DENPASAR – Minimnya kesempatan pemain lokal Bali berkiprah di klub Bali United mengundang keprihatinan.
Tak kurang seorang Gede Widiade, eks CEO Bhayangkara FC dan Persija berniat membangun klub professional di Bali bekerjasama dengan Pemkab Badung.
Bahkan, pembicaraan antara kedua belah pihak cukup intens, dan kemungkinan segera terealisasi seiring tuntasnya proyek Stadion Internasional Mengwi.
GW – akronim namanya berjanji menampung banyak pemain lokal sebagai representasi nama klub di liga professional tanah air. Berbeda dengan klub professional yang ada sekarang ini.
Rencana itu mencuat lantaran kesempatan bermain pemain lokal di Bali tidak banyak. Saat ini hanya ada Kadek Agung Widyana dan Made Andhika Wijaya yang berkiprah di Liga 1.
Memang masih ada Agus Nova dan Nyoman Sukarja. Namun, cedera berkepanjangan memaksa nama keduanya tidak masuk daftar skuad Bali United di Liga 1.
Di lain sisi nama Kadek Adi Parwa, Junius Bate, dan Putu Pager terpaksa menyingkir di klub Liga 2 di luar Bali. Terkait sindiran GW, CEO Bali United Yabes Tanuri punya jawaban sendiri.
Jawaban Yabes Tanuri hampir sama dengan sebelum-sebelumnya. Dia ingin agar pemain lokal bisa memiliki lebih banyak jam terbang jika dipinjamkan ke klub lain.
Apakah hal tersebut juga menyangkut sosok I Gede Sukadana yang hengkang ke Kalteng Putra? Terkait Nano Sukadana, Yabes tidak mau menjawabnya.
“Intinya begini, kami melakukan pembinaan agar melahirkan lebih banyak pemain asal Bali. Di U-16, 18, dan 20, pemainnya dominan orang Bali.
Ada sekitar 75 persen rata-rata. Bahkan U-20 hampir 90 persen pemain dari Bali – Nusra. Ini semua butuh proses dan tidak mungkin langsung jadi,” tuturnya.