28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:38 AM WIB

Bali Berjuang Mempertahankan Juara Olimpiade Halal

Ajang Olimpiade Halal 2017 memperebutkan 6 tiket untuk tingkat nasional. Peserta dituntut untuk teliti dalam menjawab soal.

 

JULIADI, Denpasar

SEBANYAK 260 peserta hadir di Restoran Hokben Bali di Jalan Teuku Umar Sabtu, (26/8) kemarin. Para siswa dan siswi bukan diajak untuk demo menyantap makanan halal.

Melainkan para siswa dan siswi SMA/sederajat ditutut ketepatan, ketelitian dan kejelian dalam menjawab soal seputar sertifikasi halal LPPOM MUI secara online..  

Tepat pukul 11.00 olimpiade halal 2017 LPPOM MUI Bali digelar. Peserta yang hadir terdiri dari berbagai sekolah SMA, SMK dan Madrasah Aliyah se-Kota Denpasar.

Menurut direktur LPPOM MUI Provinsi Bali Aji Pamungkas, S.Si, Apt, kegiatan ini dalam rangka sosialisasi dan edukasi halal di kalangan remaja (pelajar).

LPPOM MUI untuk keempat kalinya kembali menggelar kompetisi olimpiade halal 2017 antar SMU/sederajat. Tema yang diusung untuk tahun ini adalah “Mencetak generasi muda loyal produk halal”. 

Ajang Olimpiade halal Nasional yang pertama kali dilakukan di tahun 2014, mengalami peningkatan keikutsertaan peserta yang sangat signifikan dari tahun ke tahun penyelenggaraannya.

Di tahun pertama 2014, olimpiade halal diikuti oleh 2.964 peserta, di tahun 2015 diikuti 3.937 peserta dan tahun 2016 diikuti oleh 7.767 peserta dari seluruh Indonesia.

Ditargetkan di tahun ketiga ini akan diikuti oleh lebih dari 10.000 pelajar. Kemudian diikuti oleh KBRI-KBRI yang berada diluar negeri.

Untuk Olimpiade Halal, soal dan materi yang diujikan itu disiapkan oleh LPPOM MUI. Dengan mengakses ke www.halolppommui.com.

Pendaftaran, pelaksanaan ujian Olimpiade Halal diselenggarakan secara online. Peserta dapat mengikuti ujian langsung dari sekolah, rumah, tempat masing-masing melalui HP, tablet, komputer, atau gadget lainnya yang tersambung secara online. 

Selain itu, agar lebih efektif dan efisien, Olimpiade Halal juga akan dilaksanakan secara terpusat di berbagai pusat keramaian seperti kampus atau gedung pertemuan lainnya, yang dapat diiringi dengan event sosialisasi halal sehingga menjadi lebih tersentral, meriah dan terintegrasi serta menarik.

“Harapan kami dari MUI sendiri dengan adanya ajang Olimpiade ini. Dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai kehalalan. Misalnya mulai dari bahan makanan, proses pengolahan dan alat yang digunakan hingga tahap proses terbitnya logo halal tersebut,” ungkap Aji.

Di sisi lain dikatakan Aji, bagi Provinsi Bali tahun ini merupakan keikutsertaaan yang keempat kalinya. Kendati demikian jumlah siswa muslim di Bali lebih sedikit dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang mayoritas penduduknya adalah muslim. 

 Namun siswa-siswa utusan Bali telah berhasil meraih berbagi juara di setiap tahun penyelenggaraan Olimpiade Halal.  

Tahun lalu Bali berhasil meraih juara umum Olimpiade Halal bersaing dengan ribuan siswa peserta. Pada tahun ini Olimpiade Halal wilayah Provinsi Bali diikuti lebih dari 260 siswa yang berkompetisi dari 14 sekolah di seluruh Bali.

Menarik lagi olimpiade ini  memperebutkan 6 tiket masuk di ajang olimpiade tingkat nasional di Jakarta. Para juara mendapat paket difasilitasi ke Jakarta untuk melakukan wisata halal.

“Bagi kami LPPOM MUI Provinsi Bali sangat berat karena harus berjuang mempertahankan juara Olimpiade Halal,” ujar Aji.

Sementara salah satu siswa yang berasal dari MA Tawakkal Denpasar Annisa Alya Nabila, 17 mengatakan dia sudah dua kali mengikuti Olimpiade Halal MUI.

Pertama kali karena baru mengikuti dedekkan, karena mengikuti ujian dengan mengakses internet. Namun dengan melihat buku pedoman panduan yang diberikan LPPOM MUI akhirnya dapat terlewatkan.

Manfaat yang dapat dipetik dalam olimpiade halal MUI ini. “Saya dapat memperoleh pengetahuan mengenai halal. Kemudian mengetahui apa saja produk makanan halal yang sudah bersertifikasi dari MUI tersebut,” kata Alya. 

