 3 lainnya dari Denpasar. Setelah terpilihnya lima peserta terbaik, mereka akan melanjutkan kompetisi di Jakarta dan tampil on air dalam program konser nominasi untuk mencari juara provinsi melalui polling SMS.

Satu peserta terbaik tiap provinsi berhak melaju ke putaran final dan bertemu dengan seluruh juara provinsi lainnya.

“Saya berharap putri saya lolos. Kami ingin cita-cita mulianya terwujud. Dia ingin operasi mata. Kami mohon dukungannya,” pungkas Supriadi haru.

 

Meski memiliki keterbatasan fisik menyandang tuna netra tak membuat Mahania, 16, patah semangat mewujdukan cita-cita sebagai penyanyi.

Remaja asal Banjar Anyar, Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana, itu kini tengah berjuang di kompetisi Liga Dangdut Indonesia (Lida) yang diadakan salah satu stasiun televisi swasta nasional.

 

MAULANA SANDIJAYA, Denpasar

MAHANIA meminta dukungan masyarakat Bali agar bisa menghadapi persaingan dengan peserta dari 33 wakil provinsi lain seluruh Indonesia.

“Saya minta dukungan, dengan mengirim SMS nanti saat kompetisi sudah berjalan,” pinta gadis yang akrab siapa Nia saat mengunjungi gedung DPRD Bali belum lama ini.

Dukungan masyarakat Bali penting agar dirinya bisa menjadi juara dalam ajang Lida. Nia menuturkan, dirinya ingin menang, sehingga nantinya bisa membiayai operasi matanya.

“Tujuan saya ingin menang buat operasi mata saya,” ujarnya. Menurut ayahnya, Supriadi, mata Mahania masih bisa disembuhkan.

Putri keempat dari empat saudara  pasangan Supriadi dan Naiyah ini mengalami buta sejak kecil. Berbagai usaha dilakukan orang tuanya untuk mengobati putri cantiknya itu namun tidak berhasil.

Apalagi kondisi perekonomian keluarga ini sederhana. Supriadi sehari-hari hanya bekerja membuat bonsai dan membuat bibit tanaman yang dijualnya.

Itupun penghasilan tidak menentu. Namun seiring perkembangan usianya, Nia menunjukkan bakatnya dibidang seni.

Jika ada hajatan dangdut atau ada tetangga yang memutar lagu dangdut di televisi atau radio, Nia suka duduk sambil mendengarkan dengan seksama dan dari bibirnya sambil ikut bernyanyi.

 Demikian juga tangannya kerap bermain seolah memainkan drum. “Kami tidak punya TV atau radio saat itu. Nia saat itu usia 2 atau 3 tahun. Lama kelamaan dia mampu menghafal beberapa lagu,” cerita Supriadi.

Bakat menyanyi Nia tak terbendung. Setelah usianya cukup, kemudian dia sering ikut tampil nyanyi di panggung jika ada yang hajatan atau diundang menyanyi di Gedung Kesenian Jembrana.

Kemudian Nia juga sempat masuk sekolah luar biasa beberapa bulan. Undangan menyanyi dari panggung ke panggung semakin ramai.

“Semangatnya selalu membara ketika diminta menyanyi. Saat ikut berbagai perlombaan dan sering meraih juara 1,” ungkap Supriadi.

Supriadi mengatakan putrinya itu sangat lugu dan rajin. Sehari-hari jika tidak menyanyi, dia membantunya membuat bibit tanaman di halaman rumah.

Selain itu juga taat beribadah. Selain ingin menjadi Duta Bali dalam kancah musik dangdut, Mahania juga ingin mengharumkan nama Jembrana.

Perjalanan Nia untuk sampai ke Jakarta tidak mudah. Audisi pada 29 Oktober 2017 lalu di Denpasar saat itu bersaing dengan peserta 200 orang dari seluruh Bali.

Setelah menunggu hasil dan pengumuman di Indosiar ternyata Mahania masuk nominasi 5 besar sebagai Duta Bali. Dimana 2 orang dari Jembrana, Mahania dan Irwan Hidayat dari Loloan Timur, Jembrana.

Sedangkan 3 lainnya dari Denpasar. Setelah terpilihnya lima peserta terbaik, mereka akan melanjutkan kompetisi di Jakarta dan tampil on air dalam program konser nominasi untuk mencari juara provinsi melalui polling SMS.

Satu peserta terbaik tiap provinsi berhak melaju ke putaran final dan bertemu dengan seluruh juara provinsi lainnya.

“Saya berharap putri saya lolos. Kami ingin cita-cita mulianya terwujud. Dia ingin operasi mata. Kami mohon dukungannya,” pungkas Supriadi haru.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/