29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:08 AM WIB

Hanya Bermodal Rp 5 Juta, Ciptakan Alat untuk Bayi Penyakit Kuning

Sosok perawat satu ini tak begitu dikenal namanya. Namun berkat idenya menciptakan alat foto terapi ganda modifikasi untuk penyembuhan

bayi dengan penyakit kuning dengan modal Rp 5 juta. Nama  Made Dwi Wira Adi Antari pun kian terkenal se antero nusantara.

 

 

JULIADI, Denpasar

DENGAN wajah semringah, perempuan berusia 30 tahun ini mempraktekkan dan menjelaskan cara kerja alat yang diciptakannya.

Alat tersebut dinamai foto terapi ganda modifikasi. Antari menciptakan alat tersebut sejak sebulan yang lalu dan memperoleh

penghargaan sebagai pemenang juara lomba Klinikal Servis dari Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, Persi Award 2017.

Antari adalah seorang perawat bayi di ruangan cempaka RS Sanglah. Melihat beberapa kasus bayi dengan penyakit kuning yang dirawat di RS Sanglah, muncul ide untuk menciptakan alat foto terapi ganda modifikasi.

“Kebetulan juga sih di RS Sanglah belum ada alat foto terapi ganda, hanya ada alat foto terapi tunggal. Ya, saya coba saja tuangkan ide ke dalam karya tulis ilmiah.

Sehingga berhasil saya ciptakan alat tersebut,” ucap Antari sambil memperagakan alat yang diciptakannya itu.

Menurutnya, untuk menciptakan alat foto terapi ganda modifikasi membutuhkan waktu satu bulan. Bahkan, dia menggunakan bahan seadanya dan bermodal uang Rp 5 juta.

Bahan seperti boks untuk bayi dari akrilit, besi, aluminium, kabel, cok dan lampu sinar biru. Dia tertarik membuat foto terapi ganda

karena terjadi masalah ketika bayi dengan penyakit kuning derajat bilirubin tinggi yakni diatas 15 mg persen, dia tangani.

Karena RS Sanglah hanya mempunyai foto terapi tunggal, sedangkan foto terapi tunggal digunakan untuk bayi dengan penyakit kuning derajat bilirubin kurang dari 15 mg persen.

Maka setiap ada pasien bayi dengan derajat bilirubin tinggi, harus menggunakan dua alat foto terapi tunggal yang disejajarkan.

Kemudian penyinarannya alat foto terapi tunggal pun tidak sempurna, tidak fokus dan bias. Bahkan hari rawat bayi butuh waktu lama untuk proses penyembuhan bayi penyakit kuning.

“Foto terapi memang sebuah alat yang digunakan khusus bayi pada penyakit kuning,” jelasnya sambil melanjutkan cara kerja alat foto terapi ganda modifikasi.

Antari mengatakan, boks bayi dimodifikasi dengan memberikan sentuhan dua lampu sinar biru yang berada diatas dan bawah.

Lampu disesuaikan dengan standarisasi dan sudah dikalibrasi. Yang membedakan antara foto terapi tunggal dan ganda modifikasi pada lampu dan fokus  penyinarannya.

Keunggulan foto terapi ganda modifikasi lebih fokus penyinarannya karena menggunakan dua lampu sinar biru dibandingkan dengan foto terapi tunggal.

Jika ada pasien bayi penyakit kuning dengan derajat bilirubin kurang dari 15 mg persen, maka alat foto
terapi ganda modifikasi dapat digunakan.

Sebaliknya bayi penyakit kuning dengan derajat bilirubin tingga yakni 15 mg persen, foto terapi ganda modifikasi masih dapat digunakan.

Sedangkan untuk foto terapi tunggal hanya mampu digunakan pada bayi dengan penyakit kuning dengan derajat bilirubin dibawah 15 mg persen.

“Foto terapi ganda modifikasi memiliki dua fungsi dapat sebagai foto terapi tunggal dan ganda,” ujar perempuan asal Klungkung ini.

Dituturkannya kembali, perubahan signifikan terjadi pada bayi dengan menggunakan alat foto terapi ganda modifikasi yakni penurunan derajat bilirubin.

Menggunakan alat foto terapi ganda modifikasi bayi penyakit kuning cukup membutuhkan waktu 3×24 jam. Sementara dengan foto terapi tunggal membutuhkan waktu 5×24 bahkan lebih.

“Saat ini ada satu buah unit foto terapi ganda modifikasi yang sudah kami ciptakan. Untuk harga alat foto terapi ganda modifikasi yang kami ciptakan sebesar Rp 5 juta.

Sementara harga alat foto terapi tunggal mencapai puluhan juta rupiah. Terlebih lagi jika alat foto terapi ganda yang dikeluarkan pabrikan kesehatan harganya mencapai ratusan juta rupiah,” ungkap Antari.

Lebih lanjut Antari mengatakan, alat foto terapi ganda modifikasi sudah digunakan oleh 30 pasien bayi penyakit kuning.

“Harapan ke depan mudah-mudahan alat tersebut dapat dikembangkan dan
diperbanyak oleh pihak rumah sakit,” ungkap perempuan yang tinggal di Monang-Maning Denpasar ini.

