28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:55 PM WIB

Diajak Senang-senang, Dorong Anak Bergerak Aktif Melalui Fun Futsal

Berawal dari kekhawatiran atas minimnya tempat beraktivitas fisik yang aman bagi anak-anak, hingga semakin banyaknya anak-anak yang mulai kecanduan gadget,

tiga pegiat anak asal Depok, Jawa Barat mengajak anak-anak bergerak dengan bermain futsal. Seperti apa?

 

 

WAYAN WIDYANTARA, Denpasar

KAPTEN kecil. Itulah gerakan yang ditawarkan tiga pegiat anak asal Depok untuk mengasah ketrampilan fisik anak-anak.

Sebuah kegiatan yang mendorong anak untuk bergerak sambil melatih kemampuan motoriknya. Kegiatan ini dimulai sejak November 2016.

Gamma, CEO Kapten Kecil menjelaskan, yang paling penting dari kegiatan Kapten Kecil adalah anak-anak diajak untuk bersenang-senang.

Sesuai dengan slogan yang selalu menempel di semua kegiatan Kapten Kecil “we play soccer for fun”, output yang paling utama dari kegiatan Kapten Kecil adalah anak-anak menjadi bahagia.

“Pada dasarnya kita hanya ingin mengajak anak-anak bermain, karena memang untuk anak usia 3-6 tahun, fokus mereka hanya untuk bermain.

Namun, disela-sela permainan, kita juga coba memasukkan materi-materi yang membangun kemampuan motorik mereka,” ungkapnya.

Saat ini Kapten Kecil sudah tersebar di berbagai wilayah. Pada tanggal 24 Februari 2019 kemarin, Kapten Kecil membuka cabang ke-11 nya di Pulau Bali, tepatnya di Renon, Denpasar.

Kapten Kecil Bali ini menjadi cabang Kapten Kecil kedua yang berada di luar Pulau Jawa setelah sebelumnya di tahun 2017 Kapten Kecil membuka cabangnya di Kota Balikpapan.

Mariana, Manajer Kapten Kecil Bali mengatakan, sama dengan Kapten Kecil di lokasi-lokasi lainnya, Kapten Kecil Bali juga mendorong

anak-anak untuk bergerak sambil melatih kemampuan motorik kasarnya yang akan berguna bagi pertumbuhan anak di masa depan.

“Dengan mengikuti kegiatan di Kapten Kecil, anak-anak juga diharapkan dapat menyalurkan energinya secara positif,” ujar Mariana.

Mariana mengatakan, kegiatan anak di Kapten Kecil berfokus pada perkembangan motorik kasar anak, seperti berlari, menendang, melempar, merangkak, melewati rintangan, melompat, dan sebagainya.

“Ada banyak manfaat yang diperoleh anak dengan melatih kemampuan motoriknya. Selain membuat anak semakin sehat dan memiliki fisik yang bugar,

mereka juga menjadi lebih percaya diri, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan meningkatkan kemampuan kognitifnya,” jelasnya.

Kegiatan yang dilaksanakan di Lapangan Bali Futsal, Renon ini dilakukan selama satu jam, satu kali dalam seminggu ini, dikemas dalam iklim permainan futsal yang menyenangkan.

Materi yang diberikan setiap minggunya akan berbeda-beda, dirancang oleh tim pemateri Kapten Kecil.

 “Tidak hanya untuk anak laki-laki, Kapten Kecil diperuntukkan juga untuk anak perempuan dengan usia 3-6 tahun,” jelas Mariana. 

Dengan hadirnya Kapten Kecil di Bali, orang tua memiliki alternatif pilihan bermain untuk anak, sehingga anak dapat berolahraga, menjadi sehat, sambil mengembangkan aspek-aspek yang penting dalam pertumbuhannya, di usia emas mereka.

“Di Kapten Kecil, anak-anak dipanggil dengan sebutan “Kapten”, untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan menganggap semua anak sama berpretasinya satu sama lain,” tutupnya. (*)

Berawal dari kekhawatiran atas minimnya tempat beraktivitas fisik yang aman bagi anak-anak, hingga semakin banyaknya anak-anak yang mulai kecanduan gadget,

tiga pegiat anak asal Depok, Jawa Barat mengajak anak-anak bergerak dengan bermain futsal. Seperti apa?

 

 

WAYAN WIDYANTARA, Denpasar

KAPTEN kecil. Itulah gerakan yang ditawarkan tiga pegiat anak asal Depok untuk mengasah ketrampilan fisik anak-anak.

Sebuah kegiatan yang mendorong anak untuk bergerak sambil melatih kemampuan motoriknya. Kegiatan ini dimulai sejak November 2016.

Gamma, CEO Kapten Kecil menjelaskan, yang paling penting dari kegiatan Kapten Kecil adalah anak-anak diajak untuk bersenang-senang.

Sesuai dengan slogan yang selalu menempel di semua kegiatan Kapten Kecil “we play soccer for fun”, output yang paling utama dari kegiatan Kapten Kecil adalah anak-anak menjadi bahagia.

“Pada dasarnya kita hanya ingin mengajak anak-anak bermain, karena memang untuk anak usia 3-6 tahun, fokus mereka hanya untuk bermain.

Namun, disela-sela permainan, kita juga coba memasukkan materi-materi yang membangun kemampuan motorik mereka,” ungkapnya.

Saat ini Kapten Kecil sudah tersebar di berbagai wilayah. Pada tanggal 24 Februari 2019 kemarin, Kapten Kecil membuka cabang ke-11 nya di Pulau Bali, tepatnya di Renon, Denpasar.

Kapten Kecil Bali ini menjadi cabang Kapten Kecil kedua yang berada di luar Pulau Jawa setelah sebelumnya di tahun 2017 Kapten Kecil membuka cabangnya di Kota Balikpapan.

Mariana, Manajer Kapten Kecil Bali mengatakan, sama dengan Kapten Kecil di lokasi-lokasi lainnya, Kapten Kecil Bali juga mendorong

anak-anak untuk bergerak sambil melatih kemampuan motorik kasarnya yang akan berguna bagi pertumbuhan anak di masa depan.

“Dengan mengikuti kegiatan di Kapten Kecil, anak-anak juga diharapkan dapat menyalurkan energinya secara positif,” ujar Mariana.

Mariana mengatakan, kegiatan anak di Kapten Kecil berfokus pada perkembangan motorik kasar anak, seperti berlari, menendang, melempar, merangkak, melewati rintangan, melompat, dan sebagainya.

“Ada banyak manfaat yang diperoleh anak dengan melatih kemampuan motoriknya. Selain membuat anak semakin sehat dan memiliki fisik yang bugar,

mereka juga menjadi lebih percaya diri, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan meningkatkan kemampuan kognitifnya,” jelasnya.

Kegiatan yang dilaksanakan di Lapangan Bali Futsal, Renon ini dilakukan selama satu jam, satu kali dalam seminggu ini, dikemas dalam iklim permainan futsal yang menyenangkan.

Materi yang diberikan setiap minggunya akan berbeda-beda, dirancang oleh tim pemateri Kapten Kecil.

 “Tidak hanya untuk anak laki-laki, Kapten Kecil diperuntukkan juga untuk anak perempuan dengan usia 3-6 tahun,” jelas Mariana. 

Dengan hadirnya Kapten Kecil di Bali, orang tua memiliki alternatif pilihan bermain untuk anak, sehingga anak dapat berolahraga, menjadi sehat, sambil mengembangkan aspek-aspek yang penting dalam pertumbuhannya, di usia emas mereka.

“Di Kapten Kecil, anak-anak dipanggil dengan sebutan “Kapten”, untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan menganggap semua anak sama berpretasinya satu sama lain,” tutupnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/