Suka duka hubungan beda kota memang rasanya seperti nano-nano: campur aduk. Kebahagian tak sama dengan mereka yang memiliki kekasih dalam satu daerah. Sementara video call tak cukup membunuh rindu.
NI KADEK NOVI FEBRIANI, Denpasar
VIOLITHA, wanita asal Denpasar termenung melihat kalender smartphonenya. Beberapa hari lagi pacarnya berulang tahun.
Tidak afdol rasanya hanya mengucapkan selamat ulang tahun lewat telepon genggam. “Ya, kado ini harus segera terkirim, tidak boleh lewat dari tanggal ultahnya, harus tepat waktu sampai di Kota Atlas,” kata Violitha dalam hati.
Ia dan sang kekasih terpisah jarak 721,5 kilometer. Sedih jelas, karena tidak bisa bertemu raga. Hal yang seperti ini, jasa pengiriman untuk kirim kado, jadi solusi.
Tidak hanya tanggal penting, kalau rindu ingin kasih kado ya harus segera direalisasikan. “Tidak boleh kalau dipendam. Ya rindu dan kasih sayang harus ditunjukinlah,” ujar wanita yang berusia sekitar26 tahun ini.
Membenarkan kacamata batinnya, dia melesat mendatangi jasa kurir. Zaman modern, pengiriman pun bisa cepat. Apalagi sudah ada teknologi.
Proses pengirimannya bisa dicek, salah satunya menggunakan JNE (Jalur Nugraha Ekakurir). Adanya kecanggihan teknologi yang bisa mengawasi dan mengetahui jalur pengiriman barang menjadi nilai plus jasa pengiriman saat ini.
Pemakai jasa tak perlu risau lagi, apalagi takut barangnya tak akan sampai. Jika sampai dengan waktu yang tak sesuai, bisa langsung komplain.
Tidak hanya Violitha yang bergantung dengan jasa kurir. Celo, pria asal Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tinggal di Denpasar sudah hampir 10 tahun selalu menggandalkan jasa kurir untuk mengirimkan barang.
Baru-baru ini dia mengirimkan kado Natal untuk saudara sepupunya yang ada Bekasi. Kali ini, dia memberikan hadiah tas dan sepatu yang dibeli di Bali.
“Adik-adik saya itu masih sekolah. Mereka menodong saya hadiah di media sosial Facebook,” kata Celo.
Bagi Celo sudah menjadi kewajiban memberikan kado kepada keluarganya di kampung karena dirinya sudah bekerja dan memiliki penghasilan.
Meski jauh, menurutnya, rasa kepedulian harus tetap dijaga. Mentang-mentang jauh dan punya uang, tak boleh abai dengan keluarga dan hanya memikirkan diri sendiri.
“Saya sudah sering kirim barang seperti ini. Apalagi kirimnya jauh ya, ke pelosok, makanya mempercayai JNE,” ujarnya.
Lanjutnya, jasa pengiriman ini sudah menjadi bagian hidup manusia. Jasa kurir ini bak pahlawan, menembus jarak-jarak ruang dan waktu untuk menyampaikan barang kita kepada orang dituju dengan selamat.
Mereka rela melawan terik matahari, hujan deras bahkan melewati gonggongan anjing. Demi barang sampai kepada sang pemilik.
Dulu kita mengenal kantor pos, sekarang perkembangan sudah cepat. Jasa pengiriman tumbuh bak jamur di musim hujan.
Ini membuktikan bahwa peradaban di Indonesia sudah mulai menuju kemajuan. Bisa juga melakukan pengiriman barang ke luar negeri , tentunya membantu perekonomian juga.
Celo dan Violitha berharap jasa pengiriman yang ada terus meningkatkan layanan dan harganya tetap terjangkau.
Tapi, ada hal ang lebih penting yakni infrastruktur di Indonesia diperbaiki juga supaya pengiriman barang lebih efektif dan efisien.
“Saya berharap jasa pengiriman juga lebih baik lagi, harga terjangkau. Tentunya dibarengi infrastruktur, pemerintah harus memperbaiki itu jalan-jalan dibenerin. Adanya lampu penerang jalan,” harap Celo. (*)