31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:00 AM WIB

Pemilih Golput Naik 831.563, KPU Klaim Termasuk Tinggi di Indonesia

DENPASAR – KPU Bali dipastikan gagal memenuhi target partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2018.

Tak hanya gagal mencapai target nasional 77,5 persen, di akhir masa jabatannya Ketua KPUD Bali I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi harus menelan pil pahit lantaran gairah masyarakat Bali nyoblos menurun dibanding gelaran Pilgub Bali 2013 silam.

Dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 2.982.201 pemilih yang tersebar di 6.296 tempat pemungutan suara (TPS), total pemilih yang menyalurkan hak suaranya hanya 2.102.726 orang.

Berdasar rincian jumlah pemilih per TPS, terdapat 831.563 pemilih yang golput alias tidak memilih dan 47.912 suara tidak sah.

Total golput plus suara tidak sah ini mencapai 879.475. Hanya selisih 11.695 suara dari perolehan paslon nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra- I Ketut Sudikerta, yakni 891.170 atau 42,38 persen.

Pasangan calon nomor urut 1, Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati meraih 1.211.556 atau 57,62 persen.

Meski target nasional partisipasi pemilih sebesar 77,5 persen tidak tercapai, Raka Sandi menyebut angka itu termasuk tinggi dibanding provinsi lain.

“Berdasar hasil hitung cepat KPU Pusat 72,09 persen (Pilgub Bali 2018, red). Bagi kami itu sudah angka partisipasi yang tinggi. Dulu (Pilgub Bali 2013, red) angka partisipasi 74,06 persen,” ujar Raka Sandi.

Menghadapi Pemilu 2019, KPUD Bali terangnya telah merancang program evaluasi yang dibarengi dengan penelitian ilmiah tetang partisipasi pemilih yang anjlok tersebut.

“Sekarang fokus kami adalah menyelenggarakan tahapan. Ada tahapan evaluasi atas penyelenggaraan.  Meski di bawah standar nasional,

yakni 77,5 persen untuk ukuran pilkada provinsi, dibandingkan dengan provinsi Bali, angka partisipasi 72,09 persen tergolong tinggi,” ulangnya.

DENPASAR – KPU Bali dipastikan gagal memenuhi target partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2018.

Tak hanya gagal mencapai target nasional 77,5 persen, di akhir masa jabatannya Ketua KPUD Bali I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi harus menelan pil pahit lantaran gairah masyarakat Bali nyoblos menurun dibanding gelaran Pilgub Bali 2013 silam.

Dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 2.982.201 pemilih yang tersebar di 6.296 tempat pemungutan suara (TPS), total pemilih yang menyalurkan hak suaranya hanya 2.102.726 orang.

Berdasar rincian jumlah pemilih per TPS, terdapat 831.563 pemilih yang golput alias tidak memilih dan 47.912 suara tidak sah.

Total golput plus suara tidak sah ini mencapai 879.475. Hanya selisih 11.695 suara dari perolehan paslon nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra- I Ketut Sudikerta, yakni 891.170 atau 42,38 persen.

Pasangan calon nomor urut 1, Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati meraih 1.211.556 atau 57,62 persen.

Meski target nasional partisipasi pemilih sebesar 77,5 persen tidak tercapai, Raka Sandi menyebut angka itu termasuk tinggi dibanding provinsi lain.

“Berdasar hasil hitung cepat KPU Pusat 72,09 persen (Pilgub Bali 2018, red). Bagi kami itu sudah angka partisipasi yang tinggi. Dulu (Pilgub Bali 2013, red) angka partisipasi 74,06 persen,” ujar Raka Sandi.

Menghadapi Pemilu 2019, KPUD Bali terangnya telah merancang program evaluasi yang dibarengi dengan penelitian ilmiah tetang partisipasi pemilih yang anjlok tersebut.

“Sekarang fokus kami adalah menyelenggarakan tahapan. Ada tahapan evaluasi atas penyelenggaraan.  Meski di bawah standar nasional,

yakni 77,5 persen untuk ukuran pilkada provinsi, dibandingkan dengan provinsi Bali, angka partisipasi 72,09 persen tergolong tinggi,” ulangnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/