Sosok perawat satu ini tak begitu dikenal namanya. Namun berkat idenya menciptakan alat foto terapi ganda modifikasi untuk penyembuhan

bayi dengan penyakit kuning dengan modal Rp 5 juta. Nama  Made Dwi Wira Adi Antari pun kian terkenal se antero nusantara.

 

 

JULIADI, Denpasar

DENGAN wajah semringah, perempuan berusia 30 tahun ini mempraktekkan dan menjelaskan cara kerja alat yang diciptakannya.

Alat tersebut dinamai foto terapi ganda modifikasi. Antari menciptakan alat tersebut sejak sebulan yang lalu dan memperoleh

penghargaan sebagai pemenang juara lomba Klinikal Servis dari Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, Persi Award 2017.

Antari adalah seorang perawat bayi di ruangan cempaka RS Sanglah. Melihat beberapa kasus bayi dengan penyakit kuning yang dirawat di RS Sanglah, muncul ide untuk menciptakan alat foto terapi ganda modifikasi.

“Kebetulan juga sih di RS Sanglah belum ada alat foto terapi ganda, hanya ada alat foto terapi tunggal. Ya, saya coba saja tuangkan ide ke dalam karya tulis ilmiah.

Sehingga berhasil saya ciptakan alat tersebut,” ucap Antari sambil memperagakan alat yang diciptakannya itu.

Menurutnya, untuk menciptakan alat foto terapi ganda modifikasi membutuhkan waktu satu bulan. Bahkan, dia menggunakan bahan seadanya dan bermodal uang Rp 5 juta.

Bahan seperti boks untuk bayi dari akrilit, besi, aluminium, kabel, cok dan lampu sinar biru. Dia tertarik membuat foto terapi ganda

karena terjadi masalah ketika bayi dengan penyakit kuning derajat bilirubin tinggi yakni diatas 15 mg persen, dia tangani.

Karena RS Sanglah hanya mempunyai foto terapi tunggal, sedangkan foto terapi tunggal digunakan untuk bayi dengan penyakit kuning derajat bilirubin kurang dari 15 mg persen.

Maka setiap ada pasien bayi dengan derajat bilirubin tinggi, harus menggunakan dua alat foto terapi tunggal yang disejajarkan.

Kemudian penyinarannya alat foto terapi tunggal pun tidak sempurna, tidak fokus dan bias. Bahkan hari rawat bayi butuh waktu lama untuk proses penyembuhan bayi penyakit kuning.

“Foto terapi memang sebuah alat yang digunakan khusus bayi pada penyakit kuning,” jelasnya sambil melanjutkan cara kerja alat foto terapi ganda modifikasi.

Antari mengatakan, boks bayi dimodifikasi dengan memberikan sentuhan dua lampu sinar biru yang berada diatas dan bawah.

Lampu disesuaikan dengan standarisasi dan sudah dikalibrasi. Yang membedakan antara foto terapi tunggal dan ganda modifikasi pada lampu dan fokus  penyinarannya.

Keunggulan foto terapi ganda modifikasi lebih fokus penyinarannya karena menggunakan dua lampu sinar biru dibandingkan dengan foto terapi tunggal.

Jika ada pasien bayi penyakit kuning dengan derajat bilirubin kurang dari 15 mg persen, maka alat foto
terapi ganda modifikasi dapat digunakan.

Sebaliknya bayi penyakit kuning dengan derajat bilirubin tingga yakni 15 mg persen, foto terapi ganda modifikasi masih dapat digunakan.

Sedangkan untuk foto terapi tunggal hanya mampu digunakan pada bayi dengan penyakit kuning dengan derajat bilirubin dibawah 15 mg persen.

“Foto terapi ganda modifikasi memiliki dua fungsi dapat sebagai foto terapi tunggal dan ganda,” ujar perempuan asal Klungkung ini.

Dituturkannya kembali, perubahan signifikan terjadi pada bayi dengan menggunakan alat foto terapi ganda modifikasi yakni penurunan derajat bilirubin.

Menggunakan alat foto terapi ganda modifikasi bayi penyakit kuning cukup membutuhkan waktu 3×24 jam. Sementara dengan foto terapi tunggal membutuhkan waktu 5×24 bahkan lebih.

“Saat ini ada satu buah unit foto terapi ganda modifikasi yang sudah kami ciptakan. Untuk harga alat foto terapi ganda modifikasi yang kami ciptakan sebesar Rp 5 juta.

Sementara harga alat foto terapi tunggal mencapai puluhan juta rupiah. Terlebih lagi jika alat foto terapi ganda yang dikeluarkan pabrikan kesehatan harganya mencapai ratusan juta rupiah,” ungkap Antari.

Lebih lanjut Antari mengatakan, alat foto terapi ganda modifikasi sudah digunakan oleh 30 pasien bayi penyakit kuning.

“Harapan ke depan mudah-mudahan alat tersebut dapat dikembangkan dan
diperbanyak oleh pihak rumah sakit,” ungkap perempuan yang tinggal di Monang-Maning Denpasar ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/