Ajang Olimpiade Halal 2017 memperebutkan 6 tiket untuk tingkat nasional. Peserta dituntut untuk teliti dalam menjawab soal.

 

JULIADI, Denpasar

SEBANYAK 260 peserta hadir di Restoran Hokben Bali di Jalan Teuku Umar Sabtu, (26/8) kemarin. Para siswa dan siswi bukan diajak untuk demo menyantap makanan halal.

Melainkan para siswa dan siswi SMA/sederajat ditutut ketepatan, ketelitian dan kejelian dalam menjawab soal seputar sertifikasi halal LPPOM MUI secara online..  

Tepat pukul 11.00 olimpiade halal 2017 LPPOM MUI Bali digelar. Peserta yang hadir terdiri dari berbagai sekolah SMA, SMK dan Madrasah Aliyah se-Kota Denpasar.

Menurut direktur LPPOM MUI Provinsi Bali Aji Pamungkas, S.Si, Apt, kegiatan ini dalam rangka sosialisasi dan edukasi halal di kalangan remaja (pelajar).

LPPOM MUI untuk keempat kalinya kembali menggelar kompetisi olimpiade halal 2017 antar SMU/sederajat. Tema yang diusung untuk tahun ini adalah “Mencetak generasi muda loyal produk halal”. 

Ajang Olimpiade halal Nasional yang pertama kali dilakukan di tahun 2014, mengalami peningkatan keikutsertaan peserta yang sangat signifikan dari tahun ke tahun penyelenggaraannya.

Di tahun pertama 2014, olimpiade halal diikuti oleh 2.964 peserta, di tahun 2015 diikuti 3.937 peserta dan tahun 2016 diikuti oleh 7.767 peserta dari seluruh Indonesia.

Ditargetkan di tahun ketiga ini akan diikuti oleh lebih dari 10.000 pelajar. Kemudian diikuti oleh KBRI-KBRI yang berada diluar negeri.

Untuk Olimpiade Halal, soal dan materi yang diujikan itu disiapkan oleh LPPOM MUI. Dengan mengakses ke www.halolppommui.com.

Pendaftaran, pelaksanaan ujian Olimpiade Halal diselenggarakan secara online. Peserta dapat mengikuti ujian langsung dari sekolah, rumah, tempat masing-masing melalui HP, tablet, komputer, atau gadget lainnya yang tersambung secara online. 

Selain itu, agar lebih efektif dan efisien, Olimpiade Halal juga akan dilaksanakan secara terpusat di berbagai pusat keramaian seperti kampus atau gedung pertemuan lainnya, yang dapat diiringi dengan event sosialisasi halal sehingga menjadi lebih tersentral, meriah dan terintegrasi serta menarik.

“Harapan kami dari MUI sendiri dengan adanya ajang Olimpiade ini. Dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai kehalalan. Misalnya mulai dari bahan makanan, proses pengolahan dan alat yang digunakan hingga tahap proses terbitnya logo halal tersebut,” ungkap Aji.

Di sisi lain dikatakan Aji, bagi Provinsi Bali tahun ini merupakan keikutsertaaan yang keempat kalinya. Kendati demikian jumlah siswa muslim di Bali lebih sedikit dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang mayoritas penduduknya adalah muslim. 

 Namun siswa-siswa utusan Bali telah berhasil meraih berbagi juara di setiap tahun penyelenggaraan Olimpiade Halal.  

Tahun lalu Bali berhasil meraih juara umum Olimpiade Halal bersaing dengan ribuan siswa peserta. Pada tahun ini Olimpiade Halal wilayah Provinsi Bali diikuti lebih dari 260 siswa yang berkompetisi dari 14 sekolah di seluruh Bali.

Menarik lagi olimpiade ini  memperebutkan 6 tiket masuk di ajang olimpiade tingkat nasional di Jakarta. Para juara mendapat paket difasilitasi ke Jakarta untuk melakukan wisata halal.

“Bagi kami LPPOM MUI Provinsi Bali sangat berat karena harus berjuang mempertahankan juara Olimpiade Halal,” ujar Aji.

Sementara salah satu siswa yang berasal dari MA Tawakkal Denpasar Annisa Alya Nabila, 17 mengatakan dia sudah dua kali mengikuti Olimpiade Halal MUI.

Pertama kali karena baru mengikuti dedekkan, karena mengikuti ujian dengan mengakses internet. Namun dengan melihat buku pedoman panduan yang diberikan LPPOM MUI akhirnya dapat terlewatkan.

Manfaat yang dapat dipetik dalam olimpiade halal MUI ini. “Saya dapat memperoleh pengetahuan mengenai halal. Kemudian mengetahui apa saja produk makanan halal yang sudah bersertifikasi dari MUI tersebut,” kata Alya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/