GIANYAR– Pelatih Bali United, Stefano “Teco” Cugurra mengakui kelengahan timnya di laga kandang, yang seharusnya bisa memetik poin, saat melawan Persikabo 1973. Meskipun begitu, pria kelahiran 25 Juli 1974 silam, di Rio De Jeneiro, Brasil, ini tetap memuji kerja keras anak asuhnya, meskipun berakhir dengan skor 1-2.
Menurut Teco, dalam laga kali ini, sejatinya anak asuhnya bermain bagus di babak pertama. Tidak buruk karena berhasil mencetak gol. Namun, di pertandingan kedua Bali United kebobolan dua gol dan tetap menyerang walau tidak membuahkan gol.
“Kami masih main bagus kita bisa cetak satu gol. Punya beberapa peluang bisa cetak gol. Di babak kedua kami menyerang terus kita terlalu main terbuka. Terus mereka bisa cetak dua gol, sedangkan kami (meskipun) menyerang, tapi kami tidak bisa cetak gol (lagi),” ujar tactician asal Brazil pemilik nama asli Alessandro Stefano Cugurra Rodrigues, usia 48 tahun ini.
Di sisi lain, sebaliknya, Djanur, dari kubu pelatih Persikabo juga menyebut timnya sedang on fire, sedang bermain bagus. Djanur menyatakan bahwa seharusnya Persikabo bisa mencetak gol lebih dari dua gol.
Ini karena pertahanan Bali United terlalu “menganga”, terlalu longgar, dan sangat terbuka. Ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh Dimas Drajad dan kawan-kawan.
Kendati demikian, Djanur mengaku sangat bersyukur dapat mengalahkan Bali United sebagai tim besar yang diisi dengan pemain berkelas. Tak lain tak bukan dikarenakan semangat juang Laskar Padjajaran Maung Kumbang.
Tetapi, selain semangat juang tinggi, kemenangan ini juga lantaran adanya praktik strategi yang tepat di lapangan.
“Menyikapi kemenangan malam ini kami selalu mengajak pemain bersyukur. Bahwa malam hari ini kami diberikan kemenangan kami mengapresiasi karena pemain mematuhi instruksi, dibarengi dengan semangat juang tinggi karena melawan tim besar dan main kelas level 1,” ujarnya. (feb)