28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:29 AM WIB

Kagum dengan Hegemoni Suporter Bali United, Kaget Gubahan Lagu YNWA

Beberapa waktu lalu, Manajemen Bali United yang diwakili oleh CEO Bali United Yabes Tanuri mengunjungi Signal Iduna Park, markas dari Borussia Dortmund.

Manajemen Bali United juga sempat berkunjung ke Belanda untuk melihat secara dekat bagaimana manajerial AZ Alkmaar. Kali ini, perwakilan Dortmund yang mengunjungi Bali United.

 

ALIT BINAWAN, Gianyar

ADA tamu spesial saat pertandingan Bali United menghadapi Kalteng Putra di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Minggu lalu (29/9).

Sosok itu adalah Karl-Heinze Riedle. Mungkin banyak yang tidak mengenal sosok berusia 54 tahun tersebut.

Tapi bagi pecinta Bundesliga, tentu Riedle sudah tidak asing lagi. Bersama Werder Bremen dan Borussia Dortmund, Riedel sudah mencicipi berbagai gelar juara.

Misalnya saja gelar Bundesliga pada musim 87/88 bersama Wender Bremen dan 94/95 dan 95/96 bersama Dortmund.

Gelar klub yang paling prestisius tentu saja menjadi kampiun Liga Champions Eropa bersama Dortmund pada musim 96/97.

Di era tersebut juga menjadi masa keemasan Die Borussen – sebutan Dortmund. Selain menjadi raja di Jerman, Riedle juga malang melintang di berbagai klub seperti Lazio, Liverpool, dan terakhir mengakhiri karir bersama Fulham.

Meski tidak mengantarkan Liverpool meraih gelar juara, tapi Riedle sukses membukukan 60 penampilan dengan 11 gol yang dilesakkannya.

Berkunjung ke Pulau Dewata menjadi yang perdana bagi mantan penyerang kelahiran Weilerim Allgau, Jerman Barat tersebut.

Apalagi kemarin menjadi kunjungan perdananya ke Stadion Kapten I Wayan Dipta. Sekitar pukul 17.00, dia bersama beberapa rekannya terlebih

dahulu mengunjungi Bali United Café sebelum berkeliling stadion bersama CEO Bali United Yabes Tanuri dan sang Owner, Pieter Tanuri.

Sebelum berkeliling stadion, beberapa supporter juga sempat meminta foto dengan Riedle. Bahkan, ada supporter yang membawa jersey lawas Timnas Jerman untuk ditandatangani.

Suporter tersebut diketahui adalah dr. Rian Ananta yang memang pencari tanda tangan pesepakbola atau mantan pesepak bola top dunia.

Rasa kagum terpancar dari wajah pemain yang menjadi bagian dari skuad Jerman ketika menjuarai Piala Dunia 1990 tersebut.

Yang paling diingat tentu chant supporter Bali United yang mirip dengan chant Liverpool, You’ll Never Walk Alone (YNWA).

“Saya benar-benar sangat terkesan dan sedikit kaget dengan chant mereka. Kebetulan anak laki-laki saya adalah fans berat Liverpool. Hahaha. Mungkin anak saya senang jika disini.

Atmosfernya (Stadion Kapten I Wayan Dipta) sangat mengagumkan. Apa yang dilakukan suporter mirip seperti supporter Dortmund. Really good support,” tegasnya.

Tapi, yang paling penting, dia melihat ada perbedaan antara sepakbola di Jerman dengan Indonesia. Yang disukai olehnya tentang sepakbola Indonesia adalah, sepakbola Indonesia mirip dengan American Football.

Entah apa yang diucapkannya itu sebuah pujian atau sarkasme, yang jelas saat pertandingan kemarin kontak fisik cukup banyak terjadi.

“Good game. Verty tuff game. Saya melihat pemain dari kedua tim menunjukkan kemampuan yang hebat. Tapi kalau bisa dibandingkan, sepakbola Indonesia lebih mirip American Football.

Tapi saya sangat menikmatinya dan ini sebuah kejuatan bagi saya. Terutama selama 90 menit supporter berteriak lantang untuk mendukung Bali United. (*)

 

 

Beberapa waktu lalu, Manajemen Bali United yang diwakili oleh CEO Bali United Yabes Tanuri mengunjungi Signal Iduna Park, markas dari Borussia Dortmund.

Manajemen Bali United juga sempat berkunjung ke Belanda untuk melihat secara dekat bagaimana manajerial AZ Alkmaar. Kali ini, perwakilan Dortmund yang mengunjungi Bali United.

 

ALIT BINAWAN, Gianyar

ADA tamu spesial saat pertandingan Bali United menghadapi Kalteng Putra di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Minggu lalu (29/9).

Sosok itu adalah Karl-Heinze Riedle. Mungkin banyak yang tidak mengenal sosok berusia 54 tahun tersebut.

Tapi bagi pecinta Bundesliga, tentu Riedle sudah tidak asing lagi. Bersama Werder Bremen dan Borussia Dortmund, Riedel sudah mencicipi berbagai gelar juara.

Misalnya saja gelar Bundesliga pada musim 87/88 bersama Wender Bremen dan 94/95 dan 95/96 bersama Dortmund.

Gelar klub yang paling prestisius tentu saja menjadi kampiun Liga Champions Eropa bersama Dortmund pada musim 96/97.

Di era tersebut juga menjadi masa keemasan Die Borussen – sebutan Dortmund. Selain menjadi raja di Jerman, Riedle juga malang melintang di berbagai klub seperti Lazio, Liverpool, dan terakhir mengakhiri karir bersama Fulham.

Meski tidak mengantarkan Liverpool meraih gelar juara, tapi Riedle sukses membukukan 60 penampilan dengan 11 gol yang dilesakkannya.

Berkunjung ke Pulau Dewata menjadi yang perdana bagi mantan penyerang kelahiran Weilerim Allgau, Jerman Barat tersebut.

Apalagi kemarin menjadi kunjungan perdananya ke Stadion Kapten I Wayan Dipta. Sekitar pukul 17.00, dia bersama beberapa rekannya terlebih

dahulu mengunjungi Bali United Café sebelum berkeliling stadion bersama CEO Bali United Yabes Tanuri dan sang Owner, Pieter Tanuri.

Sebelum berkeliling stadion, beberapa supporter juga sempat meminta foto dengan Riedle. Bahkan, ada supporter yang membawa jersey lawas Timnas Jerman untuk ditandatangani.

Suporter tersebut diketahui adalah dr. Rian Ananta yang memang pencari tanda tangan pesepakbola atau mantan pesepak bola top dunia.

Rasa kagum terpancar dari wajah pemain yang menjadi bagian dari skuad Jerman ketika menjuarai Piala Dunia 1990 tersebut.

Yang paling diingat tentu chant supporter Bali United yang mirip dengan chant Liverpool, You’ll Never Walk Alone (YNWA).

“Saya benar-benar sangat terkesan dan sedikit kaget dengan chant mereka. Kebetulan anak laki-laki saya adalah fans berat Liverpool. Hahaha. Mungkin anak saya senang jika disini.

Atmosfernya (Stadion Kapten I Wayan Dipta) sangat mengagumkan. Apa yang dilakukan suporter mirip seperti supporter Dortmund. Really good support,” tegasnya.

Tapi, yang paling penting, dia melihat ada perbedaan antara sepakbola di Jerman dengan Indonesia. Yang disukai olehnya tentang sepakbola Indonesia adalah, sepakbola Indonesia mirip dengan American Football.

Entah apa yang diucapkannya itu sebuah pujian atau sarkasme, yang jelas saat pertandingan kemarin kontak fisik cukup banyak terjadi.

“Good game. Verty tuff game. Saya melihat pemain dari kedua tim menunjukkan kemampuan yang hebat. Tapi kalau bisa dibandingkan, sepakbola Indonesia lebih mirip American Football.

Tapi saya sangat menikmatinya dan ini sebuah kejuatan bagi saya. Terutama selama 90 menit supporter berteriak lantang untuk mendukung Bali United. (*)